Memahat Aksara, Mengukir Rangkaian Kata Bermakna


     

Oleh : Rina Rahmawati

 

Pada awal perjalananku memberanikan diri menulis, aku hampir tak bisa menemukan alasan yang tepat kenapa aku menulis. Sebab sama halnya seperti ketika ditanya kenapa mencintai sesuatu, jawabannya selalu berakhir pada kalimat "Cinta tak memerlukan alasan". Dan  nyatanya aku mencintai menulis, hingga merasa tak butuh alasan untuk menulis. Cukup karena cinta, maka aku menulis. Dan dengan cinta itu, maka semangatku tumbuh. Namun seiring berjalannya waktu, aku belajar bahwa penting bagi seseorang menemukan alasan atau lebih tepatnya lagi menemukan motivasi kenapa melakukan sesuatu, sebab motivasi itulah nantinya yang akan menjadi salah satu hal yang menguatkan dan membantu bertahan menghadapi apapun yang mungkin saja terjadi pada perjalanan meraih yang dicita-citakan, motivasi juga membuat seseorang memiliki goals yang jelas dan nyata. Dan cinta menjadi alasan pertamaku menulis.

 

Hal lainnya yang memotivasiku menulis adalah karena sebuah kesadaran penuh bahwa aku hanyalah  ciptaan-Nya yang akan rusak, tidak sempurna, tidak kekal abadi, dan akan kembali kepada sang Maha pemilik. Oleh karena itu harus ada yang abadi dari diriku, yang tak boleh pergi seiring jasad dikebumikan dan berakhir menjadi tulang belulang. Apakah itu, tentu saja nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang senantiasa diusahakan dan diperjuangkan dalam kehidupanku. Sekecil apapun itu, ia harus diwariskan untuk terus menerus dilakukan, dari generasi ke generasi. Oleh sebab itu menuliskannya adalah sebuah upaya menjadikannya abadi, tak hilang dimakan waktu. Bukankah Rasul kita Muhamad S.A.W memerintahkan kita selaku umatnya untuk menyampaikan kebenaran meski hanya satu ayat saja. Maka menulis adalah bagian dari ibadahku, bekal kebaikan yang ingin aku bawa hingga saat menghadap-Nya.

 

Setelah aku menulis karena aku cinta menulis, kemudian menulis menjadi salah satu bagian dari ibadahku pada tuhanku. Maka hal lain yang memotivasiku adalah bahwa dengan menulis aku menjadi ada. Dengan menulis aku nyata dan dengan menulis aku berdaya. Buah fikiranku bisa dinikmati orang lain. Mungkin saja ada yang mengecap manis, asam, atau bahkan pahit. Tak menjadi masalah bagiku. Sebab begitulah hukum alamnya. Semua itu tak akan menghalangi aku untuk terus menulis apalagi berhenti menulis. Aku akan menulis dan terus menulis. Sampai menemukan sendiri pembaca yang akan menikmati tulisanku.

 

Mungkin bagi sebagian orang, menulis adalah hal yang sulit, namun bagi sebagian lainnya menulis merupakan kegiatan menyenangkan. Aku menyukai menulis sedari kecil, menulis apa saja yang terlintas dibenakku, terkadang berupa tulisan panjang pengalaman sehari-hari, curahan hati, tak jarang hanya berupa coretan-coretan acak ataupun selintas ide yang seringnya berlalu begitu saja, terlupakan. Namun beruntungnya aku, karena semua itu kutulis, maka ketika tak sengaja membuka buku yang berisi coretan pengalaman dan ide-ide itu, aku seperti diingatkan untuk melakukan sesuatu, atau justru sebaliknya, diingatkan  untuk tidak melakukan sesuatu. Karena mungkin yang kutulis saat itu adalah pengalaman buruk tentang kesalahanku sendiri ataupun kesalahan orang lain padaku.

 

Dengan menulis aku mempunyai alarm pribadi dalam hidup, memiliki pengingat yang tak usang dimakan zaman. Menulis memagariku dari kemungkinan melakukan kesalahan yang sama, atau jatuh di lubang yang sama, atau bahkan melupakan hal penting dalam hidup. Dengan menulis sejatinya aku sedang mengingatkan dan mengajari diriku sendiri untuk selalu jadi pribadi yang lebih baik, dari hari ke hari.

 

Karena apa yang akan terjadi dalam hidup sejatinya adalah rahasia. Maka apa yang kita inginkan dalam hidup pun tak ada yang bisa menjamin apakah akan terwujud atau tidak. Namun dengan menuliskannya, kita telah menggores sebuah niat untuk mewujudkan apa yang kita tulis itu. Dan pada setiap huruf yang tergores ada doa-doa yang melangit, meminta sang Maha memberikan kita kemampuan untuk dapat berjuang mewujudkannya. Aku akan terus menulis, karena setiap kali menulis akan datang hal-hal baru yang sebelumnya hanya mengendap dan bertahta di dalam hati dan pikiranku saja. Maka dengan berani menuliskannya, akan tumbuh pula di dalam diri keberanian untuk bertanggungjawab mewujudkannya.

 

Hal lainnya yang tak kalah penting menjadi motivasiku menulis adalah terkait dengan kewajiban menyuarakan kebenaran. Namun keberanian setiap orang untuk bisa melakukannya tentulah berbeda-beda. Meskipun memiliki argumentasi yang sama dan pandangan yang selaras, tidak semua orang mampu mengaktualisasikannya dalam tindakan yang seragam. Hal tersebut tentu saja dipengaruhi oleh banyak hal, bisa saja karena karakter, kepribadian, keberanian, kemampuan komunikasi yang pastinya tak sama. Ada yang lantang menyuarakan apapun selama ia yakini bahwa itu benar, namun tidak sedikit yang hanya memilih diam dan bersuara di dalam hati saja. Dan diantara keduanya ada pula sebagian yang memilih menyampaikan kebenaran lewat hal-hal kreatif lainnya, mereka mengungkap kebenaran dengan caranya sendiri. Dan aku memilih menulis sebagai bagian dari peneguhan apa yang lantang aku suarakan. Karena selain bahwa kebenaran itu harus disuarakan dengan lantang, kebenaran juga harus ditulis, karena dengan ditulis, ia bisa diwariskan dari generasi ke generasi. Jadi, bagiku menulis adalah jalan lain untuk tidak diam ketika melihat sesuatu yang salah.

 

Dan menulis juga membuatku menemukan hal-hal baru yang unik dan menarik. Menulis membuatku produktif. Karena menulis merupakan kegiatan yang melibatkan banyak kegiatan lainnya, seperti membaca, riset, wawancara, dan banyak lagi kegiatan lainnya yang harus dilakukan untuk menghasilkan sebuah tulisan yang bagus. Dan tentu saja itu selalu membuatku bersemangat. Sama halnya ketika aku menikmati senja, yang selalu nampak indah, meski hanya bisa dinikmati sebentar saja. Entah berapa banyak diantara manusia yang senang menikmatinya. 


Demikian halnya dalam menulis, sebagus dan semenarik apapun tulisan kita, tetap saja kita tak akan bisa memaksa orang lain untuk menyukainya. Karena sejatinya rasa suka, rasa tertarik, rasa kagum dari pembaca akan tumbuh dengan sendirinya seiring waktu juga seiring terus membaiknya hasil tulisan kita melalui proses belajar. Dan tentu saja usaha untuk menjadikan tulisan digemari oleh  sebanyak-banyaknya orang adalah hal yang harus diperjuangkan oleh seorang penulis. Oleh karena itu, menulis bagiku memberikan tantangan tersendiri, sama halnya seperti memperjuangkan hidup, agar berguna bagi orang banyak, maka membuat tulisan yang berguna bagi sebanyak-banyaknya pembaca tentu adalah hal yang sepantasnya selalu dilakukan seorang penulis. Dan aku akan terus belajar dan belajar lagi hingga dapat mewujudkan apa yang pastinya dicita-citakan oleh semua penulis, yaitu menghasilkan tulisan berkualitas yang dibukukan dan menjadi bestseller.

 

Pict : Google

Dan pada akhirnya, semua yang memotivasi aku menulis tentu adalah semangat paling dasar, yang akan terus memantik bara di dadaku. Semangat menulis tentunya adalah semangat yang harus didasari niat tulus ikhlas mengharapkan keridloan-Nya. Proses menulis merupakan proses panjang lahirnya sebuah pemikiran. Berbagai pengalaman pun tentu mengiringi lahirnya sebuah tulisan, baik fiksi ataupun non fiksi. Tak semudah yang dibayangkan. Sebuah tulisan yang dihasilkan dari proses berfikir dan melalui tahapan belajar juga didukung oleh banyaknya pengalaman, tentu akan berbeda hasilnya dengan yang ditulis begitu saja. Tulisan yang matang akan terasa lezat dan nikmat untuk dibaca sampai habis. Dan aku ingin menghasilkan tulisan-tulisan seperti itu. Dan saat ini, aku baru berada dalam tahap awal belajar. Aku akan menikmati prosesnya. Terima kasih @ruangnulis atas kesempatan luar biasa ini. Terima kasih juga karena telah mempertemukan aku dengan komunitas positif yang akan menjadi teman perjalananku hingga menghasilkan tulisan-tulisan berkualitas, layak untuk dinikmati dan menjadi warisan berguna bagi generasi penerusku, semoga. Amiin yaa Raab.

 

Bandung, 05 Agustus 2020

 


 

Tentang Penulis :

Rina Rahmawati, Lahir di Bandung, setahun setelah Galunggung menebar abunya menutupi nabastala nan biru. Berkarir di rumah tangga sebagai istri dan ibu dari 4 malaikat kecil luar biasa. Newbie di dunia literasi sejak November 2019, tetapi namanya telah tercatat di banyak antologi puisi. Kunjungi goresan aksaranya di IG @binar-gemintang.

 

 

Share:

3 comments :

  1. Mantab kak, semangat terus berkarya

    ReplyDelete
  2. Alhamdulillaah .. Terima kasih .. Semoga challenge ini jadi awal yang baik bagi kita semua .. Semangat 💕💕

    ReplyDelete
  3. Masyaallah termantul😍 Hamasah bun

    ReplyDelete

Design Prokreatif | Instagram Ruang_Nulis