Oleh : Vivi Ari Susanti
Aku bukan orang yang suka menulis minat bacapun rendah tapi setidaknya suka baca juga walaupun mungkin setahun hanya habiskan lima buku untuk dibaca, tapi aku tidak bahas soal membaca ini tentang menulis sesuatu yang baru aku lakukan tepatnya ditahun 2020 ini, karena banyak kegalauan dan keterbatasan ruang untuk melakukan sesuatu yang terjadi akibat pendemi yang semoga saja cepat berakhir Aamiin, akhirnya aku mencoba menulis lebih tepatnya belajar menulis dan ruang nulis memberiku kesempatan itu, lewat tantangan di instagram 10 hari menulis bertema Alasan Menulis, berikut 10 versi alasan aku menulis, Alhamdulillah 10 saja soalnya baru mulai belajar menulis hehehe.
1. Bosan
Ini seperti hal yang aku ungkapkan diatas karena pendemi membatasi ruang gerak untuk beraktifitas bahkan kerja harus dirumah ini menimbulkan kebosanan, sehingga aku berfikir hal apa yang harus aku lakukan mengatasi hal ini dan akhinya buku yang aku baca harus lebih banyak dan aku coba mulai menulis.
2. Pelarian
Menulis menurutku sebagai pelarian untuk menenangkan diri mencegah meluapnya emosi yang tidak stabil dan ternyata ini menjadi salah satu cara memaki ketika kita sedang marah karena membiarkan tinta mengotori kertas itu menghasilkan sebuah rangkaian kata, entah ada yang baca atau tidak setidaknya hati bisa tenang dan orang lain tidak tersakiti dengan makian.
3. Teman Bercerita
Banyak hal yang terlintas dipikiran yang tidak semua orang bisa dijadikan tempat untuk berbagi tidak semua orang mau mendengar cerita kita atau tidak semua hal tentang kita harus diceritakan dengan orang lain. Ada 2 benda yang menjadi teman bercerita yang baik tanpa harus protes yaitu pulpen dan kertas yang akan membantu kita untuk menulis. Jangan lupa selain 2 benda ini ada Sang Pencipta yang selalu mendengarkan kita lewat Do'a .
4. Menolak Lupa
Banyak hal di bumi ini tidak semua bisa tersimpan rapi diingatan, kenangan yang yang diabadikan dengan foto perlu sedikit tulisan agar melihatnya tidak menerka-nerka bahkan beberapa hal kecil seperti pin ATM atau password email pasti akan ditulis rapi di buku catatan. Jadi alasanku menulis merupakan cara untuk menolak lupa. Menolak lupa kamu, dia, mereka dan setiap hal yang terjadi dihidup ini, mungkin saja kelak jadi cerita.
5. Mimpi
Perna suatu pagi aku terbangun, merenung dan bertanya dalam hati, sudahkah aku berfikir melakukan hal yang aku inginkan hari ini atau masi sama saja bangun tidur kembali tidur lagi merangkai mimpi tanpa mau menggapai mimpi? Akhirnya pagi itu aku niatkan bahwa menulis adalah salah satu mimpi yang harus aku buat nyata, entah seperti apa nanti nyatanya aku akan mencoba menulis.
6. Kenyamanan
Pernah ke restoran, warung, kafe atau angkringan yang lagi viral? Pasti pernah, aku yakin kita ketempat itu datang berulang kali bukan karena tempat itu viral tapi karena kita menemukan kenyamanan ditempat tersebut. Gambaranku seperti itu tentang menulis, pertama kali dicoba ternyata bikin ketagihan dan memberikan sebuah ruang untuk menemukan kenyamanan.
7. Waktu
Doraemon punya lorong waktu untuk bisa pergi kewaktu manapun yang Nobita inginkan. Menurutku menulis seperti Lorong waktu milik Doraemon, aku bisa ke masa lalu menceritakan apapun yang pernah aku lalui dan bisa berimajinasi atau merencanakan masa depan yang aku inginkan, ingat hanya merencanakan yang menentuka masa depan ialah Sang Pencipta. Seperti kalimat yang sering kita dengar Membaca Masa Lalu, Menulis Masa Depan.
8. Sahabat
Rezeki itu bukan hanya tentang uang, dikelilingi orang-orang baik yang selalu menularkan energi positif adalah rezeki dan aku beruntung Semesta mengizinkan aku untuk bertemu dengan mereka. Orang-orang seperti itu sering kita sebut dengan sahabat. Aku bersyukur dan itu menjadi salah satu alasanku untuk tetap mecoba menulis karena ada beberapa sahabat yang selalu mendukungku lewat kritik dan saran dan mendukung untuk mencoba menulis.
9. Fiersa Besari
Setiap orang punya idola dan aku mengidolakan Fiersa Besari dalam hal menulis. Aku jatuh cinta dengan semua buku hasil karyanya terkhusus buku berjudul Arah Langka sungguh kagum dengan apa yang ada dalam buku tersebut menceritakan keindahan negeri ini. Dari membaca semua bukunya ini menajdi alasanku juga untuk menulis, aku suka jalan-jalan, kulineran dan ikut kegiatan sosial tentang anak-anak, kenapa tidak semua itu aku gabungkan menjadi sebuah tulisan walaupun hanya sebatas di diary yang kelak akan aku ceritakan atau dibaca sama generasiku.
10. Tak ingin dilupakan
Beberapa penulis hebat sering mengungkapkan bahwa menulis bisa membuat nama menjadi abadi. Ini menjadi alasanku yang terakhir dan yang akan menajdi tujuan utamaku aku ingin namaku diingat dan tentangku tidak dilupakan. Mungkin terlalu besar aku berharap diingat oleh semua orang cukup generasiku saja, kalaupun bisa seluruh penggiat literasi tahu berarti itu suatu bonus yang diberikan Allah kepadaku, karena apapun itu aku yakin selalu ada campur tangan Allah disetia hidupku.
Jadi izinkan aku menulis untuk hal yang tidak bisa aku ukir, mengungkapkan rasa dan semua hal yang aku lalui di hidup ini kalianpun aku yakin bisa menulis asal kita punya komitmen dan konsisten dengan apa yang kita inginkan dan rencanakan.
Wisolo, 07 Agustus 2020
Tentang Penulis
Vivi Ari Susanti atau yang akrab dipanggil Vivi, gadis berdarah kaili yang tinggal disalah satu Desa di Kab. Sigi Sulawesi Tengah.
Yang tidak memiliki hobi menulis tapi mencoba mulai belajar menulis.
Sosial Media yang saya punya :
Instagram : @vividatupalinge
Facebook : Vivi Ari Susanti
Semangat menulisnya😊😊
ReplyDeleteSemoga saya jg bisa menulis seperti anda
Semangat, pasti bisa
DeleteSemangat
ReplyDeletekeren
ReplyDeletemantap
ReplyDelete