Berteman dengan menulis
Disini aku berbagi cerita tentang alasanku untuk mencoba menulis. Jujur pada awalnya aku tidak hobi menulis. Hobiku berfokus pada kegiatan olahraga. Terutama sepakbola, segala hari-hariku tidak lepas dari sepakbola, baik itu dilingkungan rumah maupun sekolah. Obsesi diriku menjadi pemain sepakbola. Namun berjalannya waktu, kebosanan terhadap sepakbola itu timbul. Hal ini selaras dengan pemahamanku bahwasanya dunia ini terlalu sempit hanya dengan sepakbola.
Niatku untuk menulis itu kulakukan karena ingin mencari hal yang baru dalam hidupku. Dan buku karya Parlindungan Marpaung lah yang membulatkan tekadku untuk menulis. Mencari sesuatu hal yang baru adalah alasanku menulis. Memulai hal yang baru memang tidak mudah bagi diriku. Pasang surut niatku untuk menulis juga menyelimuti hari-hari ku kala itu.Walaupun sulit untuk memuainya darimana, tetapi aku terus mencoba dari hal-hal sederhana. Kegiatan sederhana menulis itu selalu kucoba seiring berjalannya hari. Adakalanya aku menulis itu juga sebagai tempat bercerita. Menceritakan segala apa yang terjadi didalam hidupku. Baik itu permasalahan pribadi, keluarga teman dan moment penting didalam hidupku. Bahkan perasaan emosionalku seperti kecewa, sedih, bahagia ikut tersalurkan. Buku diary menjadi tempatku menulis segala sesuatunya Perasaan lega menjadi jaminan diriku bercerita didalam menulis.
Aku menulis karena sebagai teman bercerita. Bernostalgia adalah alasanku menulis selanjutnya. Nostagia tentang apa yang telah pernah ku jalani didalam hidup ini. Ibaratnya catatan menulis sebagai kaleidoskop yang sudah terekam tentang segala hal. Segala hal didalam tulisan membuka kembali kepada perihal yang mungkin sudah terlupakan sama sekali. Bernostalgia juga mengajarkan untuk selalu hidup bersyukur atas segala perjalanan hidup yang telah dijalani didalam balutan tulisan tersebut. Senyum-senyum sendiri, marah tidak tentu, bahkan kadang terdiam adalah bagian hiasan refleks disaat bernostalgia dengan tulisan tersebut. Bernostalgia juga memberikan semangat untuk menjalani hidup lebih baik. Mari bernostalgia dengan menulis.
Aku menulis karena ingin bernostalgia dengan diriku. Kita semua mengenal cinta bukan ?. Cinta adalah sesuatu hal yang semua orang pernah rasakan. Teruntuk untuk generasi muda mengenal cinta adalah hal yang terindah. Seolah semangat untuk menjalani hari-hari. Begadang larut-malam untuk membahas segala hal untuk menjadi jembatan penyatuan dua pribadi yang berbeda. Puncak dari kehadiran cinta yaitu bagaimana cara kita untuk mengungkapkan. Mengungkapkan cinta adalah hal terumit bagi laki-laki, masalahnya kalau tidak diungkapkan, takut ketikung oleh orang lain. Maka dari itu kala bibir tidak mampu mengungkapkan cinta secara langsung, maka menulis adalah cara yang tepat untuk mengungkapkan cinta. Untuk dibaca oleh dia, dia yang selalu dihati.
Aku menulis karena ingin mengungkapkan cinta Ketika semalam kita berbicara cinta, maka kali ini aku akan membahas eksperesi diam dalam diriku. Diam adalah cara terbaikku untuk menyikapi kenyataan yang berbeda untuk kujalani. Diam adalah bentuk perlawanan diriku terhadap apa yang tidak sesuai dengan ku harapkan. Perlawanan tentang segala sesuai yang tidak ku suka, aku salurkan didalam tulisan. Perlawanan dengan tulisan lebih efektif dibanding kita menggunakan kekuatan otot yang dapat merugikan diri kita dan orang lain. Percayalah melawan dengan menulis adalah cara efektif kita mengaktualisasikan kecerdasan emosional dalam hidup. Aku diam, Aku Melawan , Maka itulah Aku menuli. Secara tak sadar menulis memberikan manfaat bagi kita. Terkhusus kemampuan kita berpikir untuk mengingat secara terperinci dalam setiap individu pastilah berbeda.
Menulis membantu kita untuk mencoba menjaga kapasitas pemikiran kita. Semakin bertambah usia, sifat lupa mewarnai kehidupan kita. Namun disaat sifat lupa terjadi pada kondisi yang penting , maka itu akan menjadi boomerang untuk kita sendiri. Maka dari menulis adalah caraku untuk mengatasi hal itu. Menulis merupakan cara sederhana untuk kita mengatasi hal sepele yang bisa saja menjadi masalah dalam hidup kita yaitu sifat lupa. Mari melawan sifat lupa dengan cara menulis !!!! Setiap manusia pasti mengalami kebahagiaan dan kesedihan didalam hidupnya. Disaat bahagia semua orang hadir menjadi saudara kita. Namun ketika disaat kita mengalami kesedihan seolah semuanya hilang. Sebatas kata sajapun tidak terucap. Menulis adalah caraku untuk memotivasi diri sendiri untuk bangkit dari kesedihan yang ku alami. Karena kita tidak boleh larut didalam kesedihan, hidup harus dijalani dengan langkah kita sendiri. Terkadang kita mudah memotivasi orang lain, tetapi kita susah untuk memotivasi diri kita sendiri. Terkadang kita menutup hati nurani yang ingin memberi semangat. Maka dari itu menulis adalah cara terbaik supaya kita bisa memotivasi diri sendiri.
Salah satu hal yang paling unik dari menulis yaitu kita mampu berimajinasi tentang diri kita sendiri. Imajinasi yang menjadi dasar kita untuk melakukan aksi. Berimajinasi tentang apa yang kita inginkan. Imajinasi harapan, cita-cita, progress hidup untuk menjadi yang lebih baik. Imajinasi yang tidak memerlukan kritikan orang lain. Karena hidup itu melangkah dari diri kita sendiri. Terkadang kita berimajinasi secara pura-pura agar keberadaan kita bisa diterima orang lain. Kita tidak mampu menunjukkan diri kita sendiri dan lebih mementingkan perasaan orang lain. Tapi mulai sekarang berhentilah, menjadi diri sendiri itu lebih baik dengan apa yang kita miliki.
Menulislah dan imajinasikan dirimu !!! Setiap manusia pasti tentunya akan mengalami perubahan didalam hidupnya. Baik itu secara jasmani, rohani, psikis, emosional ataupun aspek lainnya. Untuk mengalami perubahan itu tentunya kita harus keluar dari zona nyaman kita. Membuat kita mengalami belajar pengalaman didalam kehidupan. Begitu juga dengan menulis. Menulis adalah salah satu proses pembentukan kehidupan. Pembentukan kehidupan yang tidak secara instan. Namun, proses pembentukan hidup yang memerlukan sebuah pembelajaran. Pembelajaran yang memerlukan usaha tanpa pernah nyerah. Nantinya, itu akan berdampak baik dalam kehidupan kita. Selaras dengan pepatah berkata "Usaha tidak akan pernah mengkhianati hasil". Menulis menjadikan proses kehidupan diri menjadi lebih baik
Duri, 07 Agustus 2020
Tentang Penulis
Hemat Eric Silalahi, lahir di P.Siantar, pada tanggal 04 September 1997. Saat ini masih aktif sebagai mahasiswa di STT HKBP P.Siantar, Fakultas Theologia. Alamat rumah di Jalan Pirmatoba 1, Sebanga, Duri. Menulis merupakan pengalaman terbaru yang menjadikan diri aktif dan percaya diri. Mari menulis untuk diri yang lebih baik.
Mengapa anda tidak mengambil sekolah bola saja
ReplyDeleteApa yang dikatakan Parlindungan Marpaung tersebut sehingga saudara menjadi tertarik untuk menulis
ReplyDeleteMantap dan berlatih lah terus untuk menulis ini akan membantu kita untuk mengembangkan potensi diri kita untuk lebih kreatif dan juga menemukan hal-hal baru, jika anda berminat juga, mengapa tidak mencoba menerbitkan sebuah jurnal?😂
ReplyDeleteSemangat terus
ReplyDeleteMantap
ReplyDeleteBagus dan sangat menarik
ReplyDeleteGood job dek 👍
ReplyDeleteSemangat👍
ReplyDeleteSemangat👍
ReplyDeleteMantap lae
ReplyDelete👍👍
ReplyDeleteUsaha tidak akan pernah menghianati hasil. Eh saya malah galfok pada biodata hehe semangat kak
ReplyDeleteSungguh tulisan yg sangat menggunggah bagi para pembaca nya! Terimakasih bro, tetap menginspirasi!
ReplyDeleteSemangattt kak, keren tulisannya😃💜
ReplyDeleteKeren👍
ReplyDeleteKeren kamu nya bang Hemat 😁😊
ReplyDeleteCuma,dalam penulisan masih ada yang harus diperbaiki.
Misalnya, spasi nya (ada yang tidak pakai spasi setelah tanda baca ".", dan ada spasi sebelum meletakkan tanda ","), kemudian penggunaan huruf kapital nya (ada di tengah kalimat memakai huruf kapital, padahal seharusnya yang digunakan adalah huruf kecil), dan yang terakhir, penggunaan kata yang mubazir (kata "pasti tentunya").
Maaf,ni ye bang.
Semangat terus menulisnya.
Tulisan kamu bagus dan keren.😊
Keren kamu nya bang Hemat 😁😊
ReplyDeleteCuma, dalam penulisan masih ada yang harus diperbaiki.
Misalnya, spasi nya (ada yang tidak pakai spasi setelah tanda baca "." dan ada spasi sebelum meletakkan tanda ","), kemudian penggunaan huruf kapital nya (ada di tengah kalimat memakai huruf kapital, padahal seharusnya yang digunakan adalah huruf kecil), dan yang terakhir, penggunaan kata yang mubazir (kata "pasti tentunya").
Maaf ni ye bang.
Semangat terus menulisnya.
Tulisan kamu bagus dan keren.😊
wahh komatt yg penulisnya ya
ReplyDeleteSemangat kak
ReplyDeleteCukup menarik.. Semangat terus Lae.. salam dari Dumai 🙏
ReplyDeleteMenarik, ohiya semangat terus ya kak :))
ReplyDeleteMenarik kak. Semangat kakak
ReplyDeleteMantap kali ini uwoe
ReplyDeleteBantu share uwoe
Aku senang membaca alasan mu kenapa ingin menulis. Karena dengan menulis memang dapat mengungkapkan isi hati. Tapi aku kurang setuju kalau hobi seseorang itu dapat membosankan. Karena semua orang tentu senang sekali melakukan hobinya.
ReplyDeleteSemangat terus dalam berkarya... 😊
Keren tulisannya kakak 😍
ReplyDeletemantap lang. memotivasi untuk lebih tertarik pada menulis
ReplyDeleteNice
ReplyDelete#ivanbanjarnahor
Mantabb, 🙏🙏😁
ReplyDelete👍👍
ReplyDelete