Dimulai Bermimpi menjadi Produktif Berkarya

Dimulai Bermimpi menjadi Produktif Berkarya

Oleh: Rini Untari

 

Setiap individu menekuni dunia kepenulisan dengan banyak alasan. Nah, alasan apa yang membuat kalian menekuni dunia kepenulisan? Berikut sepuluh alasan aku menulis dan bisa saja beberapa juga menjadi alasanmu untuk tetap berjuang merangkai diksi dengan pena

1.        Melukis mimpi

Menulis bagiku dianalogikan seperti melukis mimpi. Kegiatan menulis bisa berawal dari kegiatan menulis kegiatan harian dalam buku diary. Kebiasaan itu juga yang membentuk impianku menjadi seorang penulis. Impian menjadi motivasi pendukung yang sangat mempengaruhi tercapainya cita-cita.

Mimpi sebagai sesuatu yang seseorang visualisasikan suatu hari nanti. Tujuan yang dibayangkan menjadi motivasi untuk terus bergerak menjadi lebih bermakna layaknya melukis di atas kanvas untuk menghasilkan sebuah gambar. Tentunya keadaan mental positif pada seseorang yang menjadi daya dorong untuk dimanifestasikan di masa depan. Apa saja yang perlu dilakukan dalam melukis mimpi menjadi kenyataan? Berpikir positif, terus mengeksplorasi dan menggali potensi diri, percaya diri akan kemampuan untuk mewujudkan dan kalau perlu diasah melalui pelatihan atau kelas menulis.

 

2.        Self Healing

Tak hanya belajar merangkai diksi menjadi bermakna, dalam berjalannya waktu semakin terasa bahwa menulis seperti obat bagiku. Ya, menulis menjadi terapi yang bukan hanya menjadi ajang curhat tapi mampu menyembuhkan luka batin. Menyampaikan apa yang ada dalam alam rasa, mengolahnya dalam alam berpikir dan kemudian terlahir diksi yang menggambarkan tentang perjalanan kehidupan. Tak hanya kehidupan pribadi bisa juga fiktif belaka.

Menulis juga kegiatan yang mampu meningkatkan kesehatan fisik hingga mental seseorang. Bahkan menariknya, hasil penelitian seorang psikolog dari Southern Methodist University, USA James W Pennebaker menemukan pengaruh menulis terhadap kondisi kesehatan. Hasil penelitian menyebutkan menulis rutin setiap hari selama 15-30 menit mampu membuat kondisi tubuh dan pikiran menjadi lebih sehat.

3.        Menambah teman

Teman akan terasa manis bak rasa es krim saat  mampu mengajak kebaikan dan mengingatkan saat kita salah. Ini sangat terasa teruntuk teman yang mengajak kegiatan kegiatan positif seputar kepenulisan. Banyak juga teman yang dipertemukan di dunia kepenulisan yang sering menuangkan tulisan dengan makna serta hikmah tersembunyi untuk mengingatkan diri dalam diksi. Ya, relasi atau networking ternyata bisa diperoleh dari menulis. Keikutsertaan dalam kelas menulis online atau challange serta lomba menulis mampu mempertemukan dengan banyak karakter dengan minat yang sama yaitu menulis.

Dari pembelajar diksi, makna teman yang mampu meningkatkan kualitas diri bisa ditemukan. Benar adanya keterkaitan perlunya kita memilih teman yang baik karena memang asalnya seseorang akan mencontoh teman dekatnya.

4.        Menebar Ilmu

Alasan yang membuatku semakin mencintai dunia kepenulisan adalah menulis menjadi bagian amal jariah. Ya, mengaplikasikan ilmu dengan cara yang berbeda. Sebuah hadis tentang amal jariah yang populer dari Abu Hurairah menerangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda "Apabila anak Adam (manusia) wafat, maka terputuslah semua (pahala) amal perbuatannya kecuali tiga macam perbuatan, yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat dan anak saleh yang mendoakannya." (HR. Muslim).

Melalui menulis harapannya menjadi amal jariah dalam menyebarluaskan ilmu pengetahuan baik melalui pendidikan formal maupun informal. Termasuk dalam kategori ini, menulis buku yang berguna dan mempublikasikannya. Motivasi untuk berbagi ilmu juga menjadi dorongan mewujudkan seorang penulis yang terjaga semangatnya melalui karya. Jangan lelah berbagi ilmu walau sedikit melalui aktivitas menulis.

5.        Menuangkan Ide

Melalui menulis setiap individu belajar untuk menuangkan ide ke dalam tulisan. Karena dalam kehidupan ini, ada individu yang lebih nyaman menyampaikan ide dan pemikirannya melalui sebuah tulisan.

Tak semua orang dianugerahi melisankan dengan baik depan publik atau tidak semua penulis mempunyai kemampuan menuangkan diksi dalam tulisan ditambah kemampuan melisankan dengan baik juga. Meskipun ke depan dua kemampuan itu perlu dimiliki untuk mentransfer filosofi sebuah tulisan agar lebih dipahami pembaca.

Menuangkan ide akan semakin terasah dengan semakin meningkatnya intensitas menulis. Dimulai dari puluhan kata yang terus yang terus meningkat sampai jutaan kata. Latihan menuangkan ide penulis pemula bisa melalui keikutsertaan pelatihan atau kelas menulis serta event lomba. Apalagi dihadapkan dengan deadline, rasanya semua ide mengalir dengan derasnya. Apa kabar pejuang deadline? Tetap merangkai diksi penuh semangat.

6.        Mengukir sejarah

Menulis akan menghasilkan mahakarya yang abadi dan menjadi jejak sejarah. Di dunia tak akan ada yang abadi, tapi tulisan bisa bertahan saat penulisnya sudah tidak ada. Jejak yang tidak mudah hilang apalagi di era digital technology saat ini sebuah tulisan dapat diakses dengan mudah dimanapun karena bisa berbentuk elektronik dan digital library menyediakan layanan yang memudahkan pembaca untuk melakukan pencarian.

Jika tulisan itu dalam bentuk buku cetak, buku digital, artikel, jurnal dan lain sebagainya dibaca oleh banyak orang dan tersebarluaskan, tentunya tulisan tersebut akan menjadi tulisan yang terus tetap menghidupkan penulisnya, meskipun ia telah tiada. Melalui tulisan, saat kau tuangkan cerita kehidupanmu, saat tak ada kesempatan menuturkan pada generasi penerusmu maka sebuah tulisan bisa bercerita. Menulislah dan tinggalkan sejarah positif tentangmu.

7.        Menempa diri

Tahukah kamu saat menulis, membentuk kebiasaan baik yang tak hanya melatih alam rasa saja tapi juga alam berpikir kita. Melalui menulis, menempa untuk terus belajar. Ya, belajar menuangkan diksi dari hasil kontemplasi dan hasil membaca tentunya.

Membaca menjadi bagian penting dalam kehidupan seorang penulis. Bagaimana penulis pemula yang belum mempunyai kebiasaan membaca?

Penulis pemula dapat belajar melalui banyak jalan bisa melalui pengamatan/observasi, berdiskusi atau menonton film yang relevan dengan naskah tulisanmu.

 

8.        Evaluasi diri

Pernahkah terbersit dalam pikiran mengenai tulisan apa yang telah kita hasilkan? Baik dari segi kuantitas maupun kualitas?Ya, menulis tak hanya terus berkarya tapi menjadi media untuk introspeksi diri terkait kualitas tulisan kita. Apakah yang kita tulis memberikan kebaikan bagi diri kita sendiri atau orang laib? Atau ternyata tulisan kita memberikan perspektif kurang baik.

Semoga dengan menulis yang semakin intens menjadikan diri kita untuk semakin bermuhasabah (mengevaluasi diri) tak hanya produktif dari kuantitas tapi berupaya meningkatkan kualitas. Harapan dengan evaluasi diri, ada dorongan dalam diri sendiri untuk melakukan yang lebih baik daripada hari kemarin. Tak hanya itu hari esok diproyeksikan lebih baik lagi daripada hari ini.

9.        Mengekspresikan Diri

Kemampuan menulis bisa berawal dai hobi. Dalam berjalannya waktu hobi ini begitu dinikmati karena tentunya memberikan manfaat tak hanya membangun kemampuan berpikir logis tapi berpengaruh terhadap kesehatan psikis. Hobi ini secara konsep dilakukan di waktu luang. Waktu luang dengan melakukan kegiatan menulis maka berupaya mengaktualisasikan diri dengan kegiatan bermanfaat. "Dua kenikmatan, kebanyakan manusia tertipu pada keduanya, yaitu kesehatan dan waktu luang." (HR Bukhari).

10.    Produktif Berkarya

 Menulis bagiku tak hanya menjadi kegiatan mengolah diksi, tapi menjadi kebiasaan dan tantangan yang membuat "nagih", membuat rindu saat tak melakukannya. Ini menjadi pertanda untuk terus mengasah kemampuan menulis yang awalnya hanya curahan hati naik tingkat jadi bukti. Ya, bukti melalui karya. Apalagi saat ini banyak komunitas menulis online berkolaborasi dengan penerbit indie atau mayor yang membuka pintunya untuk penulis pemula sampai profesional berkarya. Istilah branding penting juga bagi penulis menguatkan jati diri melalui karya. Dan tetap semangat untuk belajar menulis semua jenis tulisan. Karena terbiasa kita menjadi bisa.

                                                            Bogor, 10 Agustus 2020

Tentang Penulis:

Penulis seorang Ibu rumah tangga  dengan dua orang putra yang juga memiliki aktivitas mengajar di sebuah perguruan tinggi negeri di Bogor, Jawa Barat. Menyukai aktivitas menulis dan telah menghasilkan beberapa buah buku antologi non fiksi serta puisi. Aktivitas penulis di media sosial bisa dilihat di facebook dengan akun Rini Untari dan instagram @untari170.

 


Share:

Post a Comment

Design Prokreatif | Instagram Ruang_Nulis