Hasil Tanya Jawab dengan Diri Sendiri: Mengapa Kamu Menulis?


Oleh: Faradiba Laksmita Devi

Tantangan 10 hari menulis yang diadakan oleh Ruang Nulis cukup menarik atensiku karena tema yang diusungnya. "Alasan Aku Menulis". Pada awalnya kupikir mudah, aku hanya harus menuliskan alasan-alasan kenapa aku menulis kan? 

Namun nyatanya, bertanya pada diri sendiri itu tidak semudah bertanya kepada orang lain. Setelah 10 hari yang benar-benar menantang itu, tertulislah 10 poin hasil tanya jawab dengan diriku sendiri.

1. Karena Aku Suka Membaca
Hobi membaca kuputuskan menjadi alasan terbesar kenapa aku keranjingan menulis, dan tetap menulis sampai sekarang.

Hobi membacaku dimulai pada tahun 2011, saat usiaku masih sembilan tahun, kali pertama aku membeli novel anak yang kebetulan penulisnya memiliki usia yang sama denganku. 

Berawal dari satu novel, dua novel, lantas menjadi candu sampai sekarang usiaku dua kali lipat dari saat itu. Sepanjang perjalanan membacaku, aku banyak menaruh kagum pada para penulis. Bagaimana mereka bisa membuat cerita semenarik ini?

Pertanyaan itu pun menghasilkan pertanyaan lain. Bisakah aku menulis cerita semenarik cerita mereka? 

Maka di sinilah aku sekarang.

2. Karena Aku Mulai Berimajinasi
Aku menyadari aku selalu membayangkan apa yang kubaca. Bagaimana jika sesuatu dalam tulisan itu menjadi nyata, bagaimana wujudnya, bagaimana situasinya. Terlebih karena aku begitu menyukai fiksi di mana penulis dapat berkreasi semau mereka. 

Otakku pun menjadi berkelana semaunya, kan?

Setelah terbiasa dengan banyak rangsangan, akhirnya otakku menjadi mandiri. Ia mulai berkreasi. Membayangkan banyak alur yang entah masuk akal, entah tidak sama sekali. Portal dunia lain, teknologi mutakhir, jatuh cinta pada hantu, atau bahkan kehidupan di merkurius. Semuanya kubayangkan.

Dan jika tidak kutuangkan pada sesuatu, aku mungkin akan gila. Maka dari itu kutuangkan saja dalam tulisan.

3. Karena Aku Ingin Membuat Bacaan Untuk Orang Lain
Memperoleh kenyamanan ketika membaca karya orang lain membuatku ingin menciptakan kenyamanan yang sama dengan karyaku sendiri. Aku mulai mempublikasikan beberapa ceritaku di aplikasi wattpad dan mulai merasakan bagaimana kehidupan "penulis" yang sesungguhnya.

Deadline, permintaan pembaca untuk cepat update, merasa buntu padahal cerita belum mencapai ending, sampai menulis tanpa kerangka asal hari itu ceritaku dapat update karena pembaca sudah menunggu.

Begitu pula dengan ucapan semangat, pujian, dan komentar atas tulisanku yang cukup menghibur mereka. 

Meskipun pembacaku belum sebanyak penulis lain, mengetahui bahwa ceritaku memiliki pembaca dan mengundang antusiasme membuatku semangat untuk terus menulis. 

4. Karena Aku Menganggap Hidupku Ini Unik
Selain karena menyukai fiksi, hidupku yang kuanggap unik ini juga memiliki andil kenapa aku terus menulis. Perjalanan hidup yang penuh gejolak ini rasanya sayang jika tidak diabadikan. Berhubung aku suka menulis, aku sering mendapatkan ide cerita dari pengalaman hidupku sendiri.

Aku tidak menulis seratus persen sama, hanya mengambil potongan-potongan peristiwa lantas mengolahnya sedemikian rupa. Ini seru, serius. Idenya unik, orisinil, bisa dimodifikasi pula. Meskipun tetap membuatku pusing karena berjubel dengan imajinasi yang datang dari bacaan fiksi. 

Namun ini membuatku tertantang. Membuatku kembali membayangkan, kira-kira peristiwa unik apalagi yang akan kudapatkan?

5. Karena Aku Ingin Berbagi Informasi
Seringkali aku menemukan informasi yang ingin kubagikan dengan orang lain setelah membaca sebuah buku, membaca sebuah artikel, atau mengalami sesuatu. Ketika aku menemukan manfaat atau sisi positif yang berguna juga untuk orang lain, aku akan menyampaikan kepada mereka dengan cara menulis ulang informasi tersebut dengan kalimatku sendiri, lalu kubagikan melalui akun media sosial agar mereka dapat membacanya.

Beberapa buku bahkan penuh dengan informasi yang ingin kubagi dan karena terlalu banyak, sampai lupa kuberi tanda dan akhirnya terlupakan. Hal ini menjadi pengingat untuk jangan lupa memberi tanda atau segera tulis saja hal-hal yang dirasa penting.

6. Karena Aku Ingin Menambah Wawasanku
Aku begitu menyukai fiksi dan banyak menghabiskan waktu untuk menulis fiksi. Seiring berjalannya waktu aku menyadari bahwa menulis fiksi tidak bisa dilakukan sembarangan meskipun kita bebas berekspresi dalam menulisnya.

Apa yang kita tulis di dalam fiksi tetap membutuhkan riset agar "karangan" yang kita buat tetap bernilai dan tidak asal tulis. Fiksi dengan riset yang baik akan menghasilkan tulisan yang berkualitas. 

Setiap menemukan sebuah ide cerita, aku selalu bertanya pada diriku sendiri apakah aku menguasai ide tersebut. Jika belum, tidak masalah mengambil waktu untuk riset sebelum menulis ceritanya. Dengan begitu, selain berkarya wawasanku pun bertambah.

7. Karena Aku Suka Berdiskusi
Ketika aku menulis untuk berbagi informasi dengan orang lain, timbul juga keinginan untuk mendiskusikan informasi itu dengan mereka. Karena informasi yang kutulis ulang dengan kalimatku sendiri itu seringkali mengandung opini, mungkin saja seseorang mempunyai opini yang berbeda dan berkenan untuk melakukan diskusi.

Namun, kadangkala aku berpikir jika diskusi tidaklah harus dilakukan oleh dua orang. Bisa saja seseorang membaca tulisanku lantas saling bertanya jawab dengan dirinya sendiri? Mempertanyakan suatu hal dan berusaha mencari jawaban sendiri? 

Semoga di masa depan akan muncul diskusi-diskusi bermanfaat yang menambah wawasan dari tulisan-tulisan informasi yang sederhana. Kira-kira, seberapa kritiskah kita?

8. Karena Aku Belum Menerbitkan Sebuah Buku
Ini terdengar idealis ya? Dan terdengar seperti aku hanya akan menulis sampai menerbitkan bukuku sendiri. 

Jika dibilang idealis, memang benar. Namun bukan berarti akan menjadi akhir dari perjalanan menulisku. Sejak SD aku selalu memiliki impian untuk menerbitkan sebuah novel dengan cerita yang menakjubkan, bukunya tebal, dan best seller. Bahagia rasanya ketika membayangkan banyak orang menyukai bukuku.

Idealisme ini tentunya menjadi motivasi bagiku untuk tetap menulis sampai impian menerbitkan buku itu tercapai. Aku punya cukup ide, aku punya waktu, aku punya kemampuan, dan yang paling penting adalah aku harus memiliki keyakinan bahwa aku bisa melakukannya. 

9. Karena Pentingnya Skill Menulis
Kemampuan untuk mengolah kata-kata menjadi untaian kalimat yang harmonis itu tidak gampang, tapi juga tidak susah. Bagaimana membuat sebuah tulisan agar enak dibaca itu perlu dipelajari. 

Terlebih dalam kehidupan ini skill menulis masih berperan penting. Menulis essai, menulis CV, menulis surat lamaran pekerjaan, menulis artikel, atau sekadar menulis caption di media sosial. 

Menulis memang mudah. Namun menghasilkan tulisan yang baik itu tidak semudah yang kita pikirkan.

10. Karena Verba Volant Scripta Manent
Apa yang tertulis memang bisa ditengok kembali. Apa yang diucapkan seringkali luput dari ingatan.

"Verba volant, scripta manent" adalah peribahasa dalam bahasa Latin yang mempunyai arti "Kata-kata lisan terbang, sementara tulisan menetap".

Dari peribahasa ini aku belajar dua hal: Jangan ragu untuk menulis dan hati-hati ketika menulis. 

Dengan tulisan yang bisa dilihat kapan saja, kita bisa menuliskan hal-hal baik dan bermanfaat. Karena tulisan bisa dilihat kapan saja, tulisan yang buruk bisa meninggalkan jejak yang dapat menghancurkan diri sendiri maupun orang lain.

Maka dari itu, semoga aku dan kalian semua, tetap bisa menuliskan hal-hal yang baik. 

Begitulah hasil tanya jawabku selama 10 hari ini. Bagaimana dengan hasil tanya jawab versi kalian?


Tentang Penulis:
Faradiba Laksmita Devi, lahir di Semarang, 18 Maret 2002. Seorang penggemar Korea yang akhirnya menjadi mahasiswi Bahasa dan Kebudayaan Korea. Memiliki daya imajinasi tanpa batas dan mimpi setinggi langit. Anaknya plegmatis dan ambisius. Jika ingin tahu lebih lanjut tentang dirinya, sapa dia di instagramnya @jonginwf.

Share:

Post a Comment

Design Prokreatif | Instagram Ruang_Nulis