Menulis adalah Sebuah Proses

Oleh :  Hetty Sugiarto

 

Segala hal yang dimulai pasti akan ada akhirnya. Begitu pun dengan kehidupanku, kebahagian yang baru di mulai, berakhir dengan pilu. Aku rela dan sangat merelakan, meskipun rasa kehilangan dan kehampaan melanda, dalam kehidupan yang fana.

Aku masih berandai-andai. Seandainya masa lalu itu tak kembali, mungkin air mata ini tak akan berderai mengenangnya, cukuplah tersimpan di hati. Aku tak ingin cerita pada yang lain, kuraih tinta untuk mulai bermain dalam rangkaian aksara yang terjalin.

Kutulis baris demi baris. Inilah alasan pertama aku menulis, untuk bisa menepis rasa pesimis dengan semangat baru yang akan kembali dirintis, menjadi sebuah rangkaian cerita yang manis.

Hari pun berganti. Kutorehkan rangkaian aksara sebagai curahan hati, yang selalu setia layaknya sahabat sejati. Ternyata aku mulai jatuh hati pada indahnya pena yang menari-nari. Sehingga bagiku menulis adalah teman curhat dan sebagai terapi.

Menulis bisa menenangkan kala hati gundah, menulis bagaikan memiliki teman curhat yang setiap saat bisa menjadi pendengar setia.  Tanpa mencela apa yang dituliskan atau pun menghakimi bahwa diri ini salah.

Bahkan bisa menjadi peredam emosi. Saat aku merasa marah, kesal dan kecewa, aku bisa luapkan secara bebas, tetapi dengan menulis menjadikan terapi diri untuk bisa mengontrol emosi dan membuat hati kembali berdamai.

Pada awalnya aku menulis hanya sebatas wadah curhatan yang bisa membuat semua beban menjadi terasa ringan. Menulis telah membuatku masuk dalam dunia yang penuh keragaman, di sana ada kisah kesedihan, ada kegembiraan, kekecewaan, bahkan ada kisah sebuah penghianatan. Kisah suka dan duka telah terangkum dalam rangkaian kata yang kutulis.

Ini baru aku sadari, berawal hanya menulis sebatas kata saja, akhirnya bisa membuat banyak cerita. Dan ternyata menulis dapat  mengembangkan kemampuan diri, karena  sejak awal aku tidak ada rasa keyakinan sama sekali untuk bisa menulis. Semua berawal dari sebuah kebiasaan yang sederhana.

Masa pandemi bagi sebagian  adalah  masa yang membatasi dalam segala hal. Namun, tentu saja tidak semua kegiatan harus berhenti total, nyatanya semua hal bisa juga dilakukan di rumah saja.

Seperti yang kualami, masa karantina telah membatasi ruang gerakku. Berbeda aktivitas dan harus berjauhan dengan orang terkasih, tetapi barawal dari sini lah aku kembali menemukan semangat untuk menulis.

Aku semakin menikmati setiap ayunan pena membuat rangkaian kisah dan cerita. Ternyata baru menyadari, menulis adalah salah satu cara menyalurkan hobi. Hobi yang telah lama terlupakan karena rutinitas pekerjaan.

Awalnya memang terasa sulit untuk menjabarkan sebuah ide yang sudah ada dalam ingatan, bagaimana mencari diksi yang tepat dan alur cerita yang enak dibaca dan mudah dipahami ternyata bukan hal yang mudah bagi pemula seperti diriku.

Namun, dengan semangat untuk bisa menghasilkan sebuah karya yang bermanfaat, setahap demi setahap semua proses dijalani. Dari mengikuti berbagai kelas kepenulisan hingga terus update dalam beberapa event lomba menulis.

Ternyata, sebuah proses  kebiasaan menulis akan mengasah dan mempertajam kemampuan diri sendiri dalam berbahasa tulis.

Akhir-akhir ini aku rajin bikin status, bukan tanpa alasan. Semua event kepenulisan yang aku ikuti hampir memberi tugas setiap harinya. Apakah itu beban?

Awalnya memang iya, betapa semua tugas telah membuat kepalaku nyut-nyutan seperti selogan bintang iklan obat.

Namun, seiring berjalannya waktu, aku sangat menikmatinya. Dan yang lebih penting lagi, kini aku memiliki banyak teman dari berbagai usia dan profesi.

Tentu saja hal ini sangat menyenangkan. Dalam dunia literasi pertemanan penuh dengan saling support dan memberi motivasi.

Ternyata aktivitas menulis dapat memperbanyak teman dan sahabat

Ada kalanya kita susah untuk bisa bercerita kepada orang lain. Rasa malu, karena takut masalah kita diketahui orang lain atau memang sulit untuk menanamkan kepercayaan kepada lawan bicara kita.

Tentu saja, salah satu solusinya dengan menulis. Menulis bisa menyimpan perasaan kita sekalipun yang paling dalam. Tempat menuangkan segala rasa dan keluh kesah apabila sulit mengutarakannya kepada orang lain.

 Kebahagiaan itu sederhana.

Apabila semua beban bisa ringan bahkan terlepas sama sekali, karena semua telah terangkum dalam untaian aksara.

Memang benar, dengan menulis dapat mendatangkan kepuasan batin. Semua terekam dan tercurahkan menjadi tempat segala rasa.

Ada kalanya kita susah untuk bisa bercerita kepada orang lain. Rasa malu, karena takut masalah kita diketahui orang lain atau memang sulit untuk menanamkan kepercayaan kepada lawan bicara kita.

Tentu saja, salah satu solusinya dengan menulis. Menulis bisa menyimpan perasaan kita sekalipun yang paling dalam. Tempat menuangkan segala rasa dan keluh kesah apabila sulit mengutarakannya kepada orang lain.

Kebahagiaan itu sederhana.

Apabila semua beban bisa ringan bahkan terlepas sama sekali, karena semua telah terangkum dalam untaian aksara.

Memang benar, dengan menulis dapat mendatangkan kepuasan batin. Semua terekam dan tercurahkan menjadi tempat segala rasa.

Ada rasa yang membara, berburu dalam deadline. Berkelana dari tugas satu ke tugas dua, begitu seterusnya. Semua harus dijalani sesuai dengan komitmen diri, utuk bisa menyelesaikan tugas dari hari ke hari.

Apakah seorang penulis harus memiliki waktu khusus? Jawabnya tentu saja iya. Apa pun kerjaannya bukankah memang harus dilakukan dengan sungguh-sungguh.

Termasuk menulis, harus mempunyai target pencapaian. Aku belajar hal ini masih merasa terseok-seok, tetapi harus tetap semangat!

Menulis bukan saja memerlukan waktu yang khusus, tetapi konsentrasi juga perlu diasah. Jadi kedisiplinan dalam menulis bisa menjadi kebiasaan baik untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Beragam tulisan yang menjadi jawaban alasan menulis. saat membaca karya teman-teman tentang alasan  menulisnya bisa Menjadi inspirasi juga sebagai bahan ilmu yang bermanfaat tentunya.

Rasanya enggak nyangka bisa sampai pada titik ini. Namun, kesungguhan untuk belajar dan berani memulai pasti akan mengantarkan kita pada tujuan dan cita-cita.

Ketika memulai tantangan ini, bertekad menyelesaikan meskipun masih pemula dan masih harus banyak belajar. Siapa tahu ini adalah langkah awal untuk memiliki kemampuan menulis yang dapat menjadi sebuah prestise dan prestasi untuk karya-karya berikutnya.

oOo

Bekasi, 8 Agustus 2020

 

Hetty S, Menulis adalah sahabat dalam kesepiannya, Berharap aksara yang tarangkai menjadi sebuah kenangan dalam hidupnya.

Jejaknya bisa dilihat di :

            Instagram        : hettyhty


Share:

3 comments :

  1. Sekarang kita sedang berproses.
    Kita nikmati proses ini. 👍

    Tulisan saya:
    Berawal dari Hati

    Mari saling berkunjung.😊

    ReplyDelete
  2. Hai, Kak terus semangat, ya.
    Jangan berhenti melangkah.

    Yuk, mampir di karyaku.

    PERBINCANGAN AKSARA oleh Iis Muala Wati

    ReplyDelete

Design Prokreatif | Instagram Ruang_Nulis