Tentang Menulis

Oleh : May Nurmiati Ansyar

Menulis adalah jalan panjang yang sunyi namun ingin selalu kutapaki, disana ada rasa damai yang memeluk kesedihan, ada juga jejak kebahagian yang dapat dikenang berulang-ulang. 
Menulis adalah jawaban ketika lisan kehilangan kata namun hati tetap ingin menuai kisahnya.
Jika ada yang bertanya, kenapa ingin menulis?
Aku punya sembilan alasan yang akan aku ceritakan disini.

1. Untuk Berbagi
"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya" (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni)
Meski sedikit, setidaknya ada yang sempat terukir dan kuharap bisa memberi manfaat.
Tak ada yang tau kapan langkah kita akan terhenti. Allah memberi batasan waktu untuk setiap hal, tapi juga memberi banyak kesempatan untuk melakukan kebaikan. 
Menulis adalah jalan kebaikan yang sederhana namun mengagumkan, melalui tulisan kita bisa berbagi banyak hal. Berbagi ilmu, berbagi informasi, berbagi pengalaman hidup juga berbagi cinta, yang mungkin saja bisa menginspirasi dan memotivasi orang lain. Keren kan? 
Aku menulis untuk berbagi 

2. Best Memories
Apapun yang pernah kita mulai pasti akan menapaki jalan selesai. Bab pertemuan akhirnya akan selesai juga dibab perpisahan. Hidup kita akan terus berjalan sampai waktunya harus pulang.
Sebagai manusia biasa yang pelupa dan banyak dosa, rasanya butuh andil jari jemari untuk menorehkan kisah-kisah pilihan, meski masih kaku menciptakan karya setidaknya bisa sedikit menyambung aksara.
Menulis adalah cara lain untuk mengabadikan kenangan. Tulislah semua tawa bahagia, jalan terjal perjuangan dan juga rintik kesedihan, untuk bisa dikenang atau untuk menjadi pembelajaran. Kalau kata kak Sen @senyumsyukur "menulislah, sebelum kamu lupa dan dilupakan" :)
Aku menulis untuk menyimpan kenangan-kenangan terbaik.

3. Ungkapan Rasa.
Coba bayangkan, kalo nama kita ada disebuah karya seseorang. Atau bisa kebayang enggak?, bagaimana raut wajah kedua orang tua kita ketika membaca surat cinta dan penghormatan dari anaknya? Pasti akan menangis haru dan tersentuh.
Kalau kata kids zaman now "pasti bakalan baper" 
Dengan menulis kita bisa mengungkapkan rasa yang tak sempat diucapkan dengan kata, mengutarakan maksud hati sampai ke hati, melepaskan rindu tanpa harus bertemu, sebab aksara mampu menyentuh apa yang tak bisa disentuh raga (hati).
Aku menulis untuk menggungkapkan rasa.

4. Dream of Dream's
Menjadi penulis adalah salah satu dari banyak mimpi yang selalu kusemogakan.
Kenapa?
Karena menulis adalah jalan kebaikan yang juga ditempuh para pengabdi Allah untuk mensyiarkan islam.
Aku bukan orang yang punya banyak wawasan apalagi pemilik ide-ide brilian, aku hanya pemimpi yang ingin menorehkan sedikit kebaikan.
Btw, pernah dengar enggak setiap perbuatan tergantung pada niatnya, kalo niatnya baik insyaa Allah akan menuai kebaikan pula, karena apapun yang kita perbuat akan dimintai pertanggung jawabannya.
Coba baca deh, apa kata Allah azza wa jalla di Qur'an  surah (Az-Zalzala : 6-8)
Kuy perbaiki niat, impian yang baik niatnya juga harus baik, sepakat? Udah sepakat aja. Hehe
Aku menulis untuk menjadi penulis
"Keren kali yah kalau suatu saat nanti bisa punya buku dengan nama sendiri, apalagi sampai menempati rak best seller" ihihi, Aamiin Allahumma Aamiin.

5. Profesi yang romantis.
Ada yang pernah mengagumi seseorang hanya karena membaca tulisannya? Pernah, kan? Aku juga pernah.
Penulis adalah profesi yang romantis.
Sebab tulisan mampu membuat seseorang jatuh cinta bahkan sebelum bertemu pemiliknya. 
Aku lebih suka menyambung aksara daripada harus merangkai kata, menurutku persembahan karya lebih romantis dari pada hanya sekedar bicara.
Introvert problem :)
Aku menulis untuk mempersembahkan karya kepada orang-orang spesial dalam kehidupanku.

6. Ruang Ekspresi
Di dunia ini terlalu banyak sandiwara, harus selalu berpura-pura. Pura-pura tersenyum padalah sedang menangis, pura-pura bahagia padahal sedang sedih, pura-pura tegar padahal sedang rapuh. 
Aku butuh duniaku, aku butuh ruang untuk menemukan diriku, untuk mengekspresikan rasaku, jauh dari keramaian, jauh dari komentar orang, tanpa ada drama, tanpa harus bersandiwara. 
Menulis adalah ruang yang kupilih sebagai tempat curahan hatiku. Di sana aku bisa menangis saat sedang terluka, bisa terpuruk saat sedang rapuh, bisa marah saat sedang kecewa, bisa tertawa saat sedang bahagia. Disana Tak ada yang bisa memaksakan apapun lagi padaku.
Aku menulis untuk mengekspresikan rasa.

7. Menulis untuk belajar.
Menjadi penulis.
Mimpi itu membuatku banyak belajar, bukan hanya harus belajar dunia sastra tapi juga belajar yang lainnya. Belajar disiplin untuk karya yang menginspirasi. Belajar dari pengalaman hidup untuk karya yang memotivasi. Belajar manajemen waktu untuk menyelesaikan karya tepat waktu.
Dalam prosesnya memang tidak mudah, tapi itu bukan alasanku untuk menyerah. Aku baru saja mulai, tidak boleh secepat itu berhenti.
Bukankah setiap karya yang baik selalu ada peluh yang mengusik, setiap mimpi yang terwujud ada usaha yang tak mudah menunduk.
Tapi jangan lupa juga yah, belajar dan berusaha harus selalu didampingi dengan doa :)
Aku menulis untuk belajar

8. Merajut Asa.
Pertama kali mencoba menulis karena ingin meluapkan kekecewaan. Tapi sudahlah, aku tak ingin membahasnya disini.
Dari karya yang tercipta karena rasa kecewa. Aku tantang diriku untuk menulis bukan hanya tentang kecewa tapi untuk merajut asa baru. Karena yang patah harus segera tumbuh. Untuk itu aku mulai belajar KBBI, PUBEI, juga esensi cerita. Mulai gencar berusaha, mencari akun media sosial tentang kepenulisan, mengikuti kelas-kelas menulis (online), iseng mengirim karya, berani mengikuti event, lalu melangkah mengikuti lomba.
Tidak masalah jika belum terpilih atau belum mendapat respon. Kecewa dan sedih pasti ada, tapi itu kujadikan sebagai bahan bakar untuk mengobarkan ambisiku.
Aku menulis untuk merajut asa

9. Banyak menulis, banyak teman, banyak rezeki
Lorong literasi yang baru saja kutapaki, ternyata tidak sesunyi yang kukira. Semakin kutelusuri jalannya semakin gemuruh sesuasannya. Diawal perjalanan, Alhamdulillah aku mendapatkan wadah yang sangat baik @Ruang_nulis disana aku mulai mengasah keberanianku dengan mengikuti event #10hariruangnulis, Alhamdulillah bisa bertahan sampai selesai.
Di Dunia ini tidak ada pertemuan yang kebetulan, kan? Semuanya sudah tertulis di Lauh Mahfudz, bahkan daun kering yang jatuh tertiup angin pun sudah tercatat.
Dari event menulis ini aku mendapatkan banyak teman-teman baru, meski baru bertemu lewat like dan koment (online) tapi dari mereka aku banyak belajar, menemukan ide, memupuk semangat juga mendapatkan banyak informasi bermanfaat.
Menulis membawaku bertemu banyak teman-teman baru, aku bahagia. Bukankah banyak teman banyak rezeki? :)
Semoga Allah Meridhoi :)

Syukron jazakamallah khairan @Ruang_nulis.

Bionarasi :
Perkenalkan nama saya May nurmiati ansyar bisa dipanggil May adalah seorang mahasiswa yang masih memperjuangkan sebuah gelar S.Farm semoga bisa selesai sampai Apoteker (doain yah) hehe. Dunia literasi adalah dunia yang baru ditekuni penulis, masih butuh banyak belajar dan bimbingan. My social media : @maynurmiatyansyar

Share:

2 comments :

Design Prokreatif | Instagram Ruang_Nulis