Menggali Makna dari Goresan Pena


Oleh : Azmi Azizah

 

Aktivitas menulis pastilah memiliki kesan mengagumkan yang berbeda bagi tiap insan. Saat tinta pena tergoreskan, saat kata demi kata mulai terhubungkan, pasti ada makna dan rasa tersendiri bagi penulisnya.

Izinkan aku berbagi beberapa hal tentang menulis yang bagiku tak sekadar kata kerja yang biasa, akan tetapi penuh dengan kebahagiaan dan cinta.

 

[Menulis : Upaya Mengubah Peradaban]

Sebuah kelas menulis online yang pertama kali aku ikuti dan sangat berkesan, diawali dengan penyadaran bahwa menulis adalah upaya untuk mengubah peradaban.

Jika kita menulis sebagai upaya untuk memengaruhi pembaca agar bersama dapat memberikan perubahan untuk memperbaiki keadaan, ketika ada jutaan orang berubah karena tulisan kita, maka kita mampu mengubah peradaban.

Jika ingin menulis, maka menulislah dengan cinta. Cinta pada kebaikan dan perbaikan. Agar kebaikan itu tersebar seluas-luasnya. Agar manfaat dari tulisan kita bisa digali oleh pembacanya.

Maka mulai saat itu, aku bertekad akan terus menulis dengan cinta. ;")

 

[Menulis : Berbagi dengan Cara yang Menyenangkan]

Menulis bagiku adalah sarana untuk berbagi dengan cara yang menyenangkan. Ilmu yang kupunya, pengalaman hidup yang pernah kurasa, atau berbagai hikmah yang terserak dalam kisah dan curhat orang lain, semua bisa kubagikan lewat tulisan.

Aku senang menuangkan itu semua dalam deret kata dan kalimat. Aku senang saat orang lain mendapat manfaat dari tulisan yang aku bagikan. Kan memang berbagi itu tak harus selalu dengan materi.

Lewat tulisan yang kubuat, aku berharap para pembaca bisa mendapat ilmu baru atau minimal tercerahkan dan menjadi lebih bersemangat dalam mengarungi hidup yang memang tak akan mulus-mulus saja. ;")

 

[Menulis : Mewujudkan Harapan Orang Tua]

Abi dan Ummi (begitu aku memanggil orang tuaku) sering sekali mengulang-ulang bahwa mereka sangat ingin anak-anaknya bisa lebih baik dari mereka. Lebih baik tingkat pendidikannya, ekonominya, karyanya, dan yang lainnya.

Sepanjang usianya hingga kini, Abi sudah menulis 4 buku. Bahkan dari semua itu, tiga di antaranya menggunakan nama 'Abu Azmi Azizah' sebagai nama penulisnya. Sejak muda, tulisan Abi sering pula dimuat di berbagai koran dan majalah Islam.

Aku ingin semangat menulis agar kelak juga bisa membukukan karyaku. Bahkan kalau bisa lebih dari jumlah buku yang Abi tulis. Sehingga harapan Abi dan Ummi bisa kucoba wujudkan. ;")

 

[Menulis : Refleksi Diri dan Kehidupan]

Ketika berusaha menghadirkan jiwa saat menulis, di saat yang sama biasanya aku merasa ada dorongan untuk menyadari beberapa hal.

Sebenarnya apa yang aku bicarakan dalam rentetan paragraf itu layak atau tidak kuperjuangkan? Benar atau salah cara yang aku gunakan?  Bersebab apa semua paduan huruf itu aku bagikan?

Kemudian, aku menyadari. Diri ini harus terus berjuang menjaga niat dan beramal dengan ilmu. Maka hidupku ini tak boleh lepas dari semangat menuntut ilmu.

Lalu terus berupaya agar tulisan tak hanya sekadar jalinan kalimat, tapi juga menjadi amal jariyah yang kebaikannya dapat mengalir setiap saat. ;")

 

[Menulis : Agar Ilmu Abadi]

Aku suka banget podcast teh Farah Qoonita tentang menulis adalah aktivitas yang dapat memudahkan hidup kita, karena ilmu pengetahuan tertuliskan, Al-Qur'an termushafkan, kitab-kitab terbukukan. Betapa mulia para penulis itu.

Menulis adalah cara membuat ilmu kita bisa abadi. Agar ilmu yang kita miliki tak hanya kita nikmati sendiri, tapi juga bisa berguna untuk orang lain, bahkan saat kita sudah meninggal nanti. Kalau ingin mendapat pahala saat kita diam, ya dengan menulis.

Kalimat favoritku dari teh @qooonit : "Memang tidak semua orang harus menulis, tapi ada hal besar yang sayang banget untuk dilewatkan kalau kita tidak menulis." ;")

 

[Menulis : Menginspirasi dan Menggerakkan]

Awalnya aku tak paham ternyata memang tulisan punya karakter yang berbeda-beda tergantung level penulisnya.

Kalau kata Bang Tere Liye, ada tiga level penulis. Level pertama adalah penulis yang tulisannya menghibur dan menemani pembaca. Penulis level kedua adalah yang tulisannya bermanfaat dan memberi pengetahuan baru bagi pembacanya. Level tertinggi adalah penulis yang tulisannya bisa menginspirasi dan menggerakkan pembaca untuk menjadi lebih baik lagi atau  mengikuti jejak kebaikan penulis.

Aku pun ingin bisa menjadi penulis dengan level tertinggi, yaitu yang tulisannya menginspirasi dan berdampak kebaikan pada kehidupan mereka yang membaca. ;")

 

[Menulis : Bikin Semangat Banyak Membaca]

Seseorang yang tidak memiliki, tidak akan bisa memberi. Begitu kalimat yang pernah aku dengar. Kupikir itu juga berlaku dalam menulis.

Kata Kang Abik, jarang sekali ditemukan penulis handal yang tidak suka membaca. Pastilah mereka punya kesukaan membaca yang tinggi. Sebab dengan rajin membaca, ilmu pengetahuan dan wawasan jadi bertambah luas.

Ketika seseorang jarang membaca, wajar kalau orang itu ketika menulis sering macet dan tersendat. "Lha, kalau ilmu dan wawasannya terbatas, memangnya apa yang mau dibagi pada calon pembaca?"

Memang betul kata @kangabik . Keinginanku tuk jadi penulis bikin semangat untuk banyak membaca. ;")

 

[Menulis : Latihan Memaknai Usaha]

Ketika menulis, aku sering belajar bahwa yang lebih utama dibanding hasil adalah proses. Betapa pikiran dan waktu yang dicurahkan untuk menyusun kata tak akan sia-sia. Tak pantas disesali jika respon pembaca tak sebaik yang dikira. Usaha untuk berlatih dan terus mengasah tulisan itu yang lebih bermakna.

Menulis juga membuatku teringat akan segala pengalaman hidup yang kudapat dan kubagi hikmahnya bersebab jerih payahku dalam berusaha. Memilih mencoba, dibandingkan diam saja.

"Hidup tanpa usaha adalah seperti mata yang tertutup untuk mencari kucing hitam dalam kamar yang gelap, sedang kucingnya tidak ada." Begitu kata Bang Andrea Hirata.

 

[Menulis : Mewakilkan Rasa]

Tulisan dengan tema yang sama, sudah tentu akan punya rasa khas tersendiri dari masing-masing penulisnya. Tak akan mungkin sama karena jiwa yang menuliskannya berbeda. Tiap kata yang tersusun merupakan keterwakilan dari apa yang sedang atau pernah dirasakan penulisnya.

Aku menulis dengan menuangkan apa-apa yang aku rasakan dan resahkan. Aku menulis karena ingin membagikan hasil pemaknaan dan sudut pandangku akan suatu hal.

Ketika rasa dan pesan itu sampai padamu wahai pembaca, aku akan sangat senang. Kalaupun belum, tidak pula kusedihkan. Paling tidak secuil bagian dari rasa yang kugambarkan pernah kau baca meski selintas saja. ;")

 

[Menulis : Membangkitkan Harapan]

Biasanya setelah menumpahkan sesuatu melalui tulisan, aku lebih relaks dan tenang.

Perasaan dan gagasan beradu, lalu tercipta harapan dan tekad yang kembali kuat untuk melanjutkan hidup yang sempat terguncang.

Kala aku menulis, semangat yang kusertakan dalam tulisan, sejatinya adalah untuk menyemangati diriku pula. Ilmu yang kucoba sampaikan, sejatinya adalah untuk mengingatkan diriku yang seringkali alpa.

Sisipan pesan tentang harapan akan masih terbuka lebarnya kesempatan bagi mereka yang memilih untuk tidak menyerah pada keadaan, sejatinya adalah penglipur dan pembangkit harapanku jua.

Maka aku suka menulis. Aku bisa membangkitkan harapanku dan mereka yang menangkap pesan itu. ;")

 

 

Yogyakarta, 27 Juli - 5 Agustus 2020

 


Tentang penulis :

Penulis adalah mahasiswa asal Kudus yang menempuh studi di Gizi Kesehatan UGM, salah satu Co-Founder @creativexcampus. Pernah menjabat sebagai Sekretaris-Bendahara MPM KM UGM 2019. Salah satu karyanya terbit dalam Antologi Cerpen 'Simfoni Hati' (2020), cerpen bersambungnya dimuat dalam Gebrak Gorontalo, dan dua artikelnya dimuat dalam Warta Pendidikan Jawa Barat.

 

Share:

24 comments :

  1. Semangat terus menulisss, semoga kebaikannya semakin meluassss ✨✨

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin kak.. kakak juga yaa semangat terus nulisnya ;)

      Delete
  2. Inspiratif, terus berkarya dgn tulisan yg apik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya kak Diana, terimakasih ya kaa.. doakan selalu ;)

      Delete
  3. Terus menulis, menulis terus mii:) semakin ke sini semakin handal💕

    ReplyDelete

Design Prokreatif | Instagram Ruang_Nulis