Oleh : Catur Riyanti
Hai sobat literasi, alasanku menulis yang pertama tidak sekedar menulis atau mencorat coret sesuatu di selembar kertas maupun di media sosial, tetapi menuangkan ide dalam bentuk tulisan, entah itu cerpen, novel puisi atau karya sastra lainnya. Kemampuan menulis aku dimulai sajak SMP, disana aku mulai menuliskan cerita atau puisi di sebalik buku pelajaran, sampai suatu ketika aku ingin mempublikasikannya ke koran harian, tetapi mungkin belum saatnya sehingga aku kembali terpaku untuk mencoretkan segala cerita atau puisi dibuku harianku. Sering pula aku membaca buku cerita anak atau remaja dan kembali menyibukkan diri dengan menulis tentang apa saja, entah itu cerpen, novel, atau artikel – artikel, terkadang pada pembungkus makanan, yang menurutku itu menarik.. Yang kedua alasanku menulis adalah mengasah kemampuanku, karena dengan menukis aku dapat mengekplorasi kemampuan dan keinginanku. Mengambil hikmah dibalik peristiwa – peristiwa sehari hari, candaan, gurauan, cerita sedih dari teman dan terkadang pengalamm pribadi. Tak jarang pula ada teman yang memesan puisi dan itu pengalaman yang sungguh luar biasa. Cukup menjadikan suatu pelajaran yang luar biasa dapat menulis, meskipun masih taraf belajar dalam berbagi cerita – cerita ringan dengan kawan dan saudara.
Menuangkan isi hati, itu untuk alasanku yang ke tiga. Menuangkan isi hati lebih sering kulakukan dengan menuliskan setiap apa yang terjadi. Terkadang jika sudah menulis sampai lupa waktu, karena disibukkan dengan membuat coretan lagi, lagi dan lagi. Sepertinya tak lelah jari ini mengetik dan mencoret di atas kertas bersih seperti berada di alam khayal, tanpa ada yang mengganggu dan menulis sangat indah dimataku karena ia tak pernah marah ataupun menyalahkan penulisnya. Terkadang konyol rasanya seperti bicara sendiri dalam imajinasi dengan tokoh – tokoh khayalan bak sutradara mengatur hidup dalam cerita, ya itulah menulis ada sisi indah dan kreatif, bagai memiliki dunia kedua. Kesekian kalinya menulis itu menyenangkan dalam segi membuat cerita, berbagi cerita dan membacanya kembali. Hal tersebut tidak dapat dilakukan secara serampangan, tetapi ada aturan - aturan yang mesti dipatuhi seperti penggunaan kata atau diksi yang tepat, penggunaan kalimat dalam paragraf dan penggunaan huruf dan tanda baca. Seorang penulis tidak asal dalam menuliskan tulisannya, tetapi dia harus mematuhi aturan mainnya. Logika sangat dibutuhkan selain berimajinasi melahirkan cerita yang menarik, tdak hanya cerita menarik tetapi bisa puisi, pantun atau karya satra yang lainnya.
Nyaman ya itu alasan selanjutnya, karena dapat mengekspresikan sesuai dengan hati terlepas dari sedih atau senang dapat pula menganalisis sesuai dengan informasi yang sedang ada di alam nyata. Terkadang melihat peristiwa di sekitar dan terciptalah tulisan entah itu cerpen, puisi atau karya sastra lainnya. Nyaman tidak hanya bebas berekspresi tetapi dapat membagi pengetahuan dengan sesama, entah itu pendidikan, seni, fantasi atau yang lainnya. Seperti yang pernah aku dengar dari penulis besar kita mba Asma Nadia "menulis dapat disandingkan dengan profesi apapun" dan itu nyata di era milenial. Menulis tak lepas dari huruf dan angka, yang menurutku menulis adalah mengutak – atik huruf menjadi kata dan merangkainya menjadi kalimat kemudian terbentuklah sebuah cerita bermakna atau karya sastra yang unik bagiku. Unik yang indah artinya sesuatu yang membuat pembaca menjadi menunggu tulisan - tulisan itu terbit. Keunikan ini yang ingin aku berikan kepada pembaca, tidak hanya sekedar unik dalam rangkaian kalimat tetapi unik dalam rangkaian cerita atau karya sastra. Keunikan itu memang sudah unik bagiku yang ini memang sedang belajar menulis. Tetapi keunikan itu bisa muncul ketika kita berimajinasi dan tentunya lebih ke peristiwa – peristiwa disekitar kita. Ya tulisan yang unik yang pastinya ditunggu oleh para pembacanya.
Menuai berkah dalam menulis adalah kesekian kalinya alasanku menulis. Menebar ilmu kebaikan dan kebajikan bagi para pembaca itu adalah salah satu kepuasan bathin yang aku rasa. Bahagia melihat mereka membaca sedikit dari ilmunya Allah SWT, bahagia melihat mereka membaca pesan kebaikan yang aku tulis, bahagia melihat mereka membaca informasi dalam balutan cerpen atau puisi yang aku tulis. Keberkahan bagiku adalah rasa yang tidak dapat diperoleh tanpa usaha yang sesungguhnya. Menulis dan menebarkan pesan baik itulah suatu berkah dan hasilnya berupa bonus rasa bahagia bagi penulisnya jika buku tersebut tersampaikan kepada pembacanya dan menebar kabaikam bagai menebar benih kebaikan di ladang pahalaNya. Sesuai kata pepatah "gajah mati meninggalkan belang, manusia ti meninggalkan nama" begitupula penulis jika mereka tiada maka karya – karya mereka yang akan dikenang, terlepas dari baik buruknya hasil karya mereka. Menulis bagiku diartikan sebagai berjuang membuat karya terbaik yang dipersembahkan kepada pembacanya. Menulis ide cerita, membuat tokoh cerita, membuat watak tokoh dalam cerita, menyeting latar cerita bagai sutradara dalam sinetron. Perjuangan menulis itu manis jika pembacanya menanti karya kita, hingga semangat untuk membuat karya – karya yang lebih baik. Berjuang dengan pena dan keyboard komputer, merombak karya untuk mengulang, mengulang menyunting membuat covernya sesuai isi cerita. Perjuangan yang menebarkan ide – ide menarik dan menebar hikmah kebaikan. Membuat cerita itu konsisten pada alurnya, membuat cerita itu tidak memblunder, membuatnya tidak menyimpang dari temanya, itu perjuangan yang manis untuk selalu diusahakan. Meskipum lelah seorang penulis tak akan pernah merasakannya karena menulis dan mempersembahkan tulisan kita kepada pembaca menjadikan sebuah kepuasan dan harga itu mengalahkan rasa lelah ketika menulis hingga berlembar – lembar.
Menulis bagai melukis diatas kanvas, dapat mencoret sesuka hati sesuai dengan yang ada di pikiran kita dan gambaran khayalan kita. Mencurahkan warna dalam kanvas yang bagi penulis warna itu bisa disamakan dengan jalan cerita, ya warna yang dituangkan sesuai dengan tema yang sudah ditentukan. Mewarnai watak tokoh sesuai dengan peran antagonis atau protagonis. Membuat mereka berdialog dan membuat mereka berinteraksi hingga di akhir cerita mereka menemukan solusi dan berdamai kemudian penulis merasa bahagia di akhir cerita. Mengakhiri cerita dapat sedih ataupun bahagia, jika perlu akhir cerita itu merupakan jawaban dari awal dan pertengahan cerita yang kita buat. Menjadikan tulisan itu dibaca oleh pembacanya, penulis merasa memiliki arti dengan berbagi cerita berbagi suka duka. Terakhir kalinya menulis bagiku adalah mencerdaskan. Menulis membuat kita berfikir keras untuk merangkai cerita menarik dengan terlebih dulu membaca bermacam literasi yang menunjang cerita kita. Selain membaca kita juga dituntut melakukan penelitian terlebih dahulu mengenai sering tempat cerita itu berlangsung, penelitian tentang fakta sejarah jika ingin menguak situs sejarah, membaca berbagai sumber literasi sebelum merangkai cerita bahkan tak jarang penulis akan melakukan penelitian ke luar negeri demi mendapatkan efek cerita yang menarik dan unik. Jadi menulis tidak bisa sembarangan. Dapat dikatakan bahwa seorang penulis adalah manusia – manusia cerdas, karena tanpa membaca maka mustahil membuat cerita – cerita menarik. Tanpa membaca akan mustahil pula membuat puisi – puisi menarik hingga pantun – pantun yang elok didengar. Membaca, melakukan riset atau penelitian tidak dapat dipisahkan dari seorang penulis karena tanpa itu semua mustahil tulisan indah, tulisan menarik dapat tercipta. Berbagai macam alasan menulis adalah berawal dari kenyamanan dan kesenangan seorang penulis, sehingga banyak karya sastra tercipta dari sana. Ya seorang penulis bukan pengkhayal tetapi seorang penulis adalah manusia yang multitalenta dengan segala keunikannya.
10 Agustus 2020
Bionarasi
Penulis berasal dari kota sejuta bunga tepatnya Magelang, menyukai menulis sejak dibangku SMP. Menulis menjadi kebiasaan dan sebuah kegemaran yang sering dilakukan di waktu – waktu senggangnya. Yang digemarinya menulis tentang cerpen dan puisi, Hingga saat ini kegemaran itu berubah menjadi hobi dan kegiatan yang wajib dilakukan di waktu senggang. Bagi penulis menebar kebaikan dan berbagi cerita merupakan pengalaman yang menyenangkan.
Post a Comment