Pondasi Menulis

Oleh: Ferllya Adela Putri 


Pondasi Mono: Menulis Karena Allah swt

Bismillahirrahmanirrahim. InsyaAllah, akan menguatkan berbagai macam alasan yang ada. Sebab jika bukan karena Allah, karena siapa lagi? Allah dengan sifat Ar-Rahman, Ar-Rahim-Nya yang memampukan dan senantiasa menuntun hamba-Nya.

Allah itu dekat, lebih dekat dari urat nadi kita.

Allah itu sayang, melebihi kasih sayang ibu terhadap anaknya.

Allah selalu ada, kadang kita aja yang suka lupa…

 

Pondasi Di: Menggapai Ridho Ilahi

Bukankah ini menjadi pencapaian tertinggi seorang hamba? Berharap perjumpaan di tempat dan waktu terbaik yang telah menjadi ketetapan-Nya.

Jika Allah cinta, semua cukup.

Jika Allah ridho, semua cukup.

Usahakan, gapai ridho-Nya. Sebab kita tidak tahu di titik mana Allah ridho atas usaha kita, kan?

 

Pondasi Tri:  Menulis = Ladang Dakwah

Dakwah adalah suatu kewajiban, bukan pilihan. Setiap manusia yang terlahir ke dunia ini mengemban amanah sebagai seorang pendakwah. Mengajak berbuat kebaikan (amar ma'ruf) dan mencegah kemungkaran (nahi mungkar). Saling mengingatkan dalam kebaikan. Begitu indahnya hidup Allah ciptakan.

Menulis menjadi salah satu sarana terpenting dalam dakwah. Menjadi ladang tempat kita berusaha. Dari mulai menanam benih, merawat, memupuk, hingga suatu saat kita akan mendapatkan hasil atas segala usaha kita di dunia.

Usahakan. Kamu, aku, kita semua bisa berdakwah, menjadi pendakwah. Sebab surga terlalu luas untuk dinikmati sendiri, kan?

 

Pondasi Tetra: Sebagai Alarm Diri

Sejatinya menulis adalah sebagai pengingat bagi diri sendiri. Pengingat dikala futur (malas) menghampiri. Pengingat dikala ingin berbalik, berbelok arah dari jalan yang sebelumnya dilalui.

Manusia, penulis. Penulis pun manusia. Pasti pernah lemah, salah, dan lupa.

 

Pondasi Penta: Menulis Berarti Membangun Peradaban

Ragu, semangat. Datang silih berganti. Hingga akhirnya, aku disadarkan oleh sebuah tulisan: motivasi tujuan menulis ala kang @tendimurti. Se-sederhana menghancurkan dan membangun sebuah peradaban. Dengan menulis, ternyata kita mampu melakukannya. Sederhana kan?

Miris melihat fakta di lapangan saat ini, marak berita hoax dan bahan bacaan tak sesuai usia. Menghancurkan peradaban.

Jika satu orang saja mampu tergerak hatinya sebab tulisanmu, secara tidak langsung kamu telah membangun sebuah peradaban. Satu amalan yang InsyaAllah akan terus mengalir pahalanya saat ruhmu tak lagi bersama jasad.

Allah swt sayang. Sekali lagi Allah swt sayang. Allah bukakan jalan lebar menuju satu kebaikan. Allah tuliskan skenario hebat yang tidak pernah kita duga sebelumnya.

Nulis aja dulu, yuk!

 

Pondasi Heksa: Untuk Berbagi

Menulis sebagai sarana untuk berbagi, bahkan tak jarang mengungkapkan isi hati. Menyenangkan bukan bisa berbagi apa saja kepada orang lain. Berbagi hal-hal yang diketahui, alami, bahkan dirasakan saat itu juga.

Dengan menulis akan tercipta momen-momen antara kamu dan tulisan. Juga antara kamu dan orang lain. Gak percaya? Coba deh!

 

Pondasi Hepta: Menyebarkan Hal Positif

Aku ingin tetap hidup dengan kebaikan-kebaikan. Menebarkan hal-hal positif. Walau harus tertatih-tatih, kalah oleh nafsu yang menguasai diri. Aku ingin tetap hidup dengan tulisan-tulisan kebaikan. Ikut mengambil andil dalam mewarnai kehidupan. Meski hanya kau jumpai titik sebagai aku disana. Aku ingin tetap hidup, nanti. Saat ragaku dingin, jiwaku pergi ke alam lain.

 

Pondasi Okta: Menyebar Kebermanfaatan


Nafi'un lighairihi. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Menyenangkan bukan? Jika ada satu orang saja yang membaca tulisanmu. Mengambil, menyimpulkan sepatah kata, ikut tergerak hatinya. Alih-alih mampu merubahnya. Bukan. Bukan kita yang merubahnya, melainkan sebagai perantara atas jawaban dari setiap lirih do'a kepada Rabb-Nya. Siapa tau? Kita gak pernah tau, skenario terbaik yang telah Allah rancang sedemikian rupa. Menulis itu baik, menulis bermanfaat jauh lebih baik.

 

Pondasi Nona: Sebagai Bekal Pulang


Setiap untaian kata sebagai bekal untuk pulang menuju kampung halaman sesungguhnya. Dunia ini hanya tempat singgah sementara. Ibaratnya itu, kita lagi di halte nunggu bus untuk perjalanan selanjutnya. Perjalanan masih panjang. Hidup di dunia cuma sekali, yakin gak mau ngumpulin bekal sebanyak-banyaknya?

 

Pondasi Deka: Meninggalkan Jejak


Menulislah... Sebab jiwa dan ragamu akan berpulang. Sementara tulisanmu akan kekal.

Menulislah... Saat kau tinggalkan dunia, tidak dengan tangan hampa, juga ada bekas disana.

Menulislah... Tinggalkan jejak. Membekas. Itu yang penting.

 

Tentang Penulis

Ferllya Adela Putri, lahir pada tanggal 19 Desember 1998 di Padang, Sumatera Barat. Berdomisili di Batam, Kepulauan Riau. Tercatat sebagai mahasiswi Universitas Syiah Kuala, Fakultas Kedokteran Hewan tahun 2018. Jejak bisa ditemukan di akun instagram @ferllyaadela. Seseorang pemula yang masih harus banyak belajar. Yang membutuhkan proses di setiap waktunya. Yuk, berproses!











Share:

Post a Comment

Design Prokreatif | Instagram Ruang_Nulis