Tidak Ada Alasan untuk Tidak Menulis



Oleh : Ochy Hara

Pada dasarnya, menulis bukanlah tentang bakat. Jangan menyalahkan diri tidak bisa menulis hanya karena alasan tidak berbakat.Tanpa bakat pun kita bisa menulis. Butuh satu syarat saja, yaitu : Niat. Perbaiki niat kita terlebih dahulu, tanyak dalam hati "Kenapa saya harus menulis?"

Jika kamu ingin tahu alasan terdasar sampai alasan yang maksimal buat semangat menulis. Yuk simak alasan-alasan saya kenapa saya menulis. Mana tahu kamu ketularan.

1.      Alasan Pertama

Pernah dengar istilah self-talk?

Saya pernah mendengar tentang istilah self-talk atau proses saat pikiran kita berbicara dengan diri kita sendiri.
.
Ketika kita berbicara dalam hati maka hanya kita yang bisa mendengarkannya. Tak jarang terjadi perdebatan dalam diri kita sendiri. Yang bisa menguras pikiran dan tenaga.
.
Apakah itu tentang keluh kesah kita, keresahan-keresahan ataupun mengenai rasa pesimis yang sering muncul.
.
Proses self-talk yang mengganggu pikiran ini, atau percakapan pikiran yang brilian dapat kita tuangkan dalam bentuk tulisan. Berimajinasi dan mengutarakan hayalan-hayalan yang sering kita bicarakan sendiri. Mengekspresikan diri dalam meluapkan emosi. Alih-alih latihan menulis. Tulis semua apa yang sedang kita perbincangkan sendiri dalam pikiran kita.
.
Menulis bisa dijadikan sebagai sugesti agar self-talk yang tercipta selalu positif. Karena motivasi terbaik ada dalam diri kita.

2. Alasan Kedua :

Terkadang saat kita menulis, tulisan kita terlihat sangat berantakan. Kacau sekali seperti pikiran kita yang mirip benang kusut. Tidak menarik dan asal-asalan. Sehingga kita merasa diri kita payah dalam menulis, lalu mengubur tulisan itu dalam-dalam.
..
Namun saya pernah menemukan tulisan yang saya tulis bertahun-tahun lalu. Ketika dibaca kembali, efeknya luar biasa. Tak menyangka kalau kita punya pemikiran seperti itu dahulu. Yang bisa menginspirasi diri kita sendiri. Bangga dan senyum sendiri bacanya.
..
Sensasi itulah yang membuat saya untuk tetap menulis. Tulisan sekarang bisa jadi sangat kita butuhkan dan rindukan dimasa yang akan datang.
..
Menulislah untuk diri sendiri. Karena kita tidak pernah tahu kapan kita butuh dengan pemikiran kita terdahulu lagi, kalau kita tidak menuliskannya.

3. Alasan Ketiga :

Ada kalanya kita tak mampu untuk berucap. Sulit untuk mengungkapkan meski dengan orang terdekat kita.
''
Baik karena perasaan sungkan yang melanda. Khawatir tidak didengarkan. Penjelasan maaf. Atau hanya sekedar berbagi cerita dan merangkaikan kata.
''
Ketika berada di posisi seperti itu maka saya akan menulis. Menulis apapun yang ingin saya katakan untuk mereka.
''
Membuat mereka bahagia walau hanya menuliskan doa dan penyemangat. Memendam sesuatu yang ingin dikatakan. Namun enggan mengutarakan langsung. Akan lebih nyaman bila didengar lewat tulisan.
''
Menulis untuk orang yang saya sayangi.


4. Alasan Keempat :

Tidak adil rasanya tulisan kita hanya untuk diri kita sendiri. Atau cuma dijadikan sebagai komunikasi dengan orang terdekat saja.

Saya menulis juga karena ingin berbagi. Berbagi pelajaran hidup yang kita tidak tahu mungkin di luar sana ada yang membutuhkan tulisan kita.

Sekarang ini tidak hanya lewat media cetak saja, tapi sudah banyak wadah untuk menebar ilmu lewat media online.

Saya tidak merelakan diri saya hanya menjadi penikmat buku-buku atau tulisan-tulisan dari berbagai penulis. Yang siap menyajikan genre apapun yang kita butuhkan.

Sudah seharusnya, ilmu yang kita dapatkan dikemas dengan lebih menarik lagi untuk disebarkan. Siapa tahu ada yang termotivasi. Jangan pelit menebar ilmu ya!

•• •

5. Alasan Kelima :

Kenapa saya menulis?
.
.
Karena saya ingin jadi penulis.
••
Penulis yang bisa menginspirasi dan memotivasi banyak orang. Yang bisa menebar kebaikan. Penulis yang akan terus belajar.

Penulis yang menulis hanya karena Allah swt. [Aamiiin]


6. Alasan Keenam :

Dari berbagai buku yang kita baca, kadang ada komentar dalam benak kita.
''Kok bisa bagus banget tulisannya.'' Atau, ''Ini cerita kenapa gak ada penyelesaiannya ya, tamat begitu saja. Gak seru!''

Juga sering setelah selesai baca buku, terkapar di kasur. Terus bayangin ulang semua isi buku. Ada ngebandingin ke diri sendiri juga. Tersentuh. Mengulang bagian yang disenangi.

Akhirnya rasa ingin menulis pun muncul. Semua ide yang ada dipikiran, self-talk yang berbicara, kejadian yang terjadi pada diri sendiri, serasa ingin dituangkan dalam bentuk tulisan.

Suka membaca erat hubungannya dengan suka menulis.

7. Alasan Ketujuh :

Selain alasan menemukan ide kreatif, alasan saya menulis lainnya yaitu untuk meraih rezeki.

Rezeki kesehatan.
Jangan menganggap menulis itu beban. Tapi melepaskan beban pikiran. Karena pikiran bisa jadi sumber penyakit jika tidak dilepaskan.
''
Rezeki finansial.
Jika niat kita lillahi ta'ala. Insya Allah dimudahkan tulisan kita dapat tersebar. Lalu mendapat bonus pendapatan dari-Nya.
''
Rezeki sedekah.
Tulisan kita bisa sebagai rujukan atau referensi untuk penulis lainnya.
''
Rezeki pahala.
Menulis hal-hal yang bisa bermanfaat untuk orang lain dapat mendatangkan pahala. Rezeki di dunia maupun akhirat.
''
Serta rezeki lainnya yang bisa saya jadikan sebagai penyemangat.

8. Alasan Kedelapan :

Karena menulis mengajak kita untuk kreatif menyusun kata-kata. Menulis dapat meningkatkan perbendaharaan kata.

Sehingga kita bisa bermain kata sesuai target usia si pembaca tulisan kita. Apakah tulisan ditujukan untuk anak, remaja, dewasa dan umum. Dan tulisan kita akan lebih mudah dimengerti oleh para pembaca.

Kosakata yang bertambah juga bisa memperindah tulisan kita. Membuat pembaca senang dan bisa menikmati tulisan kita.

Kita lebih jelas dalam menuturkan apa yang ingin kita ceritakan. Pesan yang tersirat dari tulisan kita tersampaikan.

9. Alasan Kesembilan :

Menulis memberikan energi positif. Katanya, seorang penulis itu semakin memiliki rasa percaya diri yang lebih setelah tulisan-tulisannya mulai dikenal.
.
Meski tidak menggunakan nama asli sepenuhnya, namun nama pena kita bisa membawa ''brand'' tersendiri. Menciptakan ciri khas masing-masing. Sehingga semakin dikenal, dan semakin tersalurlah tulisan kita.
.
Terus, kalau kita mulai belajar menulis dari sekarang. Kelak kita bisa lebih mudah mengajarkan menulis untuk keturunan kita. Bisa mendongengkan cerita dengan kreativitas kata yang kita punya. Mempererat hubungan ibu dan anak. Hihik

Yuk menulis!

10. Alasan kesepuluh :

Menulis untuk sebuah legacy.
Memberikan peninggalan dalam bentuk tulisan yang bermanfaat untuk orang lain. Sebagai sumber amal jariyah kelak.

Mewariskan nilai-nilai kehidupan yang tertuang dalam sebuah buku. Yang dengannya kita bisa dikenang. Atau sebagai obat penawar rindu untuk orang yang kita sayangi.

Tinggalkan jejak diri!

.... .

Nah itu dia beberapa alasan kenapa saya menyerahkan diri untuk menulis. Dan masih banyak lagi alasan-alasan lainnya yang mengharuskan saya untuk menulis. Yang tidak saya temukan adalah alasan untuk tidak menulis :P.

Boleh mulai direnungkan ya untuk memulai berlatih konsisten dalam menulis. Karena menulis bukan soal bakat. Tapi terus menulis adalah latihan pembelajaran menulis paling manjur, hehehe.

Ikuti event-event dan workshop kepenulisan. Seperti ruang nulis yang mengadakan berlatih menulis dengan sederhana. Tapi efeknya bisa bikin menulis menjadi kebiasaan setiap harinya. Aku baru mulai kok, kita belajar bareng yuk!

 

Ruang Nulis, 08 Agustus 2020

Salam Literasi

Tentang Penulis :

Saya Ochy Hara. Hobi rebahan sambil ngemil. Tapi berat badan tak kunjung bertambah. Saya tinggal di kota kecil pinggiran provinsi Sumatera Utara, yang seluruh kotanya dikelilingi pegunungan. Saya terlalu banyak menghabiskan waktu saya dengan sia-sia disini. Hingga terbersit ingin jadi penulis dengan berbagai alasan yang kukuh. Doakan saya ya!


Share:

Post a Comment

Design Prokreatif | Instagram Ruang_Nulis