JEJAK ABADI


Mengeluarkan kalimat dari mulut ini kerap terasa kelu untuk dilontarkan. Sekarang kalimat kelu itu dapat kamu lontarkan dalam sebuah karya. Ikat segala rasa itu dalam alunan kata yang kamu cipta dalam sebuah tulisan. Tidak harus bagus, bahkan kata sederhanapun kerap menjadi hidayah bagi seseorang juga bukan?. Luruskan segala niat tujuan awal untuk memulai menulis. Jika dikata, kalimatmu tidak berbobot, terlalu sederhana atau apapun itu. Teruslah menulis dan jangan berhenti. Pernah terlintas untuk berhenti menulis? Tentu, akupun juga. Sekejap ingin berhenti sekejap ingin melanjutkan. Terus apa yang harus aku lakukan pada diri yang masih labil ini?

Awalnya aku mencoba istiqomah dalam menulis, tidak lain dan tidak bukan cara aku melatih diri untuk menulis yang pertama adalah dengan sering mengikuti kegiatan mahasiswa yaitu PKM (Pekan Kreatifitas Mahasiswa) yang mewajibkan diri ini menulis proposal. Inilah salah satu caraku untuk menulis. Banyak pembelajaran yang didapat dengan mengikuti kegiatan ini. Aku dan tim harus menyelesaikan proposal. Setiap menulis kami harus mengkonsultasikan minimal sekali pertemuan satu atau dua BAB harus terselesaikan. Setiap konsul pasti ada saja salahnya. Tapi tidak mengapa, itu membuat aku dan tim harus lebih teliti saat menulis dan sebelum proposal yang kami buat dikonsulkan.

Alasan keduaku menulis adalah, suatu ketika ada seorang guru yang mengatakan pada adikku. Guru ini adalah guru Bahasa Indonesiaku saat aku duduk di bangku SMP, namanya Pak Imul. Dulu aku sering sekali salah saat  menulis, bahkan sampai saat ini juga masih banyak salah. Walaupun tulisan ini masih berantakan, aku akan terus mencoba untuk memperbaikinya. Saat itu Pak Imul mengatakan pada adik bungsuku Nabil.

 "Nabil, sepertinya kakakmu mampu untuk menjadi seorang penulis," ucapnya pada adiku.

Adikku menyampaikan pesan itu kepadaku, dan apakah kau tahu? Terkejutnya aku saat mendengarkannya. Aku bukanlah seseorang yang suka menulis. Bahkan untuk mengetik dalam laptop saja masih harus memilih huruf sangking jarangnya menulis. Malunya diri ini ketika mendengar kata-kata itu, tapi aku selalu berangapan segala kata yang baik adalah do'a. Perkataan guruku itu terus bermain dalam pikirku. Kata yang dilontarkan membuatku termotivasi untuk mencoba menulis. Aku mulai menulis dengan kata yang sangat sederhana. Setelah tulisanku selesai, tidak ingin rasanya untuk dipublikasikan sehingga aku samarkan nama diri tersebab malu kala itu.

Hari terus berganti, do'a terbaik InsyaAllah tidak akan lepas setiap harinya. Memulai kegiatan dengan mengucap bismillah adalah hal yang terpenting. Karena setiap hari yang kita kerjakan adalah atas izin-Nya. Hari itu aku asik bermain dengan beberapa aplikasi di handphone kentangku yang tidak asing lagi didengar. Iya benar, aplikasi yang aku mainkan saat itu adalah Instagram, WhatsApp dan Facebook. Aku tidak sengaja melihat salah satu temanku "@novelmasadepan" mengepost sebuah poster yang berisikan tempat untuk melatih seseorang dalam menulis. Ada syarat dan ketentuan yang berlaku dalam kegiatan itu. Bismillah akupun mencoba untuk mengikuti kegiatan itu.

Pikirku, mungkin ini adalah salah satu cara dari beberapa cara untuk melatihku mejadi penulis. MasyaAllah sekali disini aku belajar banyak, mulai dari materi yang disampaikan, tugas dan lain-lain. Bismillah, aku harap aku dapat menyelesaikan segala rintangannya. Ditambahlagi saat ini aku sedang melanjutkan kuliah daring yang seharinya bisa sampai tiga atau empat jam dan tidak lupa pula membuat video setiap selesai stase perkuliahan. Lelah? Tentu, apalagi ketika deadline tugas kuliah dan tugas menulis menghampiri. Namun tidak tau mengapa aku sudah mulai terbiasa dan sedikit demi sedikit mulai mencintai hobi baruku ini "menulis."

Menulis adalah hal baru yang sedang coba aku tekuni. Saat diberi tugas, bertanda alaram ide harus segera aku munculkan. Apalagi tugasnya ada durasi waktu dan itu membuat ide yang muncul hilang kembali. Merasa sangat bahagia sekali ketika aku menyelesaikan tugas yang diberikan. Tapi saat tugas muncul kembali suasana kembali redup. "Tidak apa-apa, ayo semangat kamu bisa!" Bisiku dalam hati untuk menyemangatkan diri sendiri. Saat teman-teman penulis yang lain sudah menyelesaikan karyanya, aku juga ikut terpacu untuk menyelesaikan tugasku. Alhamdulillah aku dipertemukan dengan mereka yang memiliki keinginan menulis yang sama. Mereka menjadi penyebab motivasi menulisku saat ini.

Mencoba melibatkan diri dari bau-bau menulis. Terserah dalam bentuk apapun, yang penting tulisan. Aku mencoba membuat puisi, quotes, cerpen, proposal dan lain-lain. Bergelut dengan hal yang awalnya tidak aku sukai yaitu menulis. Tapi aku percaya, suatu saat jika Allah izinkan maka pahitnya kesulitanmu dalam menulis akan berbuah manis diwaktu yang belum tahu kapan itu terjadi. Lagi pula, menulis hal-hal baik tidak ada salahnya. Siapa tahu orang-orang bisa mendapatkan motivasi, hidayah atau pembelajaran ketika membaca tulisan kita yang baik itu. Contohnya sepertiku, yang sering kali termotivasi ketika membaca quotes penulis lainnya.

Jujur saja aku sangat suka membaca kata-kata yang memotifasi diri seperti kata-kata mutiara yang ada di Instagram, WhatsApp, Facebook dan lain-lain. Sebab terkadang tulisan itu masuk kedalam jiwa sebagai penginggat diri, dengan begitu kecintaanku untuk menulis kian berkobar. Tulisan orang-orang itu kerap menjadi nasihat. Aku berharap tulisanku juga demikian, memberikan kebermanfaatan untuk banyak insan. Meluapkan segala rasa, sebagai pembelajaran dan  nasihat yang tidak hanya untuk diri sendiri bahkan mungkin bagi orang sekitar. Meningalkan jejak yang tidak akan mati ditelan asa. Berhenti menulis adalah mematikan diri dari kemampuan dan kelebihan dari setiap insan yang sudah Tuhan beri.

Rasa syukur kerap menghampiri, salah satu cara syukurku ini adalah dengan meninggalkan jejak rangkaian kata yang mengandung makna ini. Menguras pikiran yang tidak mampu meluapkan segala sesak didada. Maka begitu, menulislah untuk mengeluarkan sesak didada. Karena menulis hal yang baik dan diiringi perbuatan yang baik maka InsyaAllah pahala menghampiri. Selagi mampu untuk kamu kerjakan, maka kerjakanlah. Seperti ungkapan seseorang kala itu, jika kamu menulis dengan hati maka pesannya juga akan sampai ke hati MasyaAllah. Alhamdulillah, sudah selesai saya menulis tantangan 10 hari ini.


Lhokseumawe, 08 Agustus 2020



Share:

Post a Comment

Design Prokreatif | Instagram Ruang_Nulis