MEMBANGKITKAN GAIRAH MENULIS



Oleh : Sinta Wulandari

Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Pertama-tama alasan aku menulis karena, aku baru benar-benar memahami bahwa, jika aku tidak menulis, aku tidak akan dapat memahami apa pun dalam kehidupan ini. Sebab selain membaca, ternyata menulis adalah salah satu jalan yang aku temukan untuk memulainya, ya memulai memahami kehidupan ini.

Menulis adalah salah satu alasan dan caraku memecah kesepian. Istilah gilanya ngobrol sama diri sendiri (hehehehe). Dalam menulis, apapun itu bisa ku ceritakan, bisa ku curahkan segala isi hati dan pikiran. Menulis adalah jalan dimana aku bisa berkeluh kesah sesuka hati saat aku tak bisa mengutarakan ucapanku secara lisan.

Seperti dalam buku terbaru-nya Rahasia Top Menulis Much. Khairi mengatakan bahwa, "seorang calon penulis perlu menegaskan alasannya untuk menulis. Sebab itulah yang mendorongnya agar terus menulis." Kata Khairi, dengan mengetahui alasan mengapa ia menulis, seseorang akan termotivasi untuk berlatih menulis.

Oleh karena itu, adapun alasan kedua aku menulis. Apa itu? Dikarenakan menulis itu menjadi  penolong terbaik agar apa pun yang terlintas dalam hati dan pikiranku terus terjaga dengan baik. Mengapa?

Sebab apa yang terlintas, apalagi yang positif dan inspiratif tak selalu datang untuk kedua kalinya. Bahkan kadang, sesuatu yang terlintas itu seperti waktu, tak pernah kembali selamanya. Hanya ada satu yang membuatnya kembali : yaitu dengan menulis.

Selanjutnya alasan ketiga aku menulis, karena aku sangat percaya bahwa pengikat terbaik ilmu pengetahuan dan wawasan. Selain mengamalkan atau meng-aksi-kannya dalam kehidupan nyata adalah menuliskannya.

Karya tulis adalah jembatan yang memperkuat hubungan emosional kita dengan pembaca. Karya tulis ibarat surat cinta yang selalu dihadirkan untuk pembaca. 

Aku selalu terngiang akan kalimat indah dari Bapak Pramoedya Ananta Toer mengatakan:
" Menulislah, apapun, jangan pernah takut tulisanmu tidak dibaca orang lain, yang penting tulis, tulis, dan tulis. Suatu saat nanti pasti akan berguna" 

Kalimat ini yang selalu membuatku kembali bersemangat untuk menulis. Harapanku suatu saat tulisanku bisa menjadi sesuatu yang berguna bagi orang lain.

Kemudian berlanjut ke alasan keempat, menulis adalah caraku mencintai keluargaku. Aku sadar betul bahwa aku takkan mampu memberi semua apa yang mereka mau dan butuhkan. Ya, sebagai ibu rumah tangga dengan segala kewajiban dan juga tanggung jawab dirumah, aku mengakui kelemahan, kekurangan dan keterbatasanku.

Untuk itu, aku sudah mengazamkan bahwa jika kelak aku meninggal mendahului mereka, minimal aku mampu mewariskan untuk mereka hasil karya tulisku. Minimal mereka membaca apa sebetulnya yang selalu terngiang dalam hati dan benakku, apa impianku, apa mimpi juga harapanku untuk mereka.

Walaupun aku bisa dibilang amatir dan juga sudah lama jarang tulis menulis lagi, tapi apa salahnya mencoba memulai kembali ya kan?

Oleh sebab itu alasan kelima aku menulis ini muncul, karena menulis menjadi caraku memanjangkan usiaku. Ya, boleh jadi usia fisikku di dunia ini hanya sebentar, dan tak lama lagi. Karena itu, aku mesti menulis dan menulis. Sebab dengan menulis, usiaku menjadi panjang bahkan mengabadi. Paling tidak untuk diingat oleh anakku hingga kapanpun. Semoga saja begitu.. Aamiin

Semua itu kubaca pada ungkapan seorang penyair terkenal Jose Marti berikut ini :
"Setiap orang setidaknya harus menanam sebatang pohon, memiliki anak dan menulis sebuah buku. Ketiga hal tersebut akan melampaui batas usia penulisnya, memastikan bahwa penulis tetap hidup dalam bentuk yang berbeda."

Next alasan keenam aku menulis juga sebagai ajang latihan bagi diriku supaya bisa menulis dengan Baik. Bagi yang memiliki hobi menulis, mungkin menulis saja nggak cukup, harus bisa belajar menulis dengan baik dan benar sehingga enak dibaca oleh orang lain. Bukankah seorang ahli awalnya juga seorang amatir? 

Alasan aku menulis juga bisa dijadikan sebagai Buku Diari Digital. Banyak sekali pengalaman luar biasa yang sayang kalau nggak dituangkan dalam bentuk tulisan ya kan? Menurutku meng-upload foto di Instagram saja nggak cukup. Kurang nendang! Mungkin dengan memulai menulis aku bisa cerita banyak dan detail. Sebagai manusia tentunya memiliki keterbatasan daya ingat.

Lahirlah alasan ketujuh kenapa aku menulis, yaitu karena aku ingin sesering mungkin menuliskan pengalamanku sedetail mungkin. Jadi aku masih bisa sering baca tulisan-tulisan lamaku. Dan mungkin akan sering juga berakhir dengan ekspresi "eh iya-ya, ada adegan begini sampai begitu saat itu." Hahaha..

Karena Menulis adalah Bagian Hidup. Aku berbicara tentang keseharianku. Entah keseharian sebagai Ibu rumah tangga, yang bisa di pastikan tak lepas dari kegiatan ini; menulis. Entah menulis catatan belanja, merangkum kajian majelis, menuliskan salinan juz amma ke huruf vokal agar anak bisa lebih mudah menghafal Alquran, sampai mengajarkan anak membaca, berhitung, dan belajar menulis dirumah, dan kegiatan lainnya. apapun pasti selalu ada menulis yang menjadi bagian dari pembelajaran itu sendiri.

Sekalipun dalam berinteraksi dengan orang lain di media sosial, karena tanpa disadari membaca dan mengetik pesan sedikit banyak memengaruhi gaya bahasa kita dalam kehidupan sehari-hari. Dan gaya tulisanku sendiri masih kubuat seperti sedang chattingan dengan teman di medsos.

Menulis juga mengasah kecerdasan. Aku pernah nonton video Kevin Hendrawan yang membahas 5 Hobi yang Bikin Cerdas di mana reading dan blogging termasuk didalamnya.  Which is so damn relateable with me. Aku sedang belajar mengelola sebuah Blog pribadi di mana aku ingin belajar banyak hal mulai dari bercerita tentang keseharian juga tidak ada salahnya, hhehe.. 

Aku banyak membaca dari tulisan-tulisan orang mengenai blogging untuk kuterapkan pada blogku. Aku mendapat pelajaran dari sana, namun aku tetap harus terus belajar. Motto hidup : "Dalam hidup kau boleh menyerah, jatuh bahkan menangis, karena kau tahu kelak akan ada saatnya untuk bangkit kembali."

Alasan kesembilan aku menulis karena untuk mengubah sudut pandang. Salah satu goals yang ingin kucapai dengan mengikuti challenge ini adalah saya ingin belajar mengubah sudut pandang dalam berpikir, memandang suatu hal, dan dalam menulis. Terdengar sok ide? Memang. Tapi itulah suatu kebanggaan tersendiri apabila tulisan kita bisa di rasakan dari sudut pandang yang berbeda. Berharap bisa menulis dari sudut pandangnya seekor semut.

Alasan kesepuluh aku menulis mungkin alasan yang paling gila. kenapa? Siapa tahu aku lupa ingatan (kayak difilm-film) terus nggak sengaja baca tulisanku ini. Dan tiba-tiba aku ingat semuanya dalam rekaman otak. Tuh bermanfaat kan buat mengingatkan kembali masa silam. Hahaha..

Jadi ada baiknya kita menulis apapun yang ingin kita tulis saat ini. Tulisan kita memang kalah mentereng dengan orang-orang yang sudah terkenal lebih dahulu, tapi bukan berarti kita tidak bisa melakukan hal yang sama.  Kalau tidak ada orang lain yang membaca, minimal ada satu orang yang pernah membaca tulisanmu, dia adalah dirimu sendiri. 


Tentang Penulis :
Sinta Wulandari, lahir pada 31 tahun silam tanggal 23 Februari 1989 di Temanggung – Jawa Tengah. Sekarang tinggal di Bandung. Ibu rumah tangga yang sedang berusaha membangkitkan gairah menulis. Ibu dari dua orang anak laki-laki. Jejak bisa ditemukan di akun  Instagram @azharifamily.official. Saran dan kritik dibutuhkan, bisa dikirim ke email eronazhari110384@gmail.com

Share:

10 comments :

  1. Maasyaa Allah Tabarakallah.. Terimakasih sudah menginspirasi sekali mam πŸ‘

    ReplyDelete
  2. Kereeeen kakakku zheyeenq ❤️ aku jadi mau belajar menulis seperti kakak, walaupun sudah ada anak 2 tapi masih tetap semangat πŸ˜ŽπŸ‘✍️

    ReplyDelete
  3. Hai kak, semoga kita selalu semangat untuk terus berkaryaπŸ’ͺπŸ”₯
    Jangan lupa mampir ke tulisanku yaa😍

    ReplyDelete
  4. Terimakasih kak sudah menginspirasi πŸ‘πŸ»

    ReplyDelete
  5. Poin demi poin alasannya sangat menyentuh hati. Menulis untuk memperpanjang usia, bisa menjadi warisan untuk anak cucu. Masyaallah suka sekali 😊

    ReplyDelete

Design Prokreatif | Instagram Ruang_Nulis