Aku Mengumpat pada Tulisan!

Oleh: Anita Rusdiana


Menulis adalah salah satu hal yang membosankan! Buang tenaga! Buang pikiran dan waktu!


Kenapa harus menulis?!


Banyak orang menulis, menjadi buku, menjadi novel, menjadi biografi, juga hasil dari suatu penelitian. Kenapa sia-siakan waktu hanya untuk menulis?!


Sebagian orang mungkin akan beranggapan hal semacam itu. Tak salah memang seorang penulis buku dan novel terkenal bisa menghabiskan waktu satu atau dua tahun bahkan lebih hanya untuk menyelesaikan tulisannya. Tapi nyatanya semua orang pernah menulis. Menulis note, menulis pesan atau menulis status dan story di berbagai media sosial. Ada banyak hal yang bisa untuk ditulis.


Jika hal itu kau tanyakan padaku, alasannya itu karena aku pelupa. Aku menuliskannya.


Diantara beberapa alasan, tujuan menulisku yang pertama adalah sebagai pengingat. Aku termasuk orang yang sering lupa. Maka dari itu, aku menulis segala hal untuk membantuku mengingat dan menjadi penyemangat.


Tak jarang, banyak note yang menempel di dinding kamar, halaman buku juga di beberapa benda yang paling sering aku gunakan. Banyak pula tumpukan catatan yang sudah penuh dengan beragam tulisan. Semua tulisan itu, ada pula sebagai bentuk ekspresi diri.


Memang tak banyak di masa sekarang yang masih menulis diary. Hanya saja bagiku, setiap hari selalu memiliki cerita yang berbeda. Diantaranya bisa sebagai kenangan atau sebagai pelajaran. Beberapa sahabat atau teman dekat kita juga kadang tak mampu menjadi pendengar setiap saat. Maka dengan menulis, segala yang kita rasakan bisa tersampaikan dengan baik. Begitulah caraku mengekspresikan diri.


Menulis juga menjadi salah satu cara merekam jejak. Selain foto atau unggahan di media sosial. Menulis merupakan cara mengingat yang unik. Segala perasaan yang terjadi saat suatu peristiwa itu mampu terekam dengan baik lewat berbagai huruf yang terangkai. Kata yang tersusun membentuk kalimat kemudian menjadi paragraf dan satu kesatuan cerita yang utuh. Dari tulisan tersebutlah mampu membawa orang lain yang tak bisa merasakan peristiwa masuk ke dalam alur ceritanya. Perasaan yang dituangkan oleh penulis dengan ajaib akan sampai kepada si pembaca. Oleh sebab itu, menulis sebagai perekam jejak adalah hal terbaik yang dilakukan.  Try it !


Aku termasuk orang yang pendiam namun bising. Ada banyak kata yang berkeliaran di kepala. Semua kata-kata itu begitu bising hingga membuatku ingin melepas semua kebisingan itu. Satu-satunya cara adalah dengan meluapkannya. Melalui tulisan, aku menyampaikannya. Tak jarang tulisanku memenuhi beranda media sosial, story whatsapp atau teks tak penting. Semua itu aku lakukan untuk menuangkan segala isi pikiranku yang bising itu. Kadang hanya sebaris, satu kata atau berubah menjadi puisi dan narasi panjang. Pikiranku hanya kusut, menulis menjadi caraku meluruskannya.


Dari segala kebiasaan menulis itulah kemudian menjadi hal yang menyenangkan. Sesuatu yang dikerjakan dengan hati akan jauh lebih menyenangkan daripada terpaksa melakukannya. Itu yang bisa aku simpulkan selama melakukan hal-hal baik yang kusuka. Bukankah pekerjaan dengan hati salah satunya adalah melakukan hal-hal yang kita sukai? Perlahan menulis menjadi hobi yang mampu memberi kesenangan istimewa di waktu senggang.


Jadi, menulis bukan sesuatu yang menurutku tak berguna, sia-sia atau buang waktu dan tenaga. Hanya setiap orang berbeda menanggapi tentang kesukaannya masing-masing.


Dari hobi menjadikan menulis sebagai kawan terbaikku. Ketika semua kawan mulai sibuk dengan segala aktivitas, aku merasa lebih dekat dengan menulis. Aku juga termasuk orang yang tak pandai berbicara. Aku memilih merangkai kata dengan menekan tuts keyboard atau menarikan pulpen diatas kertas. Itulah sebabnya menulis kemudian menjadi kawan terbaikku.


Ada beberapa hal yang kurasa tak perlu orang lain tahu. Tak perlu diceritakan ataupun disampaikan. Itu disebut sebagai rahasia. Bukan rahasia namanya jika orang lain tahu. Hanya saja, kadang kita tak mampu menyimpan rahasia itu sendirian. Lalu dengan menulis, aku mampu berbagi tanpa sepengetahuan orang. Jangan lupa disimpan baik-baik !


Tulisan yang dihasilkan tak melulu tentang cerita pribadi keseharianku layaknya diary. Aku juga mulai menulis sesuatu dari yang pernah aku baca atau lihat. Yap, pikiran seseorang akan berkembang dari apa yang ia lihat atau baca. Maka aku pun sama. Hal yang aku dapatkan akan menjadi inspirasi. Tulisan menjadi tempat menuangkan imajinasi. Lalu dari semua itu aku menuliskannya menjadi sebuah bentuk karya yang fiktif. Sebuah cerita pendek, cerita bersambung bahkan sajak-sajak dan puisi. Seorang penulis memang tidak selalu menuliskan apa yang ia rasakan, imajinasi mampu memberi warna baru dalam tulisan. Artinya, menulis adalah cara produktif mengisi waktu senggang. Tempat menuangkan imajinasi daripada mengendap lalu hilang dalam pikiran.


Seperti membaca, menulis juga menjadi penghibur bagiku. Segala rekam jejak, pengingat juga karya fiktif yang ku tulis mampu memberiku kekuatan tersendiri dalam diri. Menulis sebagai penyembuh diri sendiri adalah alasan utamaku. Cerita tentang hari bahagia yang telah lupa, bahkan luka yang pernah ada. Seolah tulisanku menjadi diriku yang berbeda saat aku terjatuh. Ketika itulah aku kembali membaca satu persatu kisah yang pernah aku lupa. Lalu menulis lagi untuk suatu hari nanti bila saat ini aku terlupa. Tulisanku adalah penghibur terbaikku dikala aku tak mampu lagi berbicara dengan kawan-kawanku.


Bukankah menulis menjadi media komunikasi terbaik? Ku rasa tidak semua orang mampu menyampaikan perasaannya secara langsung. Beberapa orang butuh merangkai kata untuk bisa menjelaskan isi dalam hatinya. Sesuatu yang disampaikan dengan hati akan selalu tersampaikan ke hati. Salah satu kunci penulis-penulis hebat yang melahirkan karya yang luar biasa. Jangan kau anggap remeh para penulis. Jangan pula kau rendahkan mereka yang tak mampu berbicara dengan baik.


Setiap orang menyampaikan perasaannya dengan cara yang berbeda-beda. Bisa jadi dengan tulisan atau bait-bait puisi senja. Menulis tidak selalu kaku seperti buku modul pelajaran sekolah.


Dari semua alasan itu, memberiku sebuah alasan yang baru. Menciptakan karya. Apapun bentuknya. Aku hanya perlu menjadi diriku sendiri untuk menciptakan sebuah karya. Tak perlu kata-kata yang rumit atau kalimat hiperbola yang membingungkan. Aku menuliskannya semauku. Aku mengejek tulisan sesukaku. Aku mengumpat seluruh barisan kata. Waktu sekarang ini memiliki banyak tempat untuk menumbuhkan tulisan. Aku hanya perlu merawat dan menjaganya. Memperbaiki, berlatih dan terus menulis lagi. Aku percaya setiap tulisan akan ada pembacanya. Setiap tulisan adalah penghibur bagi pembacanya. Setiap tulisan menemukan rumah tulisannya. Setiap tulisan menjadi obat bagi siapa saja. Maka itu, aku akan mulai menciptakan karya. Sesuatu yang bermanfaat, menghibur orang atau menjadi kawan setianya. Mari kita lakukan!

 

 

Bionarasi:

Bernama lengkap Anita Rusdiana, bertempat lahir di Kota Ternate, Maluku Utara, pada tanggal 6 Juni. Penulis merupakan putri bungsu dari lima bersaudara yang saat ini sedang menyelesaikan tahap study-nya di Institut Pertanian Bogor (IPB). Ia menyukai menulis dan mulai menulis sejak dibangku sekolah menengah pertama.

 


Share:

12 comments :

  1. abis baca tulisan ini lngsng jd semangat buat belajar nulis 😋
    Semangaaat berkarya nit,semoga menanggg 😍💛

    ReplyDelete
  2. Syukron kak, aku jadi ingin menulis lagi✨

    ReplyDelete
  3. Ada yg punya alasan menulis yg sama dgn tulisan di atas?

    Terimakasih min

    ReplyDelete
  4. Keren bangett, inspiratif. Jadi semangat buat nulis.

    ReplyDelete
  5. Sangat relateable nit! Semangat terus yaaa nitaaa. Semoga aku bisa baca tulisan kamu lagi saat sudah menjadi buku!😊

    ReplyDelete
  6. Terima kasih ka,
    Sangat menginspirasi

    ReplyDelete

Design Prokreatif | Instagram Ruang_Nulis