Sepuluh Alasanku untuk Menulis

Oleh : Ainul Mardiah 

Kenapa aku menulis ? Tentu kamu tak akan mengenalku jika aku sama sekali tak pernah mengirimkan beberapa kata untukmu. Tentu kamu tak bisa menyadari keberadaanku di semesta jika tak kau baca satu huruf pun dariku. Mengapa aku menulis? Ini sepuluh alasannya : 

1. "Lakukan jika itu membuatmu Bahagia" 
Di tepi laut, anak-anak bersenang-senang menyantap senja dengan bermain bersama. Pola mereka berbeda. Berteriak, tertawa,bernyanyi namun semuanya menggambarkan kebahagiaan. Aku disini mengamati sambil mengambil ponsel tetapi dengan sengaja tak kubidik kameraku pada mereka. Aku ingin menuai kebahagiaanku sendiri, dengan menulis! 
Menulis untuk kebahagiaan berarti aku menginginkan yang membaca pun ikut merasakan kebahagiaan yang kurasa. Selamat berbahagia! 

2. "Menulis Sebagai Penawar Rindu" 
Saat senja menyapa, lautan-lautan rindu semakin membuncah. Kerinduan yang tak pernah bisa diobati karena tangan tak mampu lagi untuk saling bergenggaman. Aku ini menjadikan tulisan sebagai penawar rindu, agar yang membacanya mampu merasakan rindu yang sama. Aku ingin menulis untuk menceritakan rinduku pada apa yang kini tak bisa kurengkuh oleh kedua tanganku. 

3. "Menulis untuk Menyampaikan Kebaikan" 
Di sudut belahan dunia manapun, tentu banyak penulis-penulis toxic yang membawa efek buruk bagi pembacanya. Pergaulan bebas, penyimpangan agama, akhlak tak terpuji atau tulisan dengan dampak buruk lainnya. Tak berniat berlagak seperti ibu peri, tetapi aku ingin setiap tulisan mampu menuai kebaikan bagi yang membacanya. Tak peduli seberapa kecil kebaikan yang hanya mampu ku goreskan, tetapi kebaikan-kebaikan akan tetap memiliki arti! Mari menulis karena tulisan akan menorehkan kenangan yang abadi. 

4. "Menulis untuk Dikenang" 
Setiap mendengar berita pulangnya seseorang kepada keabadian, maka sebagian orang yang masih tertinggal akan terus mengenangnya. Entah dengan melihat fotonya, mengenang saat-saat bersamanya, atau hanya sekedar mendoakannya. 

Lantas apa yang kupunya agar dikenang? Salah satunya dengan menulis. Jika nanti aku berpindah meninggalkan kefanaan, setidaknya mereka bisa menjengukku pada tulisan-tulisanku, seraya mendoakanku. Itu saja! 

5. "Menulis untuk Memperkenalkan 
Pagi hari di pinggir kota danau laut tawar, kabut tebal masih menyelimuti dinginnya tanah lahirku bersambut aroma kopi gayo yang mampu menghangatkan ingatan tentang suara khas remaja yang mengumpulkan keindahan dalam Didong, kesenian khas Gayo. Atau suara pukulan palu pada biji melinjo yang mampu membangkitkan ekonomi warga dusun kabupaten Pidie. Menulis membuat aku mampu memperkenalkan kearifan lokal daerahku, sehingga aku ingin kau sesekali mengunjungiku, tidakkah kau mau? 

6. "Menulis untuk Menemukan Jati Diri" 
Dengan menulis aku mampu mengenal diriku melalu kata-kata yang kurangkai. Biarlah tulisan ini membantuku untuk sekedar menemukan sukaku terlebih dahulu. Hingga kelak akan kutemukan diriku, sebagai seorang penulis! 

7. "Menulis untuk Menumbuhkan Semangat" 
Tidak ada yang mampu benar-benar memberikan semangat pada seseorang, melainkan dirinya sendiri. Adakalanya kita jatuh, merasa sendiri, dan berputus asa. Menulis mampu membangkitkan alasan untuk kembali semangat berbenah diri. 

8. "Menulis untuk Merekam Jejak" 
Segala hal bisa mudah 'buyar', terlupakan, hampa dan hampa jika tidak didokumentasikan. Ada ingatan yang melekat setiap mengunjungi tulisan-tulisan lama. Tentang perjalanan jejak kehidupan kita : penting untuk ditulis! 

9. "Menulis untuk Mengurai Sedih" 
Siapa yang tidak pernah bersedih? Bahkan mawar sekalipun mampu bersedih ketika dipetik dari tangkainya. Kata-kata tak mampu merasakan kesedihan yang penulisnya tuliskan, namun dia mampu mengurai rasa sedih. Menulislah ketika kau bersedih, tentu kesedihanmu akan terurai menjadi kepingan-kepingan penawar duka. Tunggu apa lagi! 

10. "Menulis untuk Menjadi Penulis" 
Setiap karya yang dimiliki penulis akan selalu dinanti oleh pembacanya. Bagaimana dikatakan sebagai penulis jika tak pernah menulis? Menulis adalah tentang perjalanan hidup seseorang dalam menggapai kebaikan dalam hidupnya : Mari Menulis! 


Bionarasi : 
Ainul Mardiah. Dilahirkan di Aceh Tengah, 1991. "Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya, maka ikatlah dengan tali yang kuat". Kata-kata dari imam syafi'i menjadikan kata penyamangatnya dalam mempelajari literasi. Saat ini penulis bisa dihubungi di Ainuljr363@gmail.com
Share:

5 comments :

  1. πŸ‘πŸ‘πŸ‘πŸ‘

    ReplyDelete
  2. Menuliskan, maka kau akan dikenang

    ReplyDelete
  3. Hai kak.. Jangan lupa mampir di tulisanku "dengan menulis, melalui tulisan, bacalah aku"..πŸ™πŸ˜Š

    ReplyDelete
  4. Hai kak, semoga kita selalu semangat untuk terus berkaryaπŸ’ͺπŸ”₯
    Jangan lupa mampir ke tulisanku yaa😍

    ReplyDelete

Design Prokreatif | Instagram Ruang_Nulis