Oleh : Janniarni Toha Safutri
Kedudukan tertinggi dari alasan menulis adalah karena panggilan hidup. Artinya, menulis bagiku terdiri dari beberapa panggilan hidup diantaranya :
1) Menulis Karena Cita-cita
Alasan diriku mengatakan menulis karena cita-cita, berawal dari kegelisahan jiwa. Ya, dengan jujur ku katakan berawal dari hal itu. Berawal dari kegelisahan diriku melihat banyaknya tulisan yang kurang membina dan membimbing generasi muda. Meski bukan berarti mutlak diri ini katakan tiadanya tulisan yang mengedukasi ya. Ketika kegelisahan ini semakin menggelora di jiwaku, maka ku putuskan untuk memiliki cita-cita menjadi penulis. Harapanku dengan menjadikan penulis sebagai cita-cita mampu menumbuhkan ide, gagasan dan kepedulian terhadap sesama.
2) Menulis Membuatku Bahagia
Ya, menulis menjadi caraku untuk meraih bahagia. Bahagia karena dengan menulis mampu mencurahkan semua perasaan yang diriku alami seharian. Menulis jua membuatku bahagia karena menulis telah menjadi aktivitas yang mampu merefleksikan, mengevaluasi dan memotivasi diriku untuk terus menjadi diriku versi terbaik.
3) Menulis Menjadikanku Seorang Pembelajar
Semenjak diriku memutuskan tenggelam di dunia kepenulisan, aku semakin mengenal kata tantangan. Mengenal kata tantangan untuk menjadi seorang pembelajar. Menjadi seorang pembelajar sejati yang belajar kepada setiap hal yang ditemui. Intinya, aku hanya ingin menjadi pembelajar sejati dengan menuliskan kisah dan pemikiranku saat ini. Bukan untuk menggurui atau merasa lebih tahu. Namun untuk tetap menjadi pembelajar.
4) Menulis Mengabadikan Kenangan
Menulis bagiku adalah cara hebat untuk mendokumentasi sebuah perjalanan dan pengalaman. Aku menulis bukanlah karena diriku seorang penulis, bukan pula karena aku bisa menulis. Namun aku menulis untuk mengabadikan kenangan melalui tulisan.
5) Menulis Hikmah Kehidupan
Dalam kehidupan acapkali kita bersua dengan keajaiban dari Sang Pencipta. Keajaiban yang Allah berikan kepada insan pilihan-Nya. Keajaiban yang Allah berikan sebagai pelajaran untuk seluruh insan di bumi-Nya. Acapkali dalam kehidupan kita luput akan logika langit yang tak akan bisa kita pecahkan, karena hal itu rahasia dari Sang Pencipta. Dengan banyaknya keajaiban jua hikmah kehidupan yang ku lihat dan dengar, maka aku memutuskan untuk menulis hikmah kehidupan. Keputusan ini sebagai pengingatku bahwa skenario dari-Nya yang terindah.
6) Menjadi Bagian Dari Dunia
Aku menulis untuk menjadi bagian dari dunia. Aku tak ingin hidupku yang singkat ini hanya berlalu begitu saja. Setidaknya walaupun cuma sedikit, aku ingin berupaya mengambil peran dan berkontribusi pada dunia kepenulisan.
7) Menebar Benih Kebaikan
Tak pernah terbayangkan sebelumnya kalau akhirnya aku harus larut lebih jauh dalam dunia merangkai kata. Meski dunia ini telah kuakrabi sejak kecil, tetapi kesadaran akan pentingnya menulis baru kembali kurasakan beberapa tahun belakangan ini. Ketika itu aku mulai menyadari bahwa menulis bukan sekadar "bersenang-senang" dengan tulisan. Sebuah tulisan juga bisa menjadi media dakwah, sarana untuk mengajak kepada kebaikan. Aku bertekad untuk hanya menulis yang baik-baik saja dan menulis hal-hal yang berguna saja. Aku ingin, sekiranya tulisanku tidak bisa menebar benih kebaikan, minimal tidak menebar benih kemungkaran.
8) Menumbuhkan Semangat Positif
Kehidupan tidak selamanya terasa bersahabat. Ada kalanya kejadian menjengkelkan, tugas yang tidak terselesaikan, permasalahan yang sulit diatasi atau rekan kerja yang tidak mau bekerja sama, bisa saja kita alami. Tidak semua keadaan itu bisa dihadapi dengan tenang. Terkadang akan kehabisan energi dan kehilangan semangat menghadapi semua permasalahan yang membebani. Maka untuk mengembalikan energi dalam menghadapi semua permasalahan, mulailah menulis catatan harian untuk kembali menumbuhkan semangat positif.
9) Mengolah Rasa
Ketika melihat problematik di masyarakat, hati dan jiwaku seakan terpanggil. Ingin sekali mencari solusi atas problematik tersebut, namun diriku belum mampu menyelesaikannya, sedang jiwaku meronta untuk segera menyelesaikannya. Maka ketika hal tersebut muncul kembali pada diriku, aku akan menulis. Sebab dengan menulis diriku mampu mengolah rasa pada jiwa.
10) Meninggalkan Karya Nyata
Meninggalkan karya nyata yang bermanfaat untuk banyak orang. Ya, inilah alasan mengapa aku selalu menggebu-gebu sekali untuk menulis. Sederhana, agar diriku bisa meninggalkan jejak hidup di dunia ini dengan menebarkan manfaat untuk orang banyak.
Tentang Penulis :
Janniarni Toha Safutri lahir di Kijang, Kepulauan Riau, 31 Januari 1997. Perempuan lincah ini menyelesaikan pendidikannya S1 di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau di jurusan Pendidikan Bahasa Arab. Kesibukannya saat ini adalah menyiapkan ujian akhir S2 nya di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Terima kasih tulisannya yg menginspirasi kak 😊🍀 semoga sekolahnya lancar yaa kak 😊🍀
ReplyDeleteSalam dari anak bawang 🤭🤭🤭
#MengingatiNiatMenulis
http://artikel.ruangnulis.net/2020/08/mengingati-niat-menulis.html?m=1