Biarkan Papirus yang Berbicara


Oleh: Selvi Damayanti

Menulis seperti memberi daya magis tersendiri bagiku. Menjadi sebuah kekuatan bangkit ketika terpuruk dan keseimbangan ketika bahagia. Hal-hal berikut yang menjadi sekian dari banyak alasanku menulis: 


1).Menulis Dan Warisan 

Masa akan berganti. Pena akan terangkat, tinta pun mengering. Tulang semakin rapuh, harta terkikis. Aku tak yakin masih mampu menggerakan jari di atas keyboard atau sekedar mengangkat pena untuk menuliskan apa yang terjadi, jika bukan sekarang.

Inilah alasan yang menggerakkanku untuk menulis. Sebagai kumpulan nasehat, pengalaman jatuh bangun meniti cita, manis pahit kehidupan rumah tangga, asam garam kehidupan yang telah aku lewati, harus kubagi kepada anak-anakku, yang akan mereka baca kini atau nanti, ketika aku tiada. Agar mereka dapat berkaca dan mengambil hikmah.


2).Speak The Unspoken, Write The Unwritten 

Terkadang luka menganga terlalu dalam hingga membungkam mulut untuk berbicara. Tak jarang, pilu sembilu mengiris jari hingga tak kuat menuliskan secara gamblang. Cinta pun dituduh sebagai penyebab lumpuhnya rasional seseorang. 

Wajar kiranya ketika tak sanggup lagi mengungkapkan rasa hati melalui mulut, maka pena-lah yang diangkat sebagai kawan. Meneriakkan lantang segala kekecewaan berbalut cerita lokal, perlawanan terhadap cacian dalam bentuk dongeng khayalan, atau senandung Kemuning dalam wujud sebuah gubahan.

Ini bukan sikap pengecutku! Aku hanya ingin bersembunyi di balik makna simbol tulisan, untuk menjaga perasaan orang. Dan merawat kewarasan. Karenanya, aku menulis.


3).Writing Time Is Coffee Time

"Assalamu'alaikum, Bunda". Ucapan salam yang diikuti suara langkah kedua belahan jiwaku terdengar menjauh diikuti suara deru mobil dan lambaian tangan. Itulah aktivitas harian sebelum pandemi. Ketika semua anggota keluarga telah keluar menjalani rutinitas harian, tinggallah diriku, sang penjaga gawang.

Seketika hatiku berteriak. "Yes, it's my time". Setelah berjibaku dengan panci dan wajan, aku butuh waktu sendiri.  Aroma kopi yang baru saja diseduh, semilir angin pagi, dan gawai di tangan merupakan perpaduan sempurna untuk memanjakan diri. Selalu ada kisah yang tertuang dalam secangkir kopiku. Aku menikmatinya sebelum akhirnya tumpukan cucian memanggilku "sayang".  


4). Menulis Adalah Sekolah Kehidupan

Jika ada sekolah khusus menjadi ibu baik nan hebat, sejak awal menjadi ibu hingga bisa dinyatakan lulus, mungkin akulah orang pertama yang mendaftar. Nyatanya, aku hanya bisa belajar dari tiap keadaan, ilmu parenting yang aku dapat secuil, dan melalui pengalaman orang.

 Aku sangat terbantu dengan tulisan para dokter, pakar parenting, bahkan dari penulis yang menjabarkan pengalaman hidupnya. Catatan hati yang dibagi melalui rangkaian aksara.

Hal ini salah satu alasanku untuk tetap menulis, berbagi pengalaman ketika anak demam, tentang remaja, bahkan tentang kegagalan masakanku akibat resep yang salah. Agar pembaca mendapat hikmah. 


5).Menulis Membuka Jendela Dunia

Deskripsi tentang suatu tempat yang menarik, membuka wawasanku. Dari sebuah tulisan, aku mendapat ilmu tentang sebuah peradaban dan sosio kultur sebuah masyarakat.  Setidaknya penulis yang sedang kubaca karyanya, mampu menghadirkan bayangan tentang tempat tersebut.

Informasi tentang landmark suatu negara, transportasi atau nilai tukar uang misalnya, aku peroleh dari sebuah tulisan. Bagiku, penulis seperti ini sangat membuka jendela duniaku.
Hal ini yang membuat aku ingin menuliskan pula informasi tempat yang pernah dikunjungi. Aku berharap, tulisanku pun dapat menjadi salah satu kunci untuk membuka jendela dunia bagi orang lain.


6). Filosofi Es Krim Dalam Menulis 

Sebagai makhluk sosial, manusia  selalu membutuhkan orang lain. Bahkan pada masa pandemi yang mengharuskan jaga jarak hingga diberlakukannya Lockdown ketat di beberapa negara. Nyatanya, manusia hanya menjaga jarak fisik, bukan jarak sosial.

Dalam menulis, aku pun menemukan fitrah  sebagai makhluk sosial. Bertemu teman virtual yang memiliki kesamaan frekuensi, dengan berbagai gaya karakter penulisan yang berbeda-beda.  Ada yang simpel bergaya Es Krim Sundae, To The Point seperti Es Krim Scoop atau bahkan yang bermain dalam seni diksi  indah seperti Es Krim Turki. Bagiku, semua ini menambah pengetahuan menulis dan teman penaku.


7). Menulis Pendagogis

Anak demam lebih dari 72 jam tidak serta merta memerlukan antibiotik jika hanya  common cold. Biarkan bayi memutuskan sendiri kapan harus menyapih dirinya (self-weaning), atau fungsi infuse water dari buah, sayur dan rimpang sangat bermanfaat bagi tubuh.

Inilah sekilas tentang hal-hal yang membuatku tetap menulis. Menuliskan kembali informasi yang aku dapat dari ahlinya maupun dengan membaca beberapa referensi. Tujuan pendagogis yang diharapkan dapat mengedukasi  pembaca, sehingga dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.


8).Writing is Healing

"Life is never flat". Kalimat dalam sebuah iklan makanan ringan beberapa tahun lalu, masih kuingat hingga sekarang. Kalimat realistis yang merepresentasikan bahwa kehidupan yang aku jalani pun bergelombang. Up and Down. Vertikal horisontal. Hujan dan berpelangi.

Di saat berada di titik minus, menulis menjadi salah satu sarana untuk kembali bangkit, menemukan daya agar kembali tegak, sedikit menyembuhkan luka, walau kadang harus bersembunyi di tiap kata. Tetaplah menulis dan kembalilah bangkit bersama untaian kalimat yang melegakan. Writing is healing.


9). Good Cosmetic for Brain and Soul

Membaca dan menulis ibarat sepasang sepatu yang saling melengkapi. Kanan dan kiri, melangkah beriringan. Dengan membaca maka akan ada keinginan menulis. Dengan menulis mengharuskan membaca lebih banyak lagi.

Membaca dengan mata, akan menutrisi otak. Membaca dengan hati akan melumasi jiwa. Keduanya adalah modal untuk menuliskan kembali pengetahuan ataupun kepekaan terhadap sesama. Merupakan makanan bagi tubuh dan jiwa, yang akan melahirkan keindahan, kewarasan, kebijaksanaan dan kepekaan. Mari, buka jendela dunia, jendela hati dengan dunia literasi.

It's good for your brain and soul :)


10). Mengapa Kita Menulis?

Apa yang kau dapat dari menulis? Bagiku ada banyak alasan dan manfaat dari menulis, di antaranya:
•Tulisanku menjadi warisan untuk anak cucu.
•Mengekspresikan komunikasi yang tak tersurat.
•Mengisi waktu luang penuh makna.
•Membuka jendela dunia.
•Mengedukasi.
•Belajar dari pengalaman diri dan orang lain.
•Menambah teman dan wawasan.
•Menyembuhkan luka dan melepaskan emosi secara baik.
•Bernilai ibadah karena berbagi ilmu yang bermanfaat.
•Bernilai rupiah jika kau mau mempublikasikannya.

Dan masih banyak lagi ...

Jika ada banyak manfaat menulis, lantas apa yang menjadikanku enggan menulis?

Jika bibirku tak sanggup menyampaikan rasa yang ada di dalam dada, dan tanganku tak lagi bersaksi nyata, maka biarkanlah kisahku tertulis, terbaca dan terkenang. Biarkanlah Papirus yang berbicara.

Bogor, Agustus 2020
Salam Pena,
Selvi Damayanti




Tentang Penulis: 

Selvi Damayanti, wanita kelahiran Jakarta ini merupakan alumni Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia (FIB-UI). Pernah mendapat beasiswa dari Pemerintah Taiwan untuk memperdalam kemahiran Bahasa Mandarinnya di National ChengChi University, Taipei. Ketertarikannya pada dunia literasi semakin dalam sejak dirinya menginjakkan kaki di Negeri Formosa dengan menuliskan banyak kisah yang dijumpainya. 
Share:

12 comments :

  1. Mencurahkan isi hati dengan menulis

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  3. Maasyaallah... salut yang punya waktu untuk menuangkan buah pikiran ke dalam tulisan yang bagus

    ReplyDelete
  4. Maa syaa allah,begitu lengkap tertuang goresannya yg apik nan romantis salut euy, baarakallahu fyik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maasyaa Allah...terima kasih kak atas review nya..smg bermanfaat. wa fiik Barakallah :)

      Delete
  5. Masyaa Allah, bagus sekali tulisannya kak 😍
    Semangat teruss

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masyaa Allah..makasih kak. Tulisan kak Silvi jg bagus,aku dah baca👍..nama kita hampir sama yaaa hehehee.. Keep writing😘

      Delete
  6. Masyaa Allah tabarakallah...
    Jadi punya referensi baru nih...����

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masyaa Allah tabarakallah...
      Makasih kaa... Keep writing :)

      Delete
  7. Karena yg dibelakang bisa memberi impresi yg sarat akan makna sehingga sayang jika tdk di bagi.Keep your head up ;)

    ReplyDelete

Design Prokreatif | Instagram Ruang_Nulis