Oleh: Ananda Felony
Menulis untuk Kebaikan
Kebaikan bisa dilakukan dimana pun dan kapan pun serta dalam bentuk yang beragam. Bahkan Allah akan mencatat kebaikan yang kita lakukan walaupun sebesar biji sawi, udah kebayang sekecil mana biji sawi itu teman-teman, kecil banget.
Sekarang waktunya berbuat kebaikan dalam bentuk tulisan, kenapa tulisan? Karena ada dan tiadanya kita, tulisan yang kita buat bisa mengubah dunia dan peradaban. Contohnya adalah buku karya Imam Syafi'i yang berjudul Ar-Risalah, buku tersebut berisikan mengenai dasar dari fiqh yaitu Ushul Fiqh. Meskipun beliau sudah tiada, buku yang ia karang menjadi buku acuan bagi muridnya dan banyak orang dalam mempelajari Ushul Fiqh.
Menulis untuk kebaikan berarti kita berupaya menciptakan pahala yang terus mengalir meskipun orangnya sudah tiada. Inilah Alasan pertama yang memperkuat saya untuk terus menulis yaitu menulis untuk kebaikan.
***
Pengingat di kala lupa
Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baiknya bentuk, manusia adalah makhluk ciptaaan Allah yang paling baik dari makhluk yang lain. Kita sebagai manusia patut bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. Akal membuat kita berbeda dengan makhluk lainnya. Meskipun begitu manusia juga tak luput dari rasa lupa, karena manusia juga punya kekurangan dan kelebihan.
Penyakit lupa memang tidak ada obatnya, maka dari itu menulis membuat kita menjaga memori-memori penting tentang banyak hal. Menulis bisa membuat kita mengingat kembali, pelajaran yang kita tulis sehingga menjadi ilmu yang bermanfaat. Karena kita manusia yang banyak lupanya, menulis merupakan metode paling efektif untuk mengingat di kala lupa.
***
Legacy
Setiap manusia pada umumnya ingin dikenal baik oleh masyarakat, selalu ingin memberi kontribusi yang baik dalam bidang apapun. Kita sebagai manusia memiliki eksistensi untuk bisa mencapainya. Hanya saja kita harus terus mencoba, bagaimana bisa terus di kenang dengan baik, meski kita tidak ada lagi di bumi ini.
Orang hebat yang ada di bumi, pasti memiliki warisan yang akan bermanfaat untuk orang banyak contohnya, ilmuan seperti Ibnu Sina dan Al Khwarizmi yang memberi warisan di bidang kedokteran dan di bidang matematika. Karya yang mereka tulis menjadi sebuah warisan untuk banyak orang, yang pastinya bermanfaat sekali untuk kemaslahatan orang banyak. Dan menulis berarti sedang proses menciptakan legacy.
***
Mengisi Waktu Luang
Allah memberi waktu sebanyak 24 jam kepada setiap manusia, tidak ada yang kurang maupun lebih. Semua mendapatkan porsi yang sama. Tetapi mengapa kualitas hidup kita berbeda, padahal waktu yang diberikan sama. Waktu ibarat pedang, pedang akan bisa bermanfaat apabila si pemegang membawanya ke arah yang baik, namun pedang bisa membuat orang celaka.
Masa-masa Pandemi seperti sekarang saatnya kita memanfaatkan waktu yang diberikan Allah, bukan malah kita mengeluh dengan apa yang terjadi. Saatnya kita bisa bermanfaat dengan mengisi waktu luang ke arah yang positif. Menulis adalah salah satu cara, membuat kita bisa bermanfaat lewat tulisan yang kita buat. Menulis bukan hanya sekedar mengisi waktu luang tetapi terapi untuk diri.
***
Menambah Relasi
Bagi saya relasi adalah rezeki. Dengan mengikuti pelatihan menulis, saya di kumpulkan dengan orang-orang yang se-frekuensi. Bertemu lewat virtual dan memberi semangat satu sama lain. Inilah relasi yang membawa pada keberkahan. Menulis membuat kita bisa bersilahturahmi dengan teman-teman di seluruh penjuru Indonesia. Berbagi pengalaman, berbagi kasih sayang, dan saling mendoakan adalah nikmat yang sangat luar biasa.
Relasi adalah rezeki yang diturunkan Allah kepada kita yang mau menjemputnya. Meski tk bisa bertemu langsung tapi semua terasa dekat ketika seseorang membaca tulisan yang kita tulis di sosial media. Karena relasi adalah rezeki, mari sama-sama kita menjemput rezeki kita meski lewat virtual.
***
Momentum
Menulis menciptakan momentum yang akan kita kenang sepanjang masa. Moment membuat hidup terasa lebih bermakna, tanpa moment hidup menjadi suram tidak ada warna di dalam kehidupan. Padahal setiap detik, menit, jam yang kita lalui adalah moment terbaik yang kita jalani. Menulis membuat sebuah rasa yang tidak baik-baik saja menjadi pelajaran terbaik karena pengalaman adalah guru terbaik.
Semua moment adalah hal yang baik bagi kita, meskipun itu adalah hal terburuk yang pernah kita jalani. Moment terburuk misalnya persoalan hati, adanya hati yang tersakiti moment ini memang tidak mengenakan tetapi jika kita melihat dari sisi positif sebuah kejadian bisa berubah menjadi hukmah dan akan menjadi pelajaran bagi kita.
***
Keluar dari Comfort Zone
Memilih rebahan adalah hal yang paling indah bagi mereka yang mendapat gelar 'kaum rebahan', hidup santai tanpa beban. Tidak ada hal-hal yang menantang bagi mereka, hidup mengikuti arusnya (hanya ikan mati yang mengikuti arus). Tapi ketika memutuskan untuk menulis berarti kita memutuskan keluar dari zona nyaman. Tidur tidak selalu nyenyak, kadang suka bergadang, pemikir keras untuk mendapatkan ide, dan masih banyak hal yang lain.
Keluar dari zona nyaman memang sedikit sulit, karna ketika sudah nyaman akan sulit kembali, banyak dari kita malah terjebak. Terjebak di zona yang tidak baik-baik saja. Keluar dari comfort zone adalah keputusan besar bagi kita kaum milenial yang produktif. Memiih berkarya bukan banyak gaya. Menjadi berharga dengan karya yang luar biasa. Menjadi penulis handal.
***
Belajar Mandiri
Setiap tahapan menjadi acuan, apakah kita memang layak menjadi penulis yang hebat. Menjadi seorang penulis adalah keputusan setiap orang, malah menulis menjadi sebuah kewajiban. Bagaimana pun setiap orang yang ingin menyelesaikan tugas kuliah selalu berpatokan pada penelitian yang dibuat serta skripsi. Bukankah semua tahapan itu memerlukan cara kita untuk menulis??
Menjadi penulis berarti mencoba belajar dari setiap kejadian dan peristiwa. Belajar mandiri mencari semua informasi yang tersedia di dalam internet. Belajar membuat kita memperbesar kapasitas kita sebagai penulis pemula. Bahkan belajar merupakan kewajiban kita sebagai seorang muslim sejati.
***
Menantang
Setelah mengikuti kegiatan menulis, membuat diri semakin terpacu untuk belajar, lebih tepatnya belajar untuk membuat mood menulis menjadi lebih baik dengan terus mencoba menulis, karena kunci menulis adalah menulis. Masalah tata bahasa urusan kesekian, yang diperlukan hanyalah sebuah kekuatan untuk mencoba memulai menulis dan menyelesaikannya.
Menulis menjadi sebuah upaya menaklukan diri sendiri dari kemalasan dan kemageran yang mengoda datang. Tantangan yang paling sulit adalah diri kita sendiri. Diri yang sangat suka dengan keadaan yang nyaman. Karena ketika kita menulis hanya diri kita yang bisa mengendalikannya. Menulis juga menjadi ajang pendisiplinan diri agar selalu nulis sehari selembar.
***
Berani berpendapat
Memiliki kebebasan berpendapat adalah nikmat terindah yang patut kita syukuri, dengan begitu kita diberi ruang untuk berpendapat dengan bebas. Menulis memberi kita kesempatan menyalurkan apa yang kita senangi. Bayangkan ketika kita tidak bisa berpendapat, kita merasa terbatas dan tidak bisa berkembang.
Berani berpendapat juga ada hal yang positif dan negatif, gunakan dengan sebaik-baiknya nikmat ini, jangan sampai kita gunakan kearah yang negatif. Kita berani menyerukan hal yang positif dan hal yang bermanfaat untuk orang lain. Menulislah terus agar tulisan kita bisa menyebarkan vibrasi yang positif. Ingat kembali niat awal kita bahwa kita menulis untuk kebaikan yang akan lakukan. Tak jarang dari kita sulit mengeluarkan pendapatnya karena kurangnya mental, kita bisa belajar berargumentasi dengan banyak cara yaitu membaca.
Tentang Penulis
Ananda Felony, lahir pada tanggal 05 November 1998 di Takengon Kota dingin. Seorang pemimpi yang berjiwa tangguh. Sekarang sedang menjadi pejuang Skripsi karena sudah berada di tahapan akhir perkuliahan. koki handal di usaha sendiri @kiosjajananda. Sedang menggarap project podcast di @sajaksirama. Jika ingin bertegur sapa bisa langsung via instagram @felonyananda.
ReplyDeleteTulisan saya:
Berawal dari Hati
Mari saling berkunjung.π
Semangat, Teh π
ReplyDeleteSemangat ndotπ
ReplyDeleteKeren dek..
ReplyDeleteSemangat y
Makasih kak mastura π
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteLuar biasa...
ReplyDeleteterus berkarya dek bismillah jika tekun pasti bisa