Oleh: Aishayu08
Bagiku, menulis bukan sekadar menggurat kertas dengan pena. Kisah-kisah kecilku yang hampir hilang dari ingatan, kuabadikan dengan menulis. Rencana hidupku yang nyaris terlupakan kuperingatkan lagi pada diriku dengan cara menulis. Emosiku yang meluap-luap, kulampiaskan dengan menulis.
Kenapa aku menulis?
Alasannya tidak bisa dibilang sedikit. Jadi, maukah kamu meluangkan sedikit waktumu untuk membaca alasan-alasanku menulis?
1 – SUKA
Pujangga yang senantiasa bermain dengan kata.
Wanita yang mengubah sekitarnya dengan pena.
Pemuda yang menangis lewat kata-kata.
Ya, ini tentang mereka. Bukankah mereka luar biasa?
Ah, bukan. Ini bukan cuma tentang sastrawan.
Ini tentang mereka yang mengubah sekelilingnya, menghibur dirinya, dengan melakukan hal yang disukainya.
Apa yang kamu kejar? Di mana kamu merasa kurang? Kenapa kamu merasa demikian, padahal kamu lebih ahli dari semua orang?
Mungkin karena kamu tidak suka. Apa pun yang kamu kejar, kalau bukan karena suka, kamu pasti kalah.
Carilah, dan kejar hal yang kamu suka. Untukku, itu ada pada aksara.
Jadi, alasanku menulis yang pertama, tentu saja karena aku suka.
2 – TANGAN
Aku menulis karena hanya tanganku saja yang mampu bercerita.
Aku menulis karena hanya tanganku saja yang bisa mengurai, merajut, dan menyusun kata-kata.
Aku menulis karena hanya tanganku saja yang bisa menangis, menjerit, dan tertawa.
Aku menulis karena hanya tanganku saja yang bisa mengubah dunia.
Aku menulis karena hanya tanganku saja yang bisa melukiskan imajinasi, membawa ke dunia ilusi.
Aku menulis karena hanya tanganku saja yang bisa menghanyutkan orang dalam lautan emosi.
Setiap aku menulis, tangankulah yang menciptakan duniaku sendiri. Tangankulah yang menumpahkan perasaanku di atas kertas. Tangankulah yang mengubah sekitarku.
Alasanku menulis yang kedua, karena satu-satunya senjataku adalah tanganku.
3 – MAJU
Seorang introvert, bisa saja memilih untuk membuka matanya dan maju.
Seorang pendiam, bisa saja memutuskan untuk mendongak dan mengubah dunianya dengan bersuara.
Seorang penakut, bisa saja memilih untuk berhenti memejam, dan menghadapi ketakutannya.
Siapakah mereka, sang introvert, pendiam, dan penakut? Aku.
Kenapa aku memilih menutup mulut dan menulis, bukannya maju seperti mereka?
Karena aku memilihnya. Meski aku bisa berteriak atau berlari, aku yang memutuskan untuk diam dan menulis.
Inilah caraku untuk maju. Karena saat menunduk dan mulai menulis, para penulis menciptakan ceritanya sendiri dan menjadi tokoh utama di sana.
Jadi, alasanku menulis yang ketiga, karena aku ingin maju dengan caraku.
4 – JUJUR
Aku selalu melakukan segalanya di depan publik, menjadi sempurna seperti yang orang harapkan.
Apakah aku sudah menjadi apa yang aku mau? Tidak. Aku menjadi apa yang orang mau. Aku tersenyum di depan kamera, dan orang-orang melihatku sebagai sosok yang kuat.
Ketika aku masuk ke dalam duniaku sendiri, yang tidak berisi jutaan kamera dan mata, tapi berisi jutaan cermin yang menampakkan diriku sendiri, baru aku bisa menjadi diriku. Aku menangis, berteriak. Karena yang bisa menerima diriku apa adanya, adalah aku.
Dan menulis adalah cerminnya. Menulis bisa menjadikanku apa adanya, seseorang yang payah dan lemah. Saat menulis, aku menjadi seseorang yang jujur.
5 – INGIN MENGINSPIRASI
Aku tidak bisa mengingat kapan pertama kali mulai membaca.
Tiba-tiba aku sudah terhanyut. Tiba-tiba sastra dan aksara sudah menjadi penting bagiku.
Pertama kali menulis, di tahun pertama Sekolah Dasar. Awalnya karena iseng saja. Tapi, setelah tulisan pertama selesai, ternyata reaksi orang-orang tidak biasa. Dan aku berpikir, kalau cerita kecil seperti itu saja bisa memengaruhi pikiran orang lain, kenapa tidak kubuat cerita yang lebih besar dan bisa menginspirasi lebih banyak orang?
Sejak saat itu, aku tergerak untuk menggerakkan hati orang lebih banyak lagi. Dan karenanya, aku tidak pernah berhenti menulis.
6 – BUTUH
Aku suka mencoba hal baru.
Kalau ditanya soal mata pelajaran kesukaan, itu matematika. Walaupun memusingkan, rasanya menyenangkan memecahkan angka-angka yang rumit itu.
Kalau ditanya soal keahlian, itu berpidato. Saat di kelasku ada presentasi mendadak, aku yang paling bersemangat.
Lantas, kenapa aku memilih menulis?
Karena menulis bukan hanya hal yang aku suka, tapi hal yang aku butuhkan.
Saat depresi, aku tidak bisa memecahkan rumus-rumus. Yang bisa kulakukan hanya membuka buku, menulis, menangis dan berteriak lewat kata-kata.
Saat gugup, aku tidak bisa berorasi. Yang bisa kulakukan hanya mengungkapkan perasaanku di atas kertas.
Jadi, alasanku menulis, karena aku membutuhkannya.
7 – PERUBAHAN
Pernah dengar kisah Harland Sanders?
Singkatnya, ia selalu gagal semasa hidupnya. Sejak masa kecilnya sampai berkeluarga, hidupnya mengenaskan.
Suatu saat, ia memutuskan untuk mengakhiri hidupnya. Namun, di detik terakhir sebelum ia membunuh dirinya sendiri, ia memilih untuk mengambil buku dan pena, menuliskan hal-hal yang ia inginkan. Di detik terakhir sebelum ia menyerah, sebuah buku menyelamatkannya dan menciptakan harapan baru baginya.
Dan sekarang, Harland Sanders telah menjadi Kolonel Sanders yang kita kenal sebagai pendiri restoran KFC yang sukses.
Dilihat dari kisah itu, bukankah menulis dapat mengubah seseorang?
Karena itulah aku menulis. Karena aku juga ingin merasakan perubahan yang luar biasa itu.
8 – MENGUATKAN
Bagiku, menulis itu seperti air. Bentuknya bermacam-macam, mengalir, menyebar-nyebar, membagikan manfaat.
Sebagian orang hanya melihatnya sebagai benda cair yang lemah. Namun, nyatanya, ia begitu kuat dan mampu menguatkan yang lain.
Dan aku adalah tumbuhan yang rapuh, lemah dan mudah diinjak-injak.
Menulislah air bagiku, menulislah yang membuatku kuat. Sejak menulis, lambat laun aku mulai berkembang, membesar, dan semakin kokoh.
Jadi, alasanku menulis, karena menulis adalah air bagiku–aku yang merupakan tanaman yang lemah. Menulis selalu membuatku kuat.
9 – TEMAN
Aku seorang introvert. Berteman adalah hal tersulit bagiku.
Teman pertamaku adalah buku-buku. Saat anak-anak lain memilih untuk berkumpul dan bermain, aku lebih memilih menyendiri dan membaca. Saat semua orang berbincang dan tertawa tanpa memedulikanku, teman yang selalu menemaniku adalah buku.
Dan buku mengenalkanku pada tokoh-tokoh yang luar biasa. Buku-buku yang awalnya adalah satu-satunya teman bagiku, juga mengajarkanku untuk lebih berani dan mau mencoba berteman dengan orang lain.
Karena itu aku menulis. Karena aku ingin, meski aku sudah tiada nanti, kisah-kisahkulah yang akan menjadi teman bagi orang lain.
10 – AKU
Kenapa aku menulis?
Kenapa ketika orang lain saling berinteraksi satu sama lain, aku lebih memilih berinteraksi dengan sastra?
Kenapa aku tergerak untuk menulis dan menggerakkan hati banyak orang?
Kenapa aku mengikuti tantangan ini?
Kenapa aku masih suka menulis?
Kenapa? Rasanya baru kemarin aku berjalan masuk ke dunia sastra, tiba-tiba saja sudah sejauh ini.
Bagaimana bisa aku sampai di sini? Sejak kapan?
Apakah ketika aku mulai tertarik pada buku-buku? Ketika aku mulai tertawa dan menikmati saat aku membaca dan menulis?
Atau ketika aku memilih untuk masuk ke dunia sastra?
Oh, benar. Saat itu akulah yang pertama kali memilih.
Kalau begitu, alasan terakhirku menulis, karena AKU.
Tentang Penulis:
Aishayu08 (Instagram: @pramestiaisyahayu, Wattpad: Aishayu08) adalah seorang pemula di bidang menulis. Memercayai bahwa seorang profesional terlahir dari seorang amatir yang tidak pernah menyerah. Menggemari genre fantasi dan thriller, sehingga sering dijuluki psikopat oleh sang kakak. Karya-karyanya bisa dibaca di blog www.duniaajaibaisyah.blogspot.com.
Keren!!
ReplyDeleteKini ustdazah sudah tidak meragukan lagi keberbakatanmu di dunia sastra. Lanjutkan demi menggapai asa. Semoga karya-karyamu dapat menginspirasi orang yang membaca dan kamu bisa jadi yang terdepan dengan caramu. Nikmati, jalani, dan syukuri karunia Illahi Rabbi.
ReplyDeleteAnak hebat akan melahirkan karya hebat.
ReplyDeleteSukses buat anansa Aisyah
Keren oce..
ReplyDeleteTambah keren bila sub judul 10 alasan tidak terlalu singkat ( 1 kata). Krn pikiran cepat nenghapal krn adanya pengulangan..
Tetap semangat..
Menulis Membangun Aset
Mudah dipahami dan menginspirasi
ReplyDeleteUntuk memulai pastilah dari anak tangga yang paling bawah..terus mendaki sampai atas...kereenz
ReplyDelete