Dari yang Bukan Penulis, Cuma Suka Nulis;

Oleh : Ridiva Gieka Aprilia

           

 Tertera 10 alasan menulis dari yang bukan penulis, cuma sekedar suka nulis. Nulis apa ? bebas, apa aja, yang penting nulis. Entah itu fiksi, puisi, prosa, maki – maki, tugas ? atau sekedar bilang "kita akan baik – baik aja hari ini". Meskipun sekarang menulis jadi semakin canggih karena engga selalu butuh tinta dan kertas. Oke, sebenarnya, menulis itu bukan untuk siapa – siapa, bukan karena apa – apa, tapi untuk kamu, dari kamu, karena kamu;diri sendiri. Selebihnya adalah alasan penguat, supaya kamu;kita terus melaju, engga berhenti. Nah, jadi sudah terangkum 10 alasan dari aku, tentang kenapa aku menulis.

 

  1. Opening Statement : Garis Besar

Seperti yang udah dijabarkan sebelumnya, alasan menulis yang sesungguhnya itu sangat egois, untuk aku. Alasan-alasan lain, bertindak sebagai penopang agar terus menulis. Sebab sesekali, sangat terasa ingin berhenti.

Self love : alasan utama; menulislah, maka kamu akan baik-baik.

Support system : masih untuk aku; menemukan banyak kasih sayang dan dukungan; teman ataupun penggemar.

Kemudian ada Hope : sebuah angan, semoga bukan hanya susunan kata, tapi juga menebar banyak manfaat dan kebaikan.


  1. Katarsis; Usaha Menjadi Baik – baik

Pernah menagalami masa-masa sulit dalam perjalanan hidup. Berdampak pada overthinking, dan berbagai emosi dalam kepala yang sulit sekali dikendalikan. Menulis menjadi salah satu jalan keluar. Mengaplikasikan segala perasaan, emosi, pikiran kedalam bentuk tertulis, ternyata ampuh membuat diri merasa lebih baik. Freud menyebut ini sebagai katarsis, dan setiap orang punya cara yang berbeda. Caraku, adalah menulis.


  1. Still Awake, Be Yourself

Lingkungan; mencakup orang lain, teman, keluarga; beberapa situasi dan kondisi, tuntutan sosial, dan lain sebagainya sering kali mempengaruhi beberapa orang. Tanpa sadar, seiring waktu menjadi berubah haluan, lupa diri. Terpancing untuk menjadi orang lain, lupa, kalau diri sendiri pun sebenarnya punya daya cipta yang tinggi.

Membaca lagi tulisan-tulisan pada diri yang lalu, membantu untuk tetap tersadar tentang siapa aku, kemana tujuanku, apa kesukaanku, dan segala hal perihal aku. Menulisku hari ini, spesial diperuntukkan untuk aku dimasa depan, yang sesekali kehilangan arah tujuan.


  1. Suka; Tanpa Kenapa

Aku menulis karena suka, aku suka karena ya suka saja, aku suka tanpa kenapa dan mengapa. Merangkum berbagai diksi yang terbang bebas dalam kepala, supaya lebih indah dan bermakna. Mengutarakan apa yang ingin diutarakan, menyampaikan apa yang ingin disampaikan.. Meskipun beberapa tulisan lebih suka jadi misteri, biar ditebak, dan penuh praduga.


  1. Dokumentasi.

Jadi individu yang menolak lupa tiap-tiap kejadian, memilih menulis sebagai salah satu cara dokumentasi. Biasanya, tulisan berkisah tentang duka. Yaaa, memang ketika sedih lebih banyak kata-kata di kepala. Tapi aku, mulai menulis segala hal, dalam segala situasi. Senang - sedih, suka - duka, haru - bahagia. Supaya bila menyesal ketika patah hati, aku juga ingat pernah sangat bahagia ketika jatuh cinta. Biasanya juga, setiap tulisan yang pernah ditulis, selalu bisa diingat berkisah siapa, bertentang apa, dalam suasana hati yang bagaimana. Sehingga, tiap-tiap kenangan, tidak pernah benar-benar menghilang.


  1. Pelampiasan / Pelarian

Menjadi orang yang sentimental, sangat sensitif pada beberapa hal yang sebenarnya biasa saja. Bisa jadi sangat emosional, kemudian meledak-ledak. Setelahnya, dihantui rasa bersalah karena bersikap egois dengan sangat. Kata-kata yang kurang sopan untuk diutarakan, di copy-paste pada sebuah lembar atau notes, ditulis atau diketik, bebas saja, definisinya tetap sama; menulis.


  1. Tentang 'Saling' Bukan 'Paling'.

Bukan untuk jadi yang paling benar, tapi coba saling membenarkan. Bukan pula jadi yang paling membawa manfaat, tapi mari saling menebar kebaikan. Nanti, semoga, tulisan-tulisan ini semakin liar mengudara. Sehingga tiap-tiap manusia bisa coba belajar 'saling', bukan 'paling'.

Nb : kalau -paling- mu tak jua jadi -saling-, artinya Tuhan memang mengistimewakan kamu dalam hal tak terbalas yang kamu maksud.


  1. Semoga Melekat, Tanpa Karat.

"Sebaik-baiknya manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain",-secarik dari apa yang ku percayai bilang begitu.

Kepada tulisan-tulisanku; tumbuh yang subur ya. Hadirlah pada hati manusia yang membutuhkan kamu, jadilah penyampai pesan, berbagi pengalaman, opini, dan segala isi hati. Tentang bagaimana diri punya kendali, ada logika dikepala. Semoga terus berbagi banyak suka, juga duka-duka penuh pengajaran. Nanti akan melekat, pada yang menyukai kamu dengan sangat.


  1. Sebuah keterpaksaan;

Gadis remaja yang biasanya paling muda diantara rekan sepantarannya ini bukan tipe orang yang produktifnya luar biasa. Mageran, rebahan, tidak bergerak jika tidak ada stimulus kuat, seperti segala hal yang penuh tanggung jawab. Itu kenapa, dalam beberapa situasi, perlu juga sesekali memaksa diri untuk harus menulis. Tapi bukan memaksa dalam konotasi negatif. Memaksa supaya bisa terbiasa, mengasah, menambah, mengurangi, dan belajar. Jika tidak dipaksa, kadang terpikir, kapan kita akan bergerak ?


  1. Alasan Tambahan : Catatan Juang, halaman 198;


Juang merangkum beberapa alasan selanjurnya tentang kenapa aku menulis.

"Menulislah, agar kelak saat kau meninggal, anak cucumu tahu bahwa suatu ketika engkau pernah ada, pernah menjadi bagian dalam sejarah",- Fiersa Besari, dalam Catatan Juang; 198.

Sebagai penutup, menulis adalah cara mencintai aku;yang sering kali lupa mencintai diri sendiri.

Air Putih, 27 Juli – 5 Agustus 2020.

 


Tentang aku :

Panggil aku dipaaa, seorang gadis kelahiran Bandung, 16 – April – 2001, diizinkan besar dan bertumbuh di Riau. Mahasiswa semester 5 pada jurusan terkait kejiwaan disalah satu universitas negeri di Medan. Sedikit dari dipaaa : Aku mungkin saja kesulitan untuk mencintaimu lewat tindakan, jadi izinkan diksi – diksi ini mengudara untuk mengetuk keterpekaan.
Share:

3 comments :

Design Prokreatif | Instagram Ruang_Nulis