Menulis dari Hati Akan Sampai ke Hati

Oleh : Rizqa Aprilidya Harefa


Level tertinggi dari tujuan menulis adalah karena panggilan hati. Seseorang menjadi penulis karena baginya menulis merupakan jalan untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain. Menulis merupakan salah satu cara baginya untuk memberikan perubahan ke arah yang lebih baik bagi orang banyak. 


Tujuan menulis bukan hanya sekedar mencari ketenaran, mencari uang atau urusan duniawi semata, melainkan lebih mengarah ke alam spiritual, yaitu menulis demi berjuang untuk kebaikan umat manusia. Jika sudah sampai pada level ini, maka menulis menjadi pekerjaan yang menyenangkan karena dilakukan dengan hati yang ikhlas demi kepentingan orang lain.


Pada hakikatnya, apapun tujuan dari menulis, sepanjang dilakukan dengan tujuan yang baik, akan menghasilkan kebaikan. Dan terus menerus belajar dan memperbaiki kualitas tulisan sepanjang waktu. Adalah hadits berikut menjadi salah satu motivasi bagi saya untuk menulis.


 "Sebaik-baik manusia di antara kamu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain." (H.R Bukhari)


Dan ada sepuluh alasan bagi saya termotivasi untuk menulis.


  1. Menulis  merupakan ungkapan kata yang tak tersampaikan oleh lisan. Meluahkan segala apa yang dilihat, didengar, mau pun apa yang dirasakan. Kemudian mengemasnya dalam bentuk tulisan. Menyampaikan kata-kata kebaikan yang terkadang diabaikan. Menyebar ilmu tanpa harus menggurui. Menjadi tempat cerita tatkala tak ada yang jadi tempat mendengar. Menulis mengajarkan akan kejujuran. Kejujuran yang akan di pertanggung jawabkan di kemudian hari.



  1. Sejatinya menulis adalah menuangkan ide yang merajai dalam pikiran. Merangkai kata-kata dalam suatu kepastian yang nyata. Melebur rasa keangkuhan, menuangkan kesucian pikiran hingga menghasilkan tulisan yang jujur dan memikat. Menulis tidak mesti menjadi manusia sempurna terlebih dahulu. Tetapi menulis menjadi sarana menyebarkan kebaikan walau hanya sepotong ilmu. Tak perlu berharap menjadi terkenal, karena ketika kau berbuat baik, penghuni langit telah mengenalmu, Pemilik Semesta mencintaimu dengan kasih yang tak terbatas.


  1. Merangkai kata dalam tulisan menimbulkan kebahagiaan tersendiri. Mengungkapkan segala hal yang terlintas dalam pikiran hasil akhir dari apa yang dilihat, didengar, maupun dirasakan. Apa lagi bila menulisnya dari hati. Ikhlas tanpa ada beban. Menyemai bibit-bibit kebaikan yang akan bertumbuh menjadi tabungan di kemudian hari. "Menulis dengan hati", sehingga tulisan yang dihasilkan juga mengalir seperti air yang turun dari tebing ke bawah bukit, lancar tanpa hambatan. Tulisan yang baik biasanya juga dihasilkan dari penulis yang menulis dengan ikhlas, tanpa beban dan mempunyai pengetahuan yang baik pula. Menulislah, setelah membaca semesta. Menulis dari hati akan sampai ke hati.


  1. Acapkali ketika lisan enggan untuk berkisah, karena tiada tempat untuk mendengar, ataupun malu untuk meluahkan rasa. Maka menulis menjadi salah satu alternatif. Merangkai aksara pada dedaunan kepercayaan. Kemudian hembuskan kepada angin yang menyapa petang. Ukir dengan kalimat-kalimat sakti kebenaran. Karena menulis akan abadi, pun saat sang penulis pergi menghadap Pemilik Kehidupan.


  1. Percaya atau tidak, ketika menulis adalah suatu hobi yang telah tersalurkan pada tempatnya, membuat hidup lebih semangat. Iya, hidup akan semakin semangat dan berwarna. Semangat untuk terus belajar, semangat untuk terus menebar kebaikan. Semangat yang secara tidak langsung tersalurkan kepada orang lain. Menulis suatu kebaikan dan kebenaran adalah ibarat menanam dan hasilnya akan dituai  di kemudian hari. Menulis mampu menambah wawasan dan teman. Sebuah tulisan dapat merubah Peradaban.


  1. Menulis dapat menghimpun pahala. Ketika setiap kalimat-kalimat kebaikan ditebarkan dalam tulisan. Menabur pengetahuan, menanam ilmu dalam setiap kata yang digoreskan. Menyapa semesta dalam balutan kerendahan hati. Dia akan terus menebar, menganak sungai hingga tatkala jasad tak bernyawa lagi. Kebaikan-kebaikan itu akan terus mengalir dan  menjadi ladang pahala.


  1. Jejak-jejak yang terukir pada prasasti tulisan tak akan lekang oleh panas, tak akan terhapus dalam siraman hujan. Tulisan itu akan abadi sepanjang peradaban manusia, karena di dalamnya bermuatan pengetahuan. Menulis, melatih kemampuan diri untuk berkarya tanpa pamrih. Menebar kebaikan tanpa pujian. Secara tidak sadar, menulis telah meninggalkan jejak cinta untuk orang terkasih.


  1. Ketika memendam rasa tanpa kata akan terasa lebih sakit. Seperti memberi ruang untuk nestapa. Menjelma menjadi perih tak berperi. Tulislah apa yang telah terjadi di hatimu. Tulislah dalam lembaran kertas yang siap menerima kisahmu. Maka engkau akan sehat. Pikiranmu jernih. Senyummu tak akan hilang ketika engkau membacanya kembali.


  1. Salah satu hal yang paling menantang dalam dunia menulis adalah konsentrasi dalam mengemukakan ide dan gagasan. Fokus pada tujuan tanpa terpengaruh dengan godaan tulisan liar yang jahat. Begitu mudah menarik perhatian orang dengan tulisan, tetapi tidak mudah mempertanggung jawabkan kelak dengan apa yang ditulis. Menulis melatih diri untuk tetap konsisten atau istiqomah dalam menebar kebaikan. Terserah mau menulis dengan genre apapun, tetapi kembali ke tujuan utama yaitu menebar ilmu dan kebaikan. Komitmen yang kuat bisa tercipta jika kita mempunyai motivasi dalam menulis. Artinya, kita harus mempunyai alasan mengapa kita harus menulis. Jika alasan itu begitu kuat dan bisa mendorong semangat kita menulis, maka aktivitas menulis menjadi mudah dan lancar.


  1. Tulislah semua impianmu, kemudian bisikkan di bumi, semoga tersampaikan di langit kemudian Dia mengijabahkan doa-doamu. Sama halnya dengan menulis. Menulis dapat mewujudkan impian. Sesuatu hal yang tidak mungkin akan menjadi mungkin. Mengasah kemampuan bukanlah hal yang mudah. Tetapi bila dibarengi dengan ikhtiar yang tiada terputus, impian itu tak akan tercapai. Janganlah hati beragak singgah karena melihat bulan indah menarik. Bukan semua yang tampak indah, tahan luntur di panas terik. Demikian dengan menulis, tetap konsisten walaupun banyak godaan menghampiri.


Finally, jadilah penulis yang cerdas dan bijak serta beradab. Dan tebarkan kebaikan di muka bumi, maka semesta akan menyayangimu. Menulislah, berkaryalah, capai impianmu.


Bionarasi

Rizqa Aprilidya Harefa. Seorang ibu rumah tangga dengan dua anak. Menyelam dalam dunia literasi, seorang fakir ilmu yang mengais pengetahuan menulis untuk menjadikannya bekal. Menebar kebaikan melalui tulisan. Meninggalkan jejak cinta bagi orang terkasih.


Share:

1 comment :

  1. Terima kasih pencerahannya kakak 😊🍀

    Salam dari anak bawang 🤭🤭🤭
    #MengingatiNiatMenulis

    http://artikel.ruangnulis.net/2020/08/mengingati-niat-menulis.html?m=1

    ReplyDelete

Design Prokreatif | Instagram Ruang_Nulis