Alasan Aku Menulis
Salsa Berlianthi Ariyanto
Mungkin menulis bagi sebagian orang adalah hal yang menyebalkan karena membuat lelah. Tapi bagi sebagian orang menulis adalah hal yang menyenangkan. Ya. Salah satunya adalah Aku. Bagiku menulis adalah sarana untuk mencurahkan segala perasaan ke dalam kata. Kata tersebut kemudian menjadi sebuah kalimat dan kalimat akan berubah menjadi sebuah paragraf yang jika dinikmati dengan hati akan turun ke hati. Namun tidak semua kata yang kita tulis akan turun ke hati para pembaca. Karena hanya tulisan tertentu yang bisa membuat para pembaca merasakan apa makna yang ditulis oleh sang penulis. Seperti yang orang bilang,
"Menulis itu harus dari hati. Maka apapun yang kamu tulis akan turun ke hati."
-salsaberlianthi
Dan itu yang akan selalu Aku terapkan di dalam dunia ke penulisan. Karena menulis bukan soal target deadline yang harus kamu kejar lalu dikumpulkan ke editor. Karena Menulis adalah tentang bagaimana kamu bisa merasakan setiap kata yang kamu tulis penuh makna. Awalnya, memang menulis adalah pekerjaan yang paling membosankan. Karena menyita waktu kita untuk duduk bermenit-menit bahkan berjam-jam berdiam diri lalu membiarkan imajinasi berkeliaran di alam khayal dengan ditemani buku dan pena. Memikirkan kata demi kata, kalimat demi kalimat, agar menjadi sebuah prosa.
Tapi berjalannya waktu, bagiku menulis adalah pekerjaan yang paling menyenangkan. Bagaimana tidak menyenangkan? "Dalam satu waktu aku bisa menjadi pemain, penulis bahkan sutradara." dan ini yang aku rasakan. "Menyenangkan bukan?" Jadi sekarang sudah tidak ada alasan jika menulis adalah pekerjaan yang membosankan. Karena kita bisa menulis dimana saja dan kapan saja. Tentunya dengan ditemani secangkir kopi panas, menikmati senja yang tenggelam dari ufuk barat.
Jika kalian bertanya, "Apakah seorang penulis jika menulis suatu cerita adalah tentang pengalaman pribadinya?" Jawabannya, "Mungkin iya. Tapi mungkin juga tidak. Karena tidak semua penulis mau menuliskan pengalaman pribadinya ke dalam sebuah cerita."Karena tidak semua yang dituliskan ke dalam sebuah buku adalah kenyataan. Pasti penulis sudah membumbui cerita dengan fiksi agar menarik para pembaca.
⛔Ingat ya, tidak semua⛔
Kalau kalian bertanya kembali, "Kenapa sebuah cerita harus dibumbui dengan fiksi?" Jawaban simpel. "Sebuah Cerita itu diibaratkan seperti Sayur. Sayur tanpa diberi garam akan hambar. Begitupun dengan Sebuah Cerita. Karena jika hanya realita tanpa ekspetasi itu tidak menggugah selera, haha."Dan bagiku menulis adalah pekerjaan yang menyenangkan. Terlebih di era globalisasi seperti ini. Di era globalisasi seperti ini kita bisa merubah paradigma masyarakat tentang menulis bukan lagi tentang pekerjaan yang menyebalkan karena berkutat dengan buku dan pena. Karena sekarang menulis bisa menggunakan natebook, laptop, dan sebagainya. "Lebih canggih bukan?" jawabannya "Iya. Selain lebih canggih menulis juga terlihat lebih keren. Karena kemanapun pergi kita membawa laptop dan pastinya menulis tidak lagi dianggap kuno." Menulis bisa dimana saja dan kapan saja. Karena menulis tidak terikat oleh ruang dan waktu.
"Menulis adalah tentang kemauan untuk mencapai kesuksesan."
-salsaberlianthi
Alasan sederhana mengapa aku menulis karena kecintaan ku pada dunia sastra dan literasi tentunya. Bagiku sastra adalah dunia dan literasi adalah asupan agar aku bisa terus menulis. Karena jika kita menulis tanpa pernah literasi (membaca) kita akan kehabisan kosa kata. Karena seorang penulis, bukan hanya menciptakan kosakata kemudian menjadi sebuah buku. Membaca itu suatu kewajiban bagi seorang penulis karena jika tidak mau membaca maka itu artinya tidak ada yang menginspirasi penulis seperti membaca kata-kata penulis lainnya.
Aku berpikir, jika aku hanya bermimpi tanpa berusaha maka tidak akan menjadi realita. Karena mengandalkan mimpi saja tidak akan membuat impian menjadi kenyataan. Semua itu butuh proses, tidak ada sesuatu yang instan. Kalau mau sukses kuncinya harus berani mencoba dan konsekuensinya adalah kegagalan. Tapi jangan hanya karena kegagalan lantas membuat kamu takut untuk bangkit dan mencoba lagi. Karena kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Orang hebat pasti pernah mengalami 1000 kali kegagalan, tapi apa pernah berhenti berjuang? Tentu jawaban "Tidak." Karena jika kita jatuh 1000 kali, maka kita harus bangkit 1001 kali.
Karena orang yang tidak berani mencoba akan selalu menerka-nerka. Tahu kan kalo menerka-nerka itu tidak baik? Kenapa tidak mencoba saja? Perihal hasil bukankah itu urusanNya? Karena tugas kita hanya terus berikhtiar dan berdoa. Maka aku memutuskan untuk terus mencoba dan berusaha karena aku tidak pernah tahu kapan keberhasilan akan datang menghampiriku.
Jika kalian bertanya, "Dalam menulis, apa pernah mengalami 'Writers Block'?" "Iya." Karena semua penulis pasti pernah mengalami kehilangan ide untuk melanjutkan sebuah cerita. Oleh karena itu, penulis di wajibkan untuk membaca agar tidak terkena Writers block. Oh iya Writers block adalah hilangnya ide pada seorang penulis saat ia sedang mengerjakan sebuah tulisan.Karena jika kita menulis, tapi tidak mau membaca tanpa kita sadar banyak sekali kosakata yang baru bermunculan dan asing di telinga kita.
"Oleh sebab itu, ayo membaca dan terus menulis agar menjadi pemuda yang berprestasi."
-salsaberlianthi
Alasan aku menulis itu sederhana. Karena sering menghayal lalu aku berpikir, "Apa manfaatnya jika aku hanya menghayalkan sesuatu tanpa ada membuahkan hasil?" Hari demi hari, aku semakin menyadari bahwa waktu tidak akan pernah berputar kembali. Jika aku hanya menghayal tanpa mau berusaha untuk mewujudkan impian menjadi kenyataan itu hanya menjadi sebuah kehaluan. Lantas aku mulai mencoba untuk menuliskan semua khayalan yang terlintas di pikiran ku ke dalam sebuah buku. Memang tak mudah, bahkan rasanya ingin menumpahkan segala isi di dalam kepala bahkan di hati kalau bisa ke dalam sebuah kata. Tapi ntah mengapa menumpahkan semuanya terasa menyulitkan. Atau memang terkadang segala sesuatu cukup dipikirkan dan dirasakan tanpa perlu dituliskan bahkan diutarakan akan jauh lebih baik.
Setiap yang hidup pasti akan mati. Dan ketika mati, cepat atau lambat pasti akan terlupakan. Tapi tidak dengan mereka. Ya, para penulis. Penulis akan tetap hidup dan dikenang karena karyanya. Seperti kata alm eyang Sapardi Djoko Damono, "Kita abadi yang fana adalah waktu." Sadar atau tidak, bukan waktu yang mengejar kita. Tapi kita yang sedang mengejar waktu. Kita terlalu berpacu dengan hal yang tanpa kita sadari tidak memberikan dampak apapun untuk diri kita. Maka dari itu, ini adalah alasan saya menulis. Saya ingin tetap abadi walaupun raga ini telah mati. Karena aksara tidak pernah lekang oleh waktu. Selangkah demi selangkah, dengan tekad yang kuat. Saya akan mewujudkan mimpi menjadi kenyataan.Semua itu butuh proses. Tidak ada sesuatu yang instan. Agar kita tahu bagaimana cara untuk mendapatkannya. Butuh kesabaran, ketekunan dan keikhlasan untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan. Karena jika kita telah mendapatkannya nanti kita akan lebih menghargai sebuah proses. Yakinkan pada diri bahwa,
"Tak apa jika hari ini capek, lelah bahkan penat melanda. Tak apa jua bila kegagalan datang menghampiri. Karena keberhasilan akan datang setelah gagal berkali-kali. Kamu bisa meraih mimpi!!!"
Karena tugas kita hanya berjuang dan berusah. Perihal jawaban dan hasil biarlah menjadi urusan-Nya.
Mantap
ReplyDeleteSemangat kak
ReplyDeleteHai kak, semoga kita selalu semangat untuk terus berkarya💪🔥
ReplyDeleteJangan lupa mampir ke tulisanku yaa😍