Oleh: Rizki Nisfi Ramdhini
Masing-masing dari kita pasti memiliki beragam alasan untuk menulis. Hal tersebut tentu wajar adanya bahkan penting. Mengapa? Karena alasan itu akan menjadi kekuatan tersendiri bagi penulis untuk menghasilkan tulisan yang diinginkan. Setidaknya ada 10 alasan mengapa kita harus menulis setiap hari tanpa terputus.
1. Merawat ingatan
Tidak dipungkiri bahwa daya ingat manusia ada batasnya. Terlebih jika dikaitkan dengan bertambahnya usia. Bukan sekedar isapan jempol belaka tentunya, beberapa penelitian telah membuktikan setelah menginjak usia 40 tahun, otak akan mengalami penurunan volume dan berat hingga 5% per 10 tahun, sehingga dapat menyebabkan proses berfikir menjadi lambat. Sebuah kenyataan yang sulit diterima oleh kita bukan? Oleh karena itu kita harus berupaya untuk merawat daya ingat sejak dini melalui aktivitas yang dapat menstimulasi otak, salah satunya menulis. Dengan menulis, kita akan dilatih berpikir kreatif untuk mengembangkan ide, menyusun dan merangkai kata hingga menghasilkan tulisan. Seperti pepatah mengatakan "semakin diasah, pisau akan semakin tajam". Begitu pula dengan otak, kita harus mengasah kemampuannya agar tetap produktif hingga fase akhir kehidupan.
2. Mengikat Ilmu
Menulis bukanlah bakat semata, bukan warisan dan bukan pula hal yang instan. Menulis adalah sebuah proses berkelanjutan untuk meningkatkan keterampilan diri dalam menemukan dan mengembangkan ide kreatif dan inovatif dari topik bidang ilmu yang dimiliki. Kemudian diabadikan menjadi karya tulisan yang bertujuan agar estafet ilmu pengetahuan tidak terhenti dan peradaban tetap terbentuk. Seperti apa yang disampaikan oleh Imam Syafi'i, "Ilmu adalah buruan dan tulisan adalah ikatannya. Ikatlah buruanmu dengan tali yang kuat. Termasuk kebodohan kalau engkau memburu kijang, setelah itu engkau tinggalkan terlepas begitu saja."
3. Ladang Kebaikan
Dalam proses menulis, kita harus berprinsip karya yang dihasilkan dapat menjadi ladang kebaikan untuk orang lain. Karya tulis yang harus menginspirasi, memotivasi dan memberikan manfaat bahkan menjadi pencerah serta solusi bagi mereka yang tengah menghadapi kerumitan dan kesulitan dalam kehidupan. Seperti Sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bahwasanya sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia" (HR. Ahmad).
4. Agar Dikenal
"Jika engkau ingin mengenal dunia, maka membacalah. Namun, jika engkau ingin dikenal oleh dunia, maka menulislah." Siapa diantara kita yang tidak mengenal kutipan bermakna tersebut? Sebuah kutipan inspiratif dari tokoh sastrawan legendaris Indonesia yang kata-katanya mampu menggugah semangat bagi siapapun yang membacanya. Dialah Pramoedya Ananta Toer, yang hingga kini karya-karyanya masih tetap dikenal bahkan mendunia meski penulis telah tiada. Dari sini kita dapat belajar, bahwasanya tidak ada sisi negatif yang kita peroleh dari menulis. Apapun yang kita tulis, selama itu dengan hati dan kejujuran maka akan bernilai manfaat untuk orang lain dan akan terkenang selamanya. Tentunya alasan agar dikenal bagi penulis bukanlah sebagai ajang pamer, melainkan sebagai ajang sosial untuk saling berinteraksi, berkomunikasi, berbagi dan memotivasi.
5. Melawan Hoax
Era digital menjadikan segala sesuatu serba canggih, mudah dan cepat. Hal tersebut tak lain dan tak bukan karena perkembangan teknologi yang semakin pesat. Terutama teknologi informasi dan komunikasi, yang kini mengalami pergeseran budaya dalam hal penyebaran informasi dari media konvensional ke digital. Baik buruknya pengaruh era digital tergantung bagaimana kita dalam menggunakan teknologi. Salah satu dampak dari penggunaan teknologi yang tidak tepat adalah penyebaran informasi hoaks yang meresahkan. Lalu apa yang harus kita dilakukan? Menulislah! Dengan menulis kita dapat menciptakan forum komunikasi dengan masyarakat untuk memberikan penjelasan secara detail. Kita juga dapat memotivasi para generasi milenial agar cerdas menyikapi berita hoaks sekaligus tidak mudah menyebarkan informasi yang belum jelas kebenaran dan sumbernya sehingga tidak melanggar Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)
6. Mengendalikan Bad Mood
Pada dasarnya bad mood adalah hal yang biasa terjadi dalam keseharian, yang dapat disebabkan karena stress, lelah, depresi dan sebagainya. Namun bukan berarti kita membiarkan hanyut terlalu dalam. Sudah barang tentu akan menjadi boomerang pada diri sendiri. Oleh karena itu, kita harus berupaya mengendalikan dan mengalihkan bad mood tersebut. Melalui apa? Salah satunya dengan menulis ekspresif. Dengan menulis ekspresif, kita dapat leluansa menuangkan curahan hati, sehingga pikiran dan hati akan kembali lega, kecemasan mereda dan tidak lagi terjebak di zona ruminasi yang berkepanjangan.
7. Sarana Melatih Disiplin Waktu
Menulis membutuhkan komitmen untuk tetap konsisten dan selalu berprinsip "hari ini harus lebih baik dari hari kemarin". Bisa dikatakan menulis adalah salah satu sarana untuk melatih disiplin, terutama waktu. Seringkali kita menganggap menulis harus menunggu mood yang tepat. Padahal anggapan itu keliru, menunggu mood hanyalah alibi semata atas rasa malas untuk menulis. Kurangnya ketegasan terhadap diri sendiri membuat kita sering kali memakluminya. Sehingga waktu hanya akan terbuang sia-sia tanpa wujud karya tulis yang nyata. Oleh karena itu kita harus segera move dari zona yang kita anggap nyaman namun belum tentu aman, zona yang membuat kita terlena dan akhirnya hanya akan membuat kita tergerus oleh zaman karena tak ada satupun goresan tulisan yang ditorehkan.
8. Sarana Aktualisas Diri
Psikologi Humanistik asal Amerika, Maslow menyebutkan bahwa aktualisasi diri termasuk ke dalam kebutuhan dasar manusia, setelah kebutuhan fisiologis dan psikologis. Aktualisasi diri merupakan kebutuhan tertinggi seseorang untuk menjadi apa yang diinginkan sesuai dengan potensi yang dimiliki. Tentu dalam proses pencapaiannya tidaklah mudah, diperlukan motivasi dan kerja keras untuk mengerahkan segala kapasitas dan kualitas diri. Menulis adalah salah satu sarana untuk memenuhi kebutuhan aktualisasi diri. Keduanya memiliki korelasi terkait aspek pengembangan diri untuk mencapai apa yang diinginkan, yakni karya dan pengakuan sosial agar dikenal.
9. Pikiran Kembali Fokus
Dalam aktivitas sehari-hari seringkali kita dikecohkan oleh hal-hal yang tiba-tiba terlintas dalam pikiran, sehingga membuat kefokusan kita menjadi berkurang bahkan hilang terlebih ketika dalam kondisi pikiran stres karena beban kerja yang bertubi-tubi. Jika kita tidak segera mengembalikan fokus maka aktivitas yang kita lakukan akan terhambat dan menjadi tidak produktif. Oleh karena itu kita harus segera menyegarkan kembali salah satunya dengan menulis. Dengan menulis kita dapat mengungkapkan apa yang menjadi belenggu secara leluansa. Hal tersebut tentunya sangat tepat bagi mereka yang berkarakter introvert. Kedua, dengan menulis kita akan terlatih fokus menyusun ide secara terstruktur dan sistematis hingga menjadi tulisan utuh dan menarik. Dengan demikian fokus akan tetap terjaga dan kita tidak mudah memikirkan hal lain yang bukan prioritas.
10. Menghasilkan Uang
Bisa dikatakan alasan ke-10 ini adalah alasan terakhir mengapa harus menulis. Meski masih banyak diantara kita menjadikan menulis sebagai alasan prioritas untuk menghasilkan uang. Tidak ada yang salah akan hal itu, hanya saja kurang tepat. Karena pada akhirnya tulisan kita hanya semata-mata mengejar royalti tanpa lebih dalam meninjau kualitas dan kebenarannya. Tentu hal tersebut akan berakibat fatal untuk diri sendiri terlebih orang lain. Alangkah baiknya, yang harus kita prioritaskan pertama adalah pengalaman diri untuk mengasah kemampuan menulis. Misalnya dengan aktif menulis artikel di beberapa platform seperti blog pribadi, times community sebagai kontributor website atau rutin mengikuti ajang perlombaan menulis dari berbagai instansi atau komunitas sosial. Jika tulisan kita sudah berkualitas dan memadai pasti uang akan mengikuti dengan sendirinya.
Semoga bermanfaat J
Tentang Penulis
Penulis lahir di Lampung Timur, 02 Mei 1988, penulis merupakan Pengajar di Pendidikan Biologi di UIN Raden Intan Lampung dan Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu Lampung, penulis menyelesaikan S1 di Jurusan Biologi FMIPA di Universitas Sebelas Maret Surakarta dan S2 di Jurusan Biosain di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Good topic
ReplyDeleteThank you ya miss...😁
DeleteInspirasi
ReplyDeleteIzin share bu.
Share sebanyak banyak nya juga boleh...😊
DeleteWriting, writing n writing never ending in our life, if we want be a Good Human.. Hehehe
ReplyDeleteHehe...lagi belajar un...semangat-semangat 😁
DeleteAktivitas yg sudah mulai dilupakan di masa sekarang, berganti dengan kecanggihan teknologi yg membuat orang terbuai...
ReplyDeleteBenar benar terbukti 10 alasan menulis ini, salah satu yang sangat saya rasakan adalah merawat ingatan.
ReplyDeleteMenginspirasi mbk... Izin share
ReplyDeleteSaran utk mengasah kemampuan menulis.... bermanfaat 👍
ReplyDeletehttp://artikel.ruangnulis.net/2020/08/menulis-sejarah-di-catatan-perjalananku.html