PELARIANKU BERSAMA AKSARA


Oleh: Ratih Zhy

Aku ingin bercerita mengapa aku lebih memilih pergi bersama aksara dan menjadikan aksara teman dalam pelarianku. Apakah kamu tahu apa yang membuatku menjadikan aksara teman pelarianku? Karena aku nyaman bersamanya, aku bebas berekspresi apapun di depannya dan aku selalu merasa tenang didekatnya. Ada beberapa alasan yang mungkin akan terdengar sangat klise mengapa aku memilih aksara sebagai teman pelarianku dan menurutku ini adalah alasan yang paling masuk akal.

Pertama, karena aku menyukainya
Jika kamu bertanya apa alasan aku memilih aksara, aku akan menjawab karena aku menyukainya. Seperti kamu ketika ditanya kenapa kamu mencintai dia? Kenapa kamu memilih dia? Dan apa alasan kamu menerimanya? Jawabannya karena kamu menyukainya.
Sama seperti kamu yang menyukainya berawal dari kenalan, dekat, nyaman dan mulai menyimpan rasa. Akupun demikian aku menyukai aksara lewat buku, buku yang aku baca membawaku terjebak dalam kata nyaman, semakin sering membaca aku mulai mencoba menggoreskan aksara pada kertas kosong dan ternyata itu membuatku senang dan aku menyukainya

Kedua, tak ada telinga yang mau mendengarkan
Mungkin karena aku adalah seorang introvert jadi gak punya banyak teman untuk bercerita. Ya alasan aku memilih aksara karena tak ada teman yang bisa diajak bercerita, tak ada telinga yang mau mendengarkan. Kata mereka aku tidak asik, terlalu kaku dan malu-malu.
Namun tak apa mereka memandangku seperti itu karena memang faktanya begitu. Tak apa tak ada teman cerita, tak apa tak ada telinga yang mendengarkan karena masih ada aksara dengan kertas dan bolpoinnya yang siap mendengar cerita kita tanpa banyak suara.

Ketiga, tidak percaya pada manusia
Semua ini berawal dari aku yang terlalu mudah untuk percaya sama orang lain. Namun selepas kejadian itu aku menutup diri dari siapapun, tak percaya pada manusia lagi.
Bagiku semua manusia itu paslu, tak bisa di percaya, tidak jujur, dan penuh kepura-puraan. Karena itu aku lebih memilih menuliskan aksara pada kertas yang paling jujur daripada manusia yang penuh kepura-puraan. Meski taka da solusi tapi cukup bagiku hanya didengarkan.

Keempat, selain menenangkan menulis aksara juga menyenangkan
Kamu tahu apa yang aku lakukan ketika aku marah, sedih, senang, kecewa, dan perasaan-perasaan lain yang kerap hadir mewarnai hidup kita. Kamu tahu apa yang aku lakukan? Yang aku lakukan adalah menuangkan perasaan-perasaan itu menjadi rangkaian kata. Sebuah kata yang dirangkai untuk jadi paragraph yang mewakili dirimu, mewakili perasaanmu. 
Bagiku melalui rangkaian kata itu segala sesak yang menjadi duri dari rasa itu perlahan menghilang seiring aku menuangkanya dalam tulisan. Rasa lega dan tenang itu muncul ketika apa yang kita rasakan sudah menjadi huruf-huruf yang terangkai menjadi kata dan kata-kata menjadi paragraph. Rasanya menangangkan juga menyenangkan.

Kelima. sebuah kebebasan
Terkadang lidah kelu ketika bercerita, enggan menyampaikan karena takut menambah beban, menyinggung ataupun melukai hati si pendengar. Terkadang mulut malas berbicara, enggan menyuarakan karena takut diabaikan, disalahkan ataupun diberi omelan.
Begitu tidak nyamannya bercerita, tak bebasnya menyampaikan pada si pendengar. Dan aku menemukan satu kebebasan dimana aku bisa bebas menyuarakan apa yang aku rasa, bebas bercerita tanpa takut menyatkiti orang lain. Caranya adalah dengan menuliskan aksara, karena dengan menulis aku bisa merasakan sebuah kebebasan, bersama aksara aku bebas.

Keenam, aku bisa membuat duniaku sendiri
Ada yang bilang jika kamu tak bisa menemukan dunia yang kamu acari, maka buat saja duniamu sendiri. Disini, dalam dunia menulis bersama aksara aku bisa membuat duniaku sendiri.
Di dunia ini aku bisa membuat scenario hidup yang aku inginkan, membuat cerita dan menjadikanmu tokoh dalam ceritaku, bisa mereka ulang adegan bersamamu ketika aku sedang rindu, serta bisa menentukan sendiri akhir perjalanan hidup kita akan berujung happy ending atau sad ending.

Ketujuh, Me-Time
Sebagian orang pasti menyisihkan waktunya untuk diri sendiri, memberi jeda untuk mengisi tenaga agar kembali memulai Langkah
Masing-masing kita memiliki versi me-timenya sendiri. Ada yang shopping, chilling, reading, eating ataupun writing. Dan aku sala satu yang menggunakan me-timeku untuk bermain bersama aksara. Kalau me-timemu digunakan untuk apa?

Kedelapan, setidaknya dengan aksara aku bisa sedikit bermanfaat
Jika aku berkata aku ingin menyebar manfaat, jadi orang yang bermanfaat dan bermakna terdengar aneh ya?
Pasalnya aku merasa tulisanku masih belum bermakna, berdampak dan memberi manfaat untuk yang membacanya. Aku sendiri kebanyakan menulis untuk meringankan beban sendiri belum bisa meringankan beban orang lain melalui tulisanku. Rasanya aku jau
Setidaknya tulisan kita bisa bermanfaat meski sedikit, meski tulisanku masih tidak enak dibaca, kata-kata yang belum rampung selesai. Setidaknya aku bisa menyumbang karya di dunia yang kelak bisa menjadi manfaat untuk sekitar

Kesembilan, mengaburkan sebuah halu
Kalau dipikir pikir mimpi kita banyak ya? Ingin jadi ini, itu. Ingin kesana, kesitu. Rasanya tak ada habisnya untuk bermimpi.
Tentang mimpi aku jadi teringat sosok yang waktu SMA begitu menginspirasi, ia adalah seorang pemimpi yang dijuluki tukang halu. Ia menulis mimpi-mimpinya pada sebuah kertas dan menempelkannya pada dinding kamar. Teman-teman mengejeknya namun ia tak peduli.
Katanya dengan menuliskannya dengan aksara mimpi kita bisa sedikit lebih cepat untuk menjadi nyata, dengan menuliskannya dapat mengaburkan sebuah halu yang dikatakan temannya, dan ia telah membuktikannya.

Kesepuluh, aku ingin dikenang bumi
Dulu sekali pemikiran ini tak pernah terbesit sedikitpun, mungkin karena aku suka membaca aku jadi ingin menjadi seorang penulis. Entah karena tidak puas dengan cerita yang dibaca, atau karena tidak sesuai dengan ekspektasi. Intinya aku ingin dikenang bumi dengan menjadi seorang penulis, aku ingin abadi dengan karyaku yang tinggal dibumi. 

Tentang Penulis:
Ratih zhy adalah sebuah nama pena dari gadis kelahiran 1999. Panggil saja ia Ratih atau Zhy, Ratih sekarang sedang berkuliah di salah satu Universitas di Jurusan Pendidikan Matematika memasuki semester akhir. Memiliki hobi membaca dan menulis, temukan jejaknya di Instagram @ratihzhy

Share:

Post a Comment

Design Prokreatif | Instagram Ruang_Nulis