10 Alasan Kamu Perlu Menulis



Oleh: Mery Triana Astuti


Supaya di masa pandemi ini kamu tetap produktif, menulis adalah salah satu kegiatan yang bisa kamu upayakan. Berikut ini, saya akan  memaparkan 10 alasan kenapa kamu perlu menulis.

Menulis Melatih Diri Berpikir Kritis

Karena tentunya sebelum menerbitkan tulisan perlu pemikiran yang panjang tentang informasi yang mau kita salurkan. Butuh pengkajian yang dalam untuk mengetahui keakuratan informasi yang akan kita sebarluaskan. Perlu kecerdikan merangkai kalimat supaya apa yang kita sampaikan tidak membuat pembaca bosan. Menulis bukan sekedar mencoretkan pena diatas kertas. Bukan sekedar menggabungkan kata hanya agar menjadi sebuah kalimat tanpa arti. Menulis tidak sekedar usaha mengemas dan menyalurkan ide ke orang lain. Lebih dari itu, menulis mengajarkan kita untuk lebih teliti dalam mengkaji dan menelaah suatu informasi. Menulis berarti kita sedang melatih diri untuk berpikir kritis.


Menulis Merupakan Proses Belajar Bertanggung Jawab

Ketika meniatkan untuk menulis sebuah cerita berarti kita sudah memutuskan tentang akhir seperti apa yang kita kehendaki. Harus mampu mengontrol perasaan pribadi. Sebab cerita yang kita mulai harus memiliki ending yang pasti. Terlepas dengan perubahan emosi yang seringkali terjadi. Kita harus tetap berdiksi mengikuti alur cerita yang kita buat sendiri. Kita dituntut untuk melanjutkan tulisan sampai akhir terlepas dari kebuntuan dan bahkan kebosanan yang sedang dihadapi. Karena menulis merupakan proses belajar bertanggung jawab untuk menyelesaikan tulisan yang sudah kita mulai.


Karena Perasaan Tidak Selalu Bisa Dilisankan

Masalah tidak semuanya bisa dikeluhkan. Terkadang kita perlu menceritakannya  lewat tulisan. membiarkan hati untuk bebas mengekspresikan suka dan luka tanpa rasa takut orang lain tahu kemudian mencela. Tulisan adalah rumah tempat hati bercerita tanpa ada rahasia. Menulis memberikan ruang untuk hati berbicara sampai ia merasa lega dan mampu merasakan ceria.


Menulis Untuk Menciptakan Jejak

            Kita semua berproses. Proses dari masa anak-anak kemudian menjadi dewasa. Dari yang awalnya seorang pemula yang tidak bisa apa-apa menjadi seorang ahli yang serba bisa. Kita terus bermetamorfosa menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya. Saya yang sedang menulis dan kamu yang saat ini sedang membaca, kita semua dalam proses meraih cita-cita. Entah akhir seperti apa yang akan kita peroleh dari usaha kita. Berhasil ataupun sedikit tertunda. Jangan menyerah dan teruslah mencoba coretkan tinta. Karena kelak ia akan menjadi jejak yang menceritakan tentang perjuangan kita.  Tentang perjuangan kita dari awal hingga menjadi seorang penulis yang andal.


Menulis Adalah Keharusan

Mimpi bisa diperoleh jika kita ada usaha untuk meraihnya. Tidak ada yang instan. Semuanya perlu perjuangan dan pengorbanan. Mulai dari waktu, tenaga dan pikiran harus kita kerahkan. Tidak ada yang mudah memang. Karena kenyataannya sepahit itulah perjuangan. Tapi bukankah manis bisa kita rasa kemudian lebih bisa kita nikmati setelah sebelumnya kita kecap pahit sebagai rasa yang berbeda? Sama halnya dengan cita-cita yang bisa diperoleh setelah kita berusaha. Maka disinilah kita sekarang. Harus tetap merangkai kata walau segala keribetan memenuhi kepala. Kita harus tetap menulis cerita walau sudah tidak ada ide untuk melanjutkannya. Karena ia adalah bentuk usaha untuk mewujudkan mimpi kita.


Menulis untuk Memperkuat Keimanan

Untuk membuat suatu tulisan terlebih dahulu kita harus memiliki objek pembahasan. Entah itu sesuatu yang sedang ramai diperbincangkan ataupun sesuatu yang orang anggap sepele. Menulis adalah tentang meluaskan pandangan tentang suatu hal. Mengajarkan kita untuk peka terhadap kejadian sekitar. Melihat sesuatu tidak hanya dari satu sudut pandang. Tidak ada yang sia-sia dari sesuatu yang Allah SWT ciptakan. Semuanya memiliki makna dan hikmah.Segala sesuatu punya sisi menarik yang bisa kita ambil sebagai pelajaran. Sehingga membuat kita menjadi semakin percaya bahwa keimanan kita tidak berlabuh pada sesuatu yang salah


Menulis Adalah Liburan

Memiliki aktivitas yang padat tentu membuat fisik dan pikiran lelah. Kadang datang rasa bosan terlebih hal yang dikerjakan adalah sesuatu yang stagnan. Bahkan seringkali muncul rasa jengah ketika tugas yang sudah dengan keras diperjuangkan ujung-ujungnya disalahkan. Serasa harapanmu dipatahkan lantas berimbas pada jiwa yang tertekan. Disaat seperti itu, tubuh butuh penyegaran yaitu sesuatu yang bisa membebaskan pikiran.  Melepas penat yang sudah mengendapi perasaan. Menulis adalah mengajak benakmu liburan. Menggiring imajinasimu terbang tiada batasan. Membiarkan hatimu merdeka tanpa ada yang menyalahkan.


Berani Menulis, Berani dikritik

Tulisan yang sudah kita anggap sempurna baik dari segi diksi dan tata bahas belum tentu orang lain punya anggapan yang sama. Seperti pribahasa yang mengatakan, "Kuman diseberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak tampak." Saya tidak sedang mengatakan kalau kita hanya bisa mencari kesalahan orang lain tetapi lupa pada kesalahan diri sendiri. Bukan begitu. Akan tetapi, kesalahan-kesalahan yang tercipta karena mungkin kita yang saat itu menulis dalam keadaan yang lelah dan hati gelisah. Sehingga menjadikan kita kurang fokus memperhatikan kalimat yang ditulis. Dalam hal ini orang lain yang membaca tulisan kita bisa menunjukkan letak kekeliruannya dimana dan memberi masukan. Jangan merasa dijatuhkan. Apalagi kita sebagai pemula masih harus banyak belajar, bukan?


Menulis Membuatmu Lebih Bebas Berekspresi

Menulis adalah bentuk komunikasi dengan tulisan. Ketika benak ingin berkata, maka penalah yang akan bekerja. Mengungkapkan hal yang membuat gusar kita dan membiarkan orang lain tahu tentang imajinasi-imajinasi di kepala.

Mengekspresikan pikiran dalam bentuk tulisan artinya bukan satu-dua orang yang akan menjadi lawan bicara, tapi seluruh yang membaca tulisan kita. Bukan bukan berarti ingin terbuka ke semua orang, melainkan dengan harapan melalui tulisan tersebut kita bisa mengambil pembelajaran.


Menulis Melatih Kita Untuk Tekun Dan Sabar

Menulis merupakan suatu proses yang panjang. Butuh berkali-kali latihan untuk mendapatkan karya yang sesuai keinginan.  Sebab untuk menggapai cita-cita tidak ada cara yang instan. Walaupun seringnya kita mendapat penolakan. Jangan menyerah dan teruslah asah kemampuan.Karena dalam berjuang kita harus perbanyak tekun dan sabar.

 


Tentang Penulis

Mery Triana Astuti, perempuan kelahiran Praya tahun 1998 yang memiliki ketertarikan untuk menulis sejak bangku SMA. Baginya, menulis bukan sekedar hobi, melainkan bentuk eksplorasi diri.

 

 

 

 

 

 

 

Share:

6 comments :

Design Prokreatif | Instagram Ruang_Nulis