Oleh : Siti Kumala
Kenapa kamu menulis? Kerap kali pertanyaan itu diajukan padaku atau teman-teman penulis lainnya. Di sini aku akan cerita sedikit tentang alasan "aku menulis".
Sebenarnya ada banyak alasan, tetapi kali ini aku akan paparkan beberapa.
Alasan pertamaku adalah untuk curhat. Iya, awalnya hanya untuk sekadar curahan hati pada waktu itu. Saat perasaan tak dapat dijelaskan melalui suara, maka pena pun bekerja. Percaya atau tidak, di kala aku tak tau harus bercerita kepada siapa, tak tau harus berkata apa. Aku hanya menuliskannya. Meski kadang hanya dibaca oleh diri sendiri. Bagiku, menulis itu bisa membuat perasaan lega. Sama seperti saat cerita kepada orang lain, malah lebih nyaman.
Setelah menjadikan menulis sebagai tempat curhat, hal itu berubah menjadi sebuah hobi. Semua orang pasti punya hobi. Ada berbagai macam pilihan, dan setiap orang punya pilihan tersendiri. Termasuk aku. Aku suka menulis. Jika orang melakukan hobi pada waktu senggang, mungkin aku tidak. Karena hobi ini cukup sederhana, tapi sangat bermakna bagiku. Aku akan melakukannya setiap kali aku ingin melakukannya tanpa harus menunggu waktu luang.
Tapi, ya ... balik lagi. Sebagai pengingat diri, jangan sampai meninggalkan kegiatan penting lainnya karena hobi.
Selain menjadi hobi, menulis juga kini menjadi kegiatan untuk menambah relasi. Hem, menjadi penulis itu benar-benar dapat menambah jumlah pertemanan. Bukan hanya dari daerah yang sama, tetapi juga dari seluruh penjuru. Berteman dengan orang yang memiliki kesukaan yang sama, yaitu menulis itu sangat menakjubkan. Bahkan, kadang perbincangan bisa mengalir tanpa perkenalan.
So, menulis merupakan salah satu caraku menambah teman atau relasi.
Menambah relasi melalui menulis itu mudah? Bisa dibilang iya bisa juga tidak. Lah, kenapa? Karena mencari teman yang baik itu gampang susah kan, ya?
Mudahnya, saat kita bisa beramah-tamah dengan sesama rekan penulis maka kita akan dapat relasi yang banyak. Namun, jika kita cuek ... ya tentu agak sulit, ya.
Selanjutnya menulis sebagai pengingat.
Waktu terus berjalan, yang terjadi perlahan akan terlupakan. Jika kamu tak ingin mengingat kejadian-kejadian maka tulislah. Ya, itu merupakan salah satu caraku untuk mengingat.
Karena tak mungkin kita menghapal semuanya, kan? Jika kita tulis, semua akan tersimpan rapi.
Banyak orang yang ingin terkenal, ya tentu. Ada beragam alasan kenapa seseorang ingin terkenal. Selain itu, ada banyak cara juga jika ingin terkenal. Saya pribadi, memilih jalan melalui menulis. Terkenal di sini bukan karena keburukan, tetapi atas prestasi menulis dan karya yang bagus. Kamu tidak mau coba juga?
Selain menambah relasi dan terkenal, menulis juga bisa menjadi salah satu wadah belajar. Bukan belajar dari masa lalu yang pahit, ya. Namun, melalui kegiatan menulis membuat kosa kata semakin bertambah dan semakin terasah. Banyak makna kata yang sebelumnya tidak kita tahu artinya, melalui menulis bisa diketahui. Banyak tanda baca yang awalnya kita ragu penempatannya, dari menulis kita bisa belajar secara perlahan.
Tahukah kamu jika melalui kegiatan menulis kita bisa berbagi?
Dalam kegiatan menulis aku bisa berbagi pengalaman. Yang sedih, bahagia bahkan tragis sekalipun. Jika dahulu aku pernah mengalami hal buruk, maka aku bisa menuliskan-berbagi dengan orang lain. Bukan hanya berbagi pengalaman, tetapi juga bisa berbagi ilmu antar sesama penulis maupun dengan teman lainnya.
Ah, alasan selanjutnya karena aku suka berkhayal.
Tidak bisa dipungkiri salah satu alasan aku menulis yaitu berkaitan dengan khayalan. Menghayalkan segala sesuatu yang belum atau bahkan tak pernah terjadi sangat menyenangkan. Lebih puas lagi kalau khayalan itu bisa tertuang dalam tulisan. Apalagi karena aku lebih dominan ke fiksi, maka semua khayalan bisa masuk dalam tulisan-tulisanku. Kamu percaya tidak kalau mengkhayal itu asyik? Yuk, coba!
Menambah kerajinan.
Lah, kok? Ya, menulis bagiku bukan lagi hanya pada waktu luang, tetapi menulis merupakan salah satu kegiatan yang primer dalam hidupku sejak aku memutuskan jadi penulis. Dengan begitu aku bisa membagi waktu, mengerjakan pekerjaan sehari-hari lebih semangat dan cepat, lalu waktu tersisa akan lebih banyak kujadikan untuk menulis.
Mengumpulkan modal.
Modal di sini bukan tentang uang, bukan pula modal untuk menikah. Ehek! Modal yang aku maksud adalah pengalaman. Aku ingin punya penerbitan sendiri. Ya ampun, sungguh ini masih jauh banget dari ketercapaian, tetapi aku juga sedang berusaha keras untuk belajar dan melangkah. Meski perlahan, setidaknya tetap berjalan. Kita sama-sama tahu, membangun penerbitan tanpa pengalaman itu kemungkinan tidak akan berjalan dengan baik. Jadi, harus mengumpulkan dan mempersiapkan segala sesuatunya. Ya, dimulai dari menjadi penulis. Semua butuh proses, kan?
Bionarasi :
Siti Kumala Tumanggor, wanita yang kerap disapa Mala. Suka menulis di kala sepi pada dini hari. Yuk, kenalan di Ig @sitikumala_30 atau di Fb Siti Kumala.
Alasan kita banyak yang sama Kak 🙈 Ngerasain banget manfaat-manfaat yang Kak Mala sebutin itu, terutama sejak masuk RAWS. Semangat kita!
ReplyDeleteSemangat untuk kita ✍️💪
DeleteTerimakasih, semoga dapat menginspirasi. Tetap semangat teman
ReplyDeleteSelamat berkarya kak, kami membutuhkan materi tulisan seperti ini.
DeleteWah, kakak. Alasan banyak yang sama ❤️
ReplyDeleteSemoga sukses di dunia literasi, kak ❤️
Aamiin💞
DeleteSiap. Terima kasih, Kak, sudah mampir.🤗
ReplyDeleteMalaaa, josh lahh. Salam literasi untuk kita semua
ReplyDeleteHai, Kak terus semangat, ya.
ReplyDeleteAlasan terakhir harusnya ditambahin jadi mengumpulkan modal nikah 🤭
Yuk, mampir di karyaku.
PERBINCANGAN AKSARA oleh Iis Muala Wati
Siap, Kak. Modal nikah🥺
DeleteSemangat berkarya Kak😊
ReplyDeleteSemangat, Kak. 💪
DeleteWidih keyen kak 😍🐡
ReplyDeleteSemoga terus berkarya tanpa mengenal kata berhenti yaa 😍🐡
Semoga hasil karya kakak bermanfaat buat banyak org jugak😍🐡
Aamiin, makasih, Kak. 🥺
Delete