Mengenang dan Dikenang

Oleh: Resty Juliana


Sangat sulit menjadi pelupa, bahkan untuk hal-hal penting terkait hati dan perasaan. Maka untuk mengenang semua, kurangkai mereka lewat kata, entah itu puisi ataupun prosa. Terkusus rasa sakit dan kecewa. Semua tertuang dalam goresan asa, yang akan dibaca kembali ketika waktu luang tiba, dan kujadikan pengingat agar jangan sampai terulang kali kedua.

Setelah mengenang luka, rangkaian kata akan menyusun kalimat suka. Aku bersyukur pernah kecewa, tapi tak ingin menyerah untuk menggapai bahagia. Tulisanku akan merajut cita dalam bingkai masa depan. Menuntun kaki untuk sampai pada tujuan, dan menguatkan diri agar tahan dengan segala rintangan.


Suka dukanya, manis pahitnya, segala yang tergores dalam tulisan, kuharap penuh manfaat dan riuh kesan. Tiada yang paling indah selain telah sampai semua pesan. Tentang kehidupan dan segala lika-likunya yang penuh dengan alasan.

Andai baik, ambil ia sebagai pengajaran. Andai buruk, maka kurela bila ia kautinggalkan. Begitulah nasib tulisan. Walaupun yang kuingin hanyalah menyampaikan tentang kebaikan. Tapi kadang tak sengaja terselip khilaf dan banyak kesalahan.

Meski demikian, aku masih terus menulis. Karena kesalahan bukan tempat untuk berhenti, tapi perlu dijadikan sebagai batu loncatan. Salah sekali, akan membuatku ingin menulis kembali ratusan kali. Karena untuk memperbaiki kesalahan, tidak cukup hanya dengan penyesalan. Untuk membuktikan kebenaran, sangat perlu akan sebuah perubahan.

Dalam jalan menuju perubahan, akan banyak rintangan dan cobaan. Maka, itu akan terasa sangat sulit untuk dilalui sendirian, dengan menulis aku menemukan banyak teman, yang siap memberi dukungan serta semangat positif untuk bergandeng dan beriringan.

Tidak hanya kata-kata semangat, dari menulis aku juga terkadang mendapatkan kritik yang amat menyengat. Sakit memang jika dipikirkan, apalagi bila sampai harus dirasakan. Namun tak mengapa, dari sana aku menulusuri banyak perbedaan pendapat, yang pada akhirnya mampu membuat suatu spekulasi atau opini yang lebih akurat.

Berbicara tentang opini. Banyak suara lantang yang sering tidak terdengar, karena beberapa orang sangat pandai berpura tidak mendengar. Dengan menulis, banyak opini yang berbicara. Jadi, walaupun terkadang tidak punya kesempatan untuk bersuara, aku tetap bisa menuliskan pendapat, meski hanya lewat aksara.

Dalam waktu dekat antologi pertamaku akan segera terbit, sungguh aku telah menulis bertahun lamanya namun tak pernah menyangka bila akhirnya sebentar lagi aku akan bisa membaca tulisanku sendiri pada beberapa lembar halaman sebuah buku. Aku bercita-cita suatu saat nanti akan menulis penuh bukuku sendiri, jika pun harus berteman, biarlah itu dengan seorang pasangan.

Dalam tulisan, aku ingin dikenang. Entah itu sebagai yang kalah ataupun pemenang. Kala gulita sunyi dan terang benderang. Aku ingin dikenang sebagai pejuang. Yang tak menyerah walau kadang bernasib malang. Walau ujian silih berganti datang menghadang.

Dan dengannya aku mengenang dan dikenang..

 

 

(Tembilahan, 08 Agustus 2020)

Tentang Penulis:

            Namaku Resty Juliana, akrab disapa dengan panggilan Resty, lahir pada 25 Juli 1998 di Tembilahan, Indragiri Hilir, Riau. Selain menulis aku juga memiliki hobi dibidang desain grafis. Jika ingin mengenal lebih jauh, silakan menghubungiku via email restyjuliana25@gmail.com, Instagram dan Facebook Resty Juliana.


Share:

1 comment :

Design Prokreatif | Instagram Ruang_Nulis