Oleh : Siti Maifa
• Sarana Menyimpan Kenangan
Bagiku, Menulis adalah sarana menyimpan kenangan. Mengapa tidak? Toh kita tidak bisa menyimpan kenangan pahit dan manis hanya di memori ponsel atau otak saja, karena memori ponsel bisa saja terhapus, sedangkan mengandalkan ingatan, Aku lemah. Jadi kucoba menuliskan semua cerita hidup melalui catatan-catatan kecil dalam buku.
Ya, Kenangan tak harus di lupakan. Sebab kenangan akan menjadi Guru paling hebat yang menjadikan kita berhati-hati di masa depan, dan salah satu cara menghargai kenangan itu, ya dengan di tuliskan. Jika suatu masa nanti kita menghadapi masalah yang sama, kita bisa melihat catatan lama dan belajar darinya.
•Teman Setia
Selain menjadi sarana menyimpan kenangan, menulis juga merupakan teman paling setia. Saat tidak ada satu pun orang yang bisa menjadi pendengar, ya buku dan pena adalah jawaban paling tepat.
Meskipun tidak bisa kasih solusi, tapi setidaknya dia bisa tenterami hati, karena kan kalau hati uda tenteram, cari solusi pun jadi tenang. Aku lebih suka menulis dan berbicara pada buku di bandingkan dengan Manusia, bukan karena Aku tidak percaya pada orang-orang. Tapi Karena memang, masalah yang Aku punya akan sulit di mengerti oleh mereka. Jadi Menulis adalah temanku yang paling setia, dia tidak akan pernah mengecewakan.
•Lenyap in stres
Aku memilih menulis sebagai sarana meditasi untuk menghilangkan stres, kekacauan da segala hal yang berbau-bau ke tidak enakkan.
Masalahnya, Aku sering mengalaminya. Kekhawatiran yang luar biasa membuat Aku takut untuk melakukan hal-hal secara berlebihan, dan untuk mengatasi semua perasaan yang tidak enak itu, ya Aku nulis. Dengan menulis Aku bisa tenang, seperti di sapa hujan setelah kemarau yang amat panjang, sejuk. Dan ternyata menulis adalah cara paling ampuh untuk menyingkirkan perasaan yang amat kacau itu, Aku bahagia sebab dapat menemukan cara meditasi sendiri, dengan menulis.
•Mengikat Ilmu
Imam Syafii Rahimaullah berkata :
"Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya, ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat. Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang, setelah itu kamu tinggalkan terlepas begitu saja." Salah satu alasan paling kuat mengapa Aku menulis, ya karena wajibnya seorang penuntut ilmu adalah menulis, mengikat ilmu yang ia dapatkan dengan menuliskannya. Dengan demikian, ilmunya tidak akan hilang, dan bisa kembali di muroja'ah agar ilmu itu tetap kekal dalam ingatan.
•Menyembuhkan Luka
Ah, mungkin bukan hanya Aku yang menyembuhkan luka dengan menulis. Sebagian penulis pasti seperti itu juga, membuat kata-kata motivasi, penyemangat dan lain-lain.
Dengan menulis kadang hati lebih tenteram, ada rasa nyaman yang menyelinap tanpa bisa di sapa tangan. Apalagi masa lalu yang buram, kelam, temaram. Rasanya tidak ada cara lain buat nyembuhin kecuali dengan menulis. Ketika membacanya lagi, kita akan paham bagaimana cara melangka jadi lebih baik, tidak salah jalan lagi dan tidak akan kecewa lagi.
•Melewati masa tanpa satu pun yang tertinggal
Setiap masa berganti, roda berputar, bumi berubah tua, semua harus kita abadikan. Dan setiap yang abadi hanya akan termaktub dalam lembaran-lembaran berarti. Dengan menulis, Aku merasa sedang menjalankan misi, mengabadikan waktu. Setiap momen itu berharga, dan cara mengabadikan berharganya ialah dengan mengabadikannya dalam tulisan. Dengan demikian, para penerus tidak akan di lewati waktu, mereka bisa tahu apa yang terjadi di masa lalu dengan membaca buku-buku. Giat menulis akan mencerdaskan generasi penerus.
•Karena dia puisiku
Setiap orang, pasti punya inspirasi untuk menulis, dan inspirasiku adalah Dia. Bagiku Dia adalah diksi paling indah yang harus di gambarkan dalam deretan kata paling menarik. Bagiku Dia adalah tema yang harus kujabarkan demi mencapai sebuah judul. Dia adalah kalimat-kalimat indah para pujangga dalam puisi. Terkadang harus menangis ketika membaca kisah tentangnya. Karenanya Aku menulis, dan karenanya Aku tegak dalam jalani hari, rapuhku kini terkendali karena Aku tahu, Dia selalu mendukung apa pun yang Aku lakukan. Dan yang paling pasti Aku mencintainya, Ibu.
•Because Love.
Remaja mana yang tidak pernah jatuh cinta?
Entah cinta sama seseorang, hewan, benda-benda atau bahkan tumbuhan. Jatuh cinta adalah alasanku selanjutnya, dan Di alasan yang ke-8 inilah yang menurutku, benar-benar nyata dan rasanya tidak bisa di lepas. Aku jatuh cinta pada buku, pada puisi dan tulisan-tulisan menarik lainnya. Bagiku tidak lengkap kalau hanya jatuh cinta sama buku, tapi harus jatuh cinta juga sama tulisan dan penulisnya. Dan dengan itu, Aku putuskan untuk menulis, tidak tahu kenapa sampai saat ini, bahkan masih mencintai tulisan-tulisan itu.
•Cita
Memang sedikit sulit memutuskan, ingin menjadi apa di masa depan nanti, Semakin beranjak dewasa rasanya semakin sulit menentukan cita-cita. Tapi ketika Aku usut lebih dalam, mungkin sebaiknya Aku memilih menjadi penulis, meskipun Ilmu dalam ke penulisan tidak seberapa, ya Kenapa harus ragu? Aku yakin pilihanku tepat. Soal ilmu, Aku akan selalu mencari cara agar mendapatkannya, mungkin melalui grup-grup literasi dan pembahasan masalah ke penulisan.
Ya, salah satu alasanku menulis adalah untuk mengejar Cita-cita. Hari ini dan esok Aku akan selalu berusaha meraihnya. Masalah bisa atau enggaknya, ya urusan belakangan. Sebab Aku yakin, Usaha tidak akan menghianati hasil.
•Mencari Bekal Akhirat.
Alasan terakhir dan alasan paling kuat mengapa Aku menulis, karena Aku ingin mencari bekal untuk perjalanan panjang nanti.
Ketika seseorang meninggal dunia, maka seluruh amalannya akan terputus, kecuali ilmu yang bermanfaat (yang ia bagikan kepada orang lain dan orang tersebut mengamalkannya), doa anak Sholeh, dan sedekah Jariyah.
Dengan giat menulis, Aku ingin menerbitkan tulisan-tulisan yang dapat bermanfaat untuk orang-orang dan untuk dunia serta akhiratku kelak. Jadi, bukan hanya sekedar hobi atau kegemaran saja, tapi kita bisa menjadikan tulisan tersebut sebagai ladang pahala, meskipun kelak kita telah tiada.
Palu, 7 Agustus 2020
Tentang Penulis :
Siti Maifa atau yang akrab di sapa Ifa, adalah seorang gadis yang akan berumur 17 tahun di Agustus 2020 nanti. Berdomisili di Parigi Utara, Sulawesi Tengah.
Gadis Pencinta hujan ini, memiliki cita-cita menjadi seorang guru sekaligus Penulis. Kalian dapat melihat karya atau coretan kecilnya di instagram @sitimaifa311.
🤧🤧🤧
ReplyDeleteMaifa😊
ReplyDeletemasyaAllah
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSemangat menulis dan berkarya.
ReplyDeleteGanbatte nabastala chan!!
ReplyDeleteHahahaha... Iya, Makasih Kembaran🙏
Deletebagus sekali isinya, menginspirasi. Terus semangat dalam berkarya ya kak!
ReplyDeleteIyahh makasih yah🙏
DeleteSemangat maifaa, saya yakin semua karya" kamu sangat Bagus dan tentunya bermanfaat. Smoga bisa menjadi pahala jariyah ya maifa.. Hamasa.. ����
ReplyDeleteMakasih Nadzifah🙏💙
DeleteBarakallahu fiik kakak. Semangat berkarya
ReplyDeleteWahh alasannya keren banget kak😊 semangat terus yah
ReplyDeleteMakasih🙏😝
DeleteSEMANGAT BERKARYA 😍
ReplyDeleteBagus kak
ReplyDeleteSugoi...
ReplyDeleteGanbatte...
Semangat berkarya kaka ,i can you strong 💪💪💪💪💪
ReplyDeleteTerimakasih kak🙏
DeleteSemangat peri🙃
ReplyDeleteMakasih Ily🤗
DeleteWah kita sependapat banget kak. Ngomong-ngomong aku udh liat karya kakak di medsos yang lain, bagus banget kak😍
ReplyDeleteSemangat ya kak buat nukis sesuatu yang bermanfaat! We are love you!!!
Terimakasih 🤭 semoga bermanfaat yah tulisan saya😊
DeleteAamiin😊 Terimakasih..
ReplyDeleteMasyaallah maifa✨
ReplyDelete