Menulis, Merayakan dan Mengabadikan Hidup

Oleh: Nurul Fzf


Konon tak ada yang abadi di dunia ini. Semua fana dan binasa, kecuali ketidak abadian itu sendiri.

Tapi aku percaya ada yang abadi, yakni MENULIS.

Ada banyak alasan mengapa menulis jadi kegiatan istimewaku, dibawah ini adalah ulasannya.


1. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.

Benar tak ada yang abadi di dunia ini. Tetapi aku percaya ada yang abadi.

Kebaikan-kebaikan yang kita semai, akan mengantar pada keabadian nilai di mata Tuhan.

Kebajikan-kebajikan yang kita tanam, akan menjadi amal abadi di catatan Allah.

Dan tulisan yang bermanfaat bagi pembacanya  akan mengalirkan pahala tak putus bagi penulisnya.

Catatlah nama penulis-penulis besar yang raganya tak ada lagi namun karyanya masih harum semerbak mewarnai dunia literasi. Diantaranya adalah Buya Hamka, Eyang Habibi dan Eyang Sapardi Djoko Damono.

Raganya tak ada namun karyanya abadi, bukan?


2. Menulis adalah menyihir lewat aksara.

Percaya? Eh, mana ada sihir zaman sekarang kan?

Tapi, bukankah rasa cinta bisa menyihir seseorang berubah menjadi lebih baik atau sebaliknya?

Bukankah tutur kata yang lembut bisa menyihir hati yang batu hingga meleleh?

Bukankah senyum manis yang ikhlas bisa menyihir api yang marah membara?

Aku percaya sebuah tulisan pun punya kekuatan sihir bagi pembacanya.

Aku percaya menulis mampu menyihir penulisnya  menjadi burung yang bisa terbang bebas begitupun pembacanya.


3. Menulis adalah terapi bagi jiwa yang sepi.

Dulu aku tak terlalu mengindahkan efek dari menulis. Aku menulis karena mood sedang baik, menulis karena sedang kedodoran ide, kadang menulis karena ingin saja. Tak ada tujuan khusus.

Tapi setelah mendengar yang terjadi pada Eyang B.J. Habibie sepeninggal ibu Ainun , aku jadi tahu bahwa menulis adalah terapi.

 Pak Habibi  mengalami depresi sepeninggal ibu  Ainun, psikosomatis malignant istilahnya.

Dokter pun memberi 4 saran, dirawat di rumah sakit jiwa, tetap di rumah tapi ada tim dokter,  curhat kepada orang-orang  terdekat, atau terapi dengan menulis.

 Habibie pun memilih menulis, dan dalam waktu 2,5 bulan, jadilah buku berjudul Habibie dan Ainun yang booming hingga difilmkan.

Nah terbukti kan, menulis adalah terapi jiwa dan penyembuh diri.


4. Menulis adalah memperbaiki pemahaman diri


Menulis adalah menggubah untuk mengubah.

 (Buya Hamka)

"Kalau mengumpulkan dan mempertautkan sudah boleh dinamai tulisan, kalau memasukkan pemikiran dan penderitaan kita sendiri itu barang sedikit sudah bernama gubahan," kata Buya Hamka.

Proses menulis  sejatinya menautkan, mengkolaborasikan, dan mengolah dari kumpulan bacaan, pandangan, pendapat, dan pengalaman para alim dan abid maupun pribadi.

Esensi menulis atau menggubah  menurut Buya Hamka tidak berhenti pada proses atau teknis menulisnya, tapi juga tahapan selanjutnya adalah fokus mencapai tujuan dari tulisan yang telah kita buat.

Semua harus fokus pada tujuan.


5. Menulis adalah memutar dan mengabadikan waktu.

Bukankah waktu tak bisa diatur? Tak bisa dihentikan? Bukankah waktu terus berjalan?

Iya. Tapi aku meyakini, kita bisa memutar dan mengabadikan waktu dengan menulis.

Meski tersurat jelas dalam sajaknya Sapardi Djoko Damono yang berjudul Yang Fana Adalah Waktu .

Yang fana adalah waktu. Kita abadi ...

Tetapi dengan menuliskan setiap peristiwa maka waktu pun menjadi abadi.

Diary yang kutulis saat usia SD masih bisa kubaca sekarang. Tulisan itu membawaku kembali pada kenangan masa kecil lengkap dengan segala rasa yang ada. Saat itulah kita bisa memutar waktu sesuka hati, mengabadikan waktu tanpa mengenal nanti.


6. Menulis adalah obat rindu dan patah hati.


Pernah diserang rindu yang bertalu-talu?

Pernah patah hati sampai terasa nyeri  ke palung hati?

Kalau patah hati karena cinta aku ngga pernah, Alhamdulillah. Tapi kalau patah hati karena ditinggalkan lelaki kesayangan, aku pernah.

Empat tahun lalu lelaki tersayang, cinta pertamaku berpulang.

Sejak itu aku merasa patah hati, ada yang tercerabut dari hidupku. Sakit sekali.

Sejak itu aku sering diserang rindu tak kenal waktu.

Menyambangi makamnya saja tak cukup melerai rindu tapi dengan menuliskannya dalam buku perlahan sakit itu terobati. Rindu itu tersampaikan.

Sejak Ayah berpulang hidup adalah perayaan doa dan rindu setiap waktu.

Al Fatihah


7. Menulis adalah proses memerdekakan jiwa dan rasa.

Pernah merasa suntuk, sedih dan sangat tertekan tetapi tidak tahu harus apa dan bagaimana mengungkapkannya?

Aku pernah.

Rasanya menangis salah, tertawa ngga bisa, ingin teriak tapi susah.

Pokoknya serba salah.

Tapi begitu kutuliskan di atas kertas semua emosi yang  ada terlerai perlahan-lahan.

Mungkin menulis tak sampai menjadi solusi masalahnya, tetapi setidaknya melegakan jiwa dan rasa.

Kemerdekaan itu ada ditangan kita, jangan biarkan kita terpenjara oleh perasaan kita sendiri.

Jadilah merdeka seperti laut, tak seorangpun mampu mengatur arah ombaknya kecuali penciptanya.

merdekalah!


8. Menulis adalah melerai airmata dan duka yang tertahan.

Pernah merasa depresi?

Sedih dan depresi ternyata tidak sama. Merasa sedih adalah bagian integral dari depresi.

Sedih adalah emosi manusia normal saat mengalami tekanan atau kekecewaan.

Rasa sedih itu akan berubah menjadi depresi saat terjadi terus menerus. Jika suasana hati yang buruk bertahan lebih dari 2 minggu, maka harus segera berobat ke psikolog.

Depresi inilah yang akan mengubah perilaku, sikap bahkan karakter seseorang.

Pernah dengar kisah Andrea yang membunuh 5 orang anaknya kan? Padahal ia seorang ibu rumah tangga penuh kasih sayang pada kelima anaknya.

Di masa pandemi ini ternyata jumlah pasien depresi bertambah banyak. Bukan hanya para ibu tapi juga para bapak dan anak-anaknya.

Menulis adalah terapi yang disarankan oleh psikolog. Tuliskan  kesedihan itu, luapkan kemarahan dan kekecewaan itu dengan menulis.

Semoga kita semua kuat iman,  jiwa, dan raga menghadapi masa pandemi ini.


9. Menulis adalah menjaga rasa agar asa terjaga.

Pernah kehilangan semangat?

Kehilangan motivasi untuk melakukan sesuatu apalagi untuk berprestasi?

Menuliskan perasaan kecewa, serta sederet luka di jiwa membantu mengembalikan asa yang hilang.

Semangat itu dijemput karena ia tak datang sendiri.


10. Menulis adalah menorehkan sejarah dan menapaki jalan dakwah.

 "Nun, perhatikanlah Al-Qalam dan apa yang dituliskannya."

(QS Al-Qolam :1)

Dalam Qur'an bukan hanya penting untuk Iqra tetapi juga menulis.

Prof Mustafa Azami dalam bukunya yang berjudul Kuttabun Nabi menyebutkan, untuk urusan tulis-menulis, Rasulullah SAW mempunyai 65 sekretaris.

Sepeninggal Rasulullah SAW, para sahabat, tabi'in, dan ulama salafussholih memperkuat dan mengembangkan budaya tulis-menulis dan menjadikannya tradisi kaum Muslim. (www. republika.co.id, Selasa, 24 November 2015, 19:42 WIB).

Sayidina Ali alaihi salam pernah mengatakan, "Tulisan merupakan tali pengikat ilmu pengetahuan."

Tak terbayang bagaimana kita mengenal Al Quran dan hadits yang diwariskan Rasulullah SAW jika tak pernah dituliskan oleh para sahabat sebelumnya.

Maka menulislah.

Rayakan hidup dengan menulis.

Syukuri hidup dengan menulis.

Wariskan kebaikan dengan tulisan bermanfaat.

Semoga apa yang kita tulis memberi manfaat yang kebaikannya mengalir di dunia pun di akhirat, abadi.

Aamiin

 

 

Bionarasi Penulis

Nurul Fzf adalah nama pena Nurul Wahidah yang saat ini aktif sebagai ibu rumah tangga dan  abdi negara di SMPN 1 Kuningan, Jawa Barat.

Novel solo pertamanya, berjudul Di Ujung Rindu (Epigraf, 2018). Ia juga tergabung dalam beberapa komunitas menulis yang menerbitkan karya antologinya diantaranya Dan Aku pun berjilbab (2011), My Wedding Story (2012), The Endless Horror (2019), Aku (2019), Kumpulan Fabel untuk anakku (2020) dan Kumpulan Haiku (2020)

Saat ini ia tinggal bersama keluarga tercintanya di kaki gunung Ciremai. Dapat dihubungi melalui Instagram Nurulfzf dan email nurulwahidahfzf@gmail.com

 

Share:

5 comments :

  1. Menulis adalah menyihir😍 banyak quote nya, saya suka saya suka❤❤

    ReplyDelete
  2. Artikel yang menginspirasi untuk menulis

    ReplyDelete
  3. Terkadang menulis membuat kita enggan karena merasa susah... Tp setelah membaca artikel ini , menjadikan sebuah inspirasi untuk mencoba menulis

    ReplyDelete

Design Prokreatif | Instagram Ruang_Nulis