Gotchaa! 10 Alasan Ini yang Membuatku Tetap Menulis

Mengobati rindu dan mendapat kepuasan adalah alasan yang paling hebat!

Tantang sepuluh hari yang diadakan Ruang Nulis tidak terasa berat. Mengapa? Karena sebagai seorang penulis memiliki alasan yang banyak kenapa dia terus menulis. Tema yang Ruang Nulis angkat adalah hal yang membuat para penulis mengekspresikan rasa mereka pada tempat yang tepat. 

Ini dia, 10 alasan tetap menulis.

1. Karena Cinta

"Jika sesuatu dimulai karena cinta, jangan pernah mengakhirinya dengan cara yang sama. Namun, berusahalah mempertahankannya dengan cinta sebagai alasan utama." - Sherrly Oktaviani
_________________

Bagi semua orang mencintai adalah fitrah karena cinta merupakan hak mutlak dari Tuhan untuk ciptaannya. Begitu pula dengan jatuh hati pada pekerjaan, kegemaran. Menulis seakan-akan belajar jatuh cinta. Selalu ada alasan, bahkan yang tidak masuk akal sekali pun untuk tetap melakukannya. 

Aku memasuki dunia kepenulisan dan bertahan di dalamnya dengan alasan yang sama.


2. Sebuah Pembelajaran

Menulis adalah hal yang dilakukan setelah kita bisa membaca. Bahkan media untuk membuat ingatan lebih kuat adalah dengan menuliskannya. 

Aku ingat saat menuliskan rangkuman di sekolah dulu. Aneh! Kenapa tidak difotokopi saja, Bu Guru? Nulis setebal itu capai banget. Namun, baru sadar saat sudah praktik, ternyata rangkuman itu berguna saat ujian melanda.

Tulisan itu berguna, bahkan dengan tidak menuliskannya secara gamblang. Pelupa, menulislah agar bisa membuka sesuatu pembelajaran berharga yang ke luar kepala. Itu aku. 

Dengan cinta menulis, aku belajar cara mengingat.


3. Keterikatan

Tentang keterikatan erat antara dunia dan akhirat, Al-Qur'an dimodifikasi dengan tertulis menjadi mushaf. Di dalamnya membahas tentang sedemikian rupa seni kehidupan, salah satunya yaitu wahyu pertama, tentang membaca dan menulis. 

Oleh karenanya, alasan menulis dan tetap melakukannya bukan perintah, tetapi kerikatan hati. *Cieee

Karena cinta aku belajar, kemudian terikat!


4. Penemuan Jati Diri

Apa alasan berikutnya? 
Tentu saja bercengkerama dengan diri. Nyamankah di dunia kepenulisan ini? Apa ada sesuatu hal yang ternyata mengubah hidup, minimal menjadi pribadi lebih baik. 

Mengenal menulis, berarti mengenalkan tulisan yang bisa dibaca orang lain. Saat rangkaian kata itu berbuah jadi realisasi makna, itu yang membuat penulis semakin giat menulis. Menciptakan seni yang diam, tetapi lebih menenteramkan.

Kesekian alasan aku tetap menulis, semuanya berawal dari cinta, kecintaan.


5. Sebagai Pelengkap

Aku gak kuliah!
Seseorang pernah bilang kalau kuliah itu pendidikan minimal jaman sekarang. Setidaknya dengan kuliah, kamu bisa mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang gak rata-rata banget. Kata-kata itu menampar, memotivasi.

Namun, keadaan bertolak belakang dengan keinginan. Rangkaian asa berbalut mimpi itu melambai kian menjauh. Inilah kenyataannya, lulus SMA dengan gaji rata-rata. Namun, seseorang berkata dengan keterampilan lain. Kuantitas dan kualitas sukses itu berbeda setiap manusia, nyamankan dirimu dan rasakan kualitas suksesmu. 

Menulis adalah suksesku. Bukan bangga pada pencapaian, tetapi setelah melakukannya hidup yang terasa kosong, kini penuh. Namun tidak pengap, lengkap.


6. Sebuah Kebutuhan

Kebutuhan juga. Yaps!
Setelah mencari jati diri dan taraf sukses, ternyata menulis merupakan kebutuhan yang wajib dipenuhi. Bahkan untuk beberapa saat berhenti, bukuku penuh. Namun, hanya dinikmati sendiri. 
Begitulah, memang begitu adanya. 

Jangan stop, pause boleh. Agar tidak mengulang film dari awal. 


7. Sebagai Terapi

"Aku nulis sebagai terapi, Kak. Aku punya penyakit yang bisa lebih tenang kalau nulis. Tapi bukan nulis terus, ya."

Curhatan salah satu teman dari grup kepenulisan, waktu pertama kali masuk dunia kertas ini. Sebuah pengalaman baru disambut cerita haru. Dulu ... rasanya gak mungkin! Namun, seiring berjalannya waktu sesuatu yang langka itu dihadapi sendiri. 

Menulis adalah terapi. Bukan hanya terapi penyakit sesuatu, tetapi terapi mengendalikan emosi. Mau itu pikiran dan rasa. Terapi menulis membuat hidup penuh arti, seperti mendapat obat yang tepat dan sembuh lebih cepat. 


8. Pengobat Rindu

Aku memasuki dunia kepenulisan dan bertahan di dalamnya dengan alasan yang sama. Ingat? Yups! Karena cinta. Saat kau mencintai, kau akan tahu bagaimana hakikatnya rindu. Rindu yang menggebu ingin bertemu, bahagia ketika padu, dan berakhir saling rayu. 

Begitulah menulis. Katanya sehari aja gak nulis gak ada gairah. Bahkan saat kita merindukan seseorang (🙈🤭) bisa terobati dengan menulis. Menulis pesan, misalnya. 

Dengan segala kerinduannya, menulis mengobati ketika temu tak menyapa.


9. Kode Sederhana

Ketika temu nantinya akan bertandang, aku ingin kita bisa bersanding. Ekhem! Dengan berlatih menulis kita juga punya kreasi seni yang berbeda. Kode rahasia pun jadi tak biasa. Misal, peribahasa yang orang awam tak mengerti dengan menggali kreasi tulisan kita jadi paham. 

Adakalanya, bincang-bincang hangat dengan teman-teman pun jadi menggunakan kode yang tak biasa. Bukan sandi Morse atau angka yang menggiurkan otak untuk mencerna. Namun, majas personifikasi yang diarahkan. 

Lagi dan lagi, tetap menulis memiliki banyak alasan. 


10. Kepuasaan Diri

Pada akhirnya, semua alasan yang ada hanya untuk kepuasan diri. Dengan cinta terlahir perjuangan untuk bertahan, memberi pelajaran bagi diri juga orang lain. Setelah sebuah keterikatan membentuk simpul mati dengan kenyamanan memberi imaji diri, menutupi kekurangan hingga menjadi sebuah kebutuhan. 

Media menulis sebagai terapi dan pengobat rindu hingga menjadi kode sederhana untuk pengungkapan. Saat semuanya terasa begitu ringan, itulah kepuasan. Apa lagi saat sesuatu yang menurutmu sederhana, tetapi bagi yang lain bermakna. 

Sehingga, sampai kapan pun dan di masa mana pun, sesuatu itu akan terus dilakukan. Menulis. 

Itu dia, 10 alasan tetap menulis ala penulis pemula. Mungkin setiap orang akan memiliki alasab berbeda-beda, tetapi apa pun alasannya mereka selalu punya cara untuk menciptakan sejarah. 

Sukabumi, 7 Agustus 2020
Share:

6 comments :

  1. Hai, Kak Sherrly .... terus semangat, ya.

    Jangan lupa mampir di karyaku.

    Perbincangan Aksara.

    ReplyDelete
  2. Hai kakak tetangga, semangat berkarya terus ya!

    ReplyDelete
  3. Semangat dan sukses utk sll berkarya.

    ReplyDelete
  4. Bagus Kak, terus semangat berkarya😊
    Mampir juga yu ke tulisan saya☺

    ReplyDelete
  5. Hai kak, semoga kita selalu semangat untuk terus berkarya💪🔥
    Jangan lupa mampir ke tulisanku yaa😍

    ReplyDelete

Design Prokreatif | Instagram Ruang_Nulis