Kenapa Menulis?



Hai! Kenalin saya Youka Y. Bukan nama asli si, bisa dibilang nama pena. Saya mengunakan nama ini untuk sebuah akun instagram belum terlalu lama, sekitar satu tahun yang lalu ketika semester tiga. Alasan membuat akun ini sangat klise, hanya untuk stalk satu orang beberapa hari saja dan kemudian unfollow lagi. Namun saya berpikir sangat sayang jika akun ini dibiarkan saja, alhasil digunakan untuk wadah curhat gitu, tapi kurang konsisten upload kontennya karena merasa kurang privasi jika curhat di instagram. Lalu pada suatu hari diajak oleh teman ikut kelas menulis online dan dari situ saya merasakan arti menulis yang sesungguhnya. Akhirnya saya punya wadah untuk beropini dan berimajinasi

Tentang ikan yang sedang bercumbu dengan karang, burung yang berenang di antara kapas putih, atau mungkin tentang kita. Se-liar dan se-unik itu imajinasi kita. Sayang kalau harta karun yang berharga itu dilewatkan begitu saja. Mungkin bagi sebagian orang itu terdengar 'konyol' atau bahkan ada yang mendapatkan penolakan. Tapi itulah dunia imajinasi kita. Dunia yang diciptakan kita sendiri sesuai keinginan kita sendiri. Dan saya memilih untuk mengabadikan setiap susunan kata itu karena di setiap lembar ada sisi aman tersendiri bagi saya. Setiap orang bebas untuk berkarya. Dan setiap karya punya tempatnya masing-masing di setiap hati orang yang membacanya. 

Kalian pernah dengar tentang menulis untuk terapi? Ya, ternyata itu bukan hanya sekedar mitos belaka. Seseorang yang mengalami depresi bisa sembuh hanya dengan menulis. Contohnya sudah banyak, salah satunya adalah mantan presiden kedua kita, eyang Habibie. Beliau sempat mengalami Psikosomatik Malignan ketika kepergian istri tercintanya. Berbagai pilihan ditawarkan dokter, eyang memilih untuk menuliskan kenangan-kenangan indah bersama istri tercintanya. Akhirnya beliau bisa melewati masa-masa tersebut.

 



Nah, sudah terbukti kan bagaimana ampuhnya menulis. Dengan menulis kita dapat mengolah perasaan kita, mengeksplorasi perasaan, mengungkapkan apa yang tidak bisa diungkapkan oleh lisan. Apalagi untuk orang yang cenderung introvert. Disitulah kenyamanan yang saya rasakan ketika menulis.

Bicara tentang introvert, biasanya identik dengan buku, kacamata, dan anti sosial. Tapi menurutku tidak semua hal tersebut benar. Orang introvert bukannya anti sosial, banyak kok anak introvert yang gaul juga. Kadang mereka juga pergi rame-rame sama temen-temennya. Terkadang juga mereka lebih nyaman dengan situasi yang tidak terlalu ramai. Mereka lebih banyak menghabiskan waktu bersama dengan beberapa orang saja atau menghabiskan waktu sendiri. Kemudian kacamata, bisa jadi karena mereka sering membaca buku. Tetapi ada juga yang tidak memakai kacamata. Kemudian buku, ada yang lebih nyaman berkomunikasi lewat buku dengan menulis. Menurut saya, dengan menulis saya dapat berkomunikasi dengan siapa saja, bahkan dunia sekalipun.

Sudah berapa banyak orang yang dapat merubah dunia dari tulisannya? Bukan jumlah yang sedikit tentunya. Bukti salah satu karya yang dapat mengubah banyak orang, yaitu buku "Habis Gelap Terbitlah Terang". Buku tersebut berisi bagian dari keresahan Ibu Kartini. Dari buku itu, banyak dari orang Indonesia yang mengalami pergeseran paradigma, menggeser budaya patriraki.

Dari menulis juga saya harap bisa menyampaikan apa yang dapat saya sampaikan karena suatu perubahan yang besar diawali dari perubahan kecil oleh diri sendiri yang dilakukan secara terus-menerus yaitu dengan menulis setidaknya satu kalimat setiap harinya. Seperti Ibu Kartini yang menulis suratnya satu per satu kepada para sahabatnya.

Tak hanya Kartini, banyak juga yang membuat perubahan besar dari kebiasaan kecil seperti membaca dan menulis. Tak sedikit para pengusaha-pengusaha besar melakukan kebiasaan ini juga. Tapi, kebiasaan yang paling berpengaruh juga dari mereka adalah mereka disiplin.

Seperti kata pepatah, "Sedikit demi sedikit lama lama menjadi bukit."

Memulai dari diri sendiri, dari kebiasaan-kebiasaan kecil dan lakukan dengan disiplin. Setidaknya satu kalimat setiap harinya.

Saya suka dengan hal-hal yang berhubungan dengan seni. Menurut saya seni juga suatu bentuk keindahan. Begitu juga dengan menulis. Bukan hanya sekedar menulis, menulis menurut saya seni menyusun kata. Misalnya puisi, cerpen, dan masih banyak lagi. Dibalik setiap tulisan ada keindahan tersendiri yang ingin disampaikan oleh penulis, walau terkadang tak dijelaskan secara gamblang.

Menulis juga merupakan suatu bentuk ungkapan ekspresi dari penulis. Seperti surat yang tersirat untuk pembacanya. Disetiap kata yang dirangkai sedemikian rupa, terdapat maknanya masing-masing. Walau terkadang juga ada yang menentang tentang esensi karya tersebut, tapi tak sedikit juga yang bisa mengapresiasi karya-karya tersebut, karena esensi sebenarnya dari karya tersebut hanya penulis dan Tuhan yang tahu yang tanpa diduga banyak orang bahwa dibalik karya tersebut menyimpan makna yang dalam dan  mempunyai pengalaman tersendiri bagi penulisnya.

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa saya suka dengan hal yang berhubungan dengan seni. Rasanya agak egois jika hanya mempelajari salah dua dari sekian banyak bidang seni. Sehingga saya memutuskan untuk mencecap dunia kepenulisan belum lama ini. Saya merasakan vibes yang berbeda dalam hal menulis dan dunia kepenulisan. Cukup unik jika dibandingkan dengan melukis dan bermusik, karena sebelumnya saya tidak begitu pandai dalam berkata-kata. Dengan menulis saya dituntut untuk menyampaikan kata-kata lewat tulisan sehingga memberikan kesan tersendiri bagi saya. Tapi saya cukup menikmatinya dan itulah yang kemudian saya sebut menulis memiliki keindahan tersendiri.

Ketika dirumah, kita jadi punya banyak waktu luang. Apalagi sekarang kuliah dilaksanakan secara daring. Untuk mengisi waktu yang senggang, saya mengisi waktu tersebut untuk menulis dan menyampaikan apa yang ingin saya sampaikan. Mungkin dengan menulis puisi, cerita, atau mungkin kisah kita? Haha. Semoga apa yang saya tulis bisa tersampaikan ke kalian semua (termasuk dia yang pernah singgah sekejap). Salam literasi.

 

Tentang Penulis :

Youka Yashica merupakan nama pena Alya Nur Fadhilah. Lahir pada 12 Juni 2000 di Banyumas, Jawa Tengah. Tercatat sebagai mahasiswa Universitas Diponegoro sejak 2018. Hobi melukis, bermain musik, dan menulis. Jejak bisa ditemukan di akun instagram @yowkaa_ dan @alyanurfadhilah. Motonya adalah 'Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh apa yang sedang kamu jalani, hasil akan mengikuti.'

Share:

Post a Comment

Design Prokreatif | Instagram Ruang_Nulis