ALASAN SAYA MENULIS



Oleh: Silvi Aulia

 

Setiap penulis pasti memiliki alasan yang membuatnya tetap menulis. Sebagai penulis pemula, tentu saya masih harus banyak belajar tentang bagaimana caranya menulis yang baik dan benar. Bahkan, rasa kurang percaya diri terhadap tulisan sendiri, masih saja kerap hadir. Namun, seorang sahabat mengatakan, bahwa kita harus yakin dengan apa yang kita buat sebab setiap orang memiliki kemampuan dengan versinya masing-masing.

 

Alhamdulillah, kali ini saya berhasil menyelesaikan tantangan sepuluh hari menulis yang diadakan oleh Ruang Nulis. Meskipun temanya sangat sederhana, namun untuk meralisasikannya ternyata gampang-gampang susah, hehe.

 

Berikut adalah alasan saya menulis.

 

1. Media Curhat

Banyak orang yang menjadikan menulis sebagai media untuk curhat. Semua ini berawal dari kesukaan saya menulis di buku harian sejak duduk di bangku Tsanawiyah hingga Aliyah. Segala keluh kesah selalu saya tumpahkan dalam buku harian itu. Mulai dari yang mengasyikkan sampai yang menyedihkan. Karena bagi saya, lebih nyaman curhat melalui tulisan daripada curhat melalui lisan.

 

2. Iseng

Setelah masuk kuliah, saya vakum dalam menulis buku harian. Bahkan semua buku harian yang sudah tulis, saat ini sudah bertransformasi menjadi abu. Perkara hati, saya membakar semuanya hingga tak bersisa. Menjelang akhir semester, sahabat saya mengajak untuk mengikuti tantangan menulis selama tiga puluh hari. Dengan iseng, saya mencoba mengikutinya. Alhasil, saya malah menjadi ketagihan sampai sekarang.

 

3. Penyembuh Luka

Seseorang bilang, menulis itu untuk menyembuhkan luka. Selama saya vakum menulis buku harian, yang saya lakukan hanya menangis di pojokan kamar. Ada rasa mengganjal yang tak bisa saya utarakan, yaitu rasa sakit dan hati luka karena ditinggalkan. Ketika saya memulai untuk menulis lagi, barulah perlahan-lahan luka itu mulai terobati. Dengan menulis, saya bisa menceritakan apapun dengan bebas tanpa takut diabaikan.

 

4. Introver

Saya menulis karena saya adalah introver. Sebagai seorang introver yang berhati lembut, saya kesusahan dalam mengutarakan perasaan. Saya tidak pernah jujur kepada orang-orang tentang apa yang saya rasakan. Semuanya saya pendam sendiri, sehingga seringkali saya melampiaskannya dengan tangisan. Kalaupun saya bercerita, saya hanya berani melalui tulisan. Kalian tidak akan mendapatkan apapun dari saya jika kalian bertanya langsung secara lisan tentang apa yang saya rasakan. Tapi dengan tulisan, saya pastikan kalian akan mendapatkannya dengan jelas.

 

5. Suka Membaca

Membaca adalah hal yang paling menyenangkan bagi penulis. Sewaktu sekolah dahulu, saya tak pernah absen meminjam buku-buku di perpustakaan hingga menyandang predikat sebagai "The Best Reader". Setiap kali saya selesai membaca, keinginan saya untuk membuat suatu karya dalam bentuk tulisan menjadi semakin kuat. Itu sebabnya saya menulis, saya juga ingin karya-karya saya bisa dinikmati oleh orang banyak.

 

6. Dunia Fantasi

Sebagai seorang pengkhayal, terkadang saya lebih betah berada di dunia fantasi daripada di dunia nyata. Di sana saya bebas berekspresi, berbuat sesuka hati tanpa ada yang mengusik, saya bebas menciptakan alur cerita saya sendiri. Daripada saya menikmati sendiri cerita yang saya buat, lebih baik saya tuangkan ke dalam tulisan untuk dinikmati bersama-sama . Jadi, pertama-tama saya pergi ke dunia fantasi untuk merangkai cerita, lalu pulang ke dunia nyata untuk menuliskan cerita hingga lahirlah sebuah karya.

 

7. Lebih Terkontrol

Bagi saya, menulis adalah salah satu media untuk mengingat hal-hal penting. Melalui catatan-catatan kecil yang saya buat, membantu saya mengaplikasikan rencana-rencana yang sudah saya susun. Menulis juga mengajarkan saya untuk lebih mengontrol keuangan. Dahulu, saya selalu mencatat semua pengeluaran dan pemasukan. Kemudian karena kesibukan, saya menjadi jarang mencatat dan hal itu malah membuat keuangan saya menjadi amburadul. Sebab itulah saya menulis, selain bisa mengingatkan saya pada hal-hal kecil, menulis juga membuat kondisi keuangan saya sangat baik.

 

8. Mengabadikan Momen

"Menulis adalah bekerja untuk keabadian." (Pramoedya)

 

Kalimat di ataslah yang menjadi salah satu alasan saya untuk menulis. Selain dengan gambar, saya juga senang mengabadikan momen melalui tulisan. Saya sadar, manusia kapan saja bisa mati, tapi tidak dengan tulisan. Mereka akan tetap abadi meskipun penulisnya telah tiada. Penulis akan tetap dikenang dengan cara membaca karya-karyanya.

 

9. Mengisi Waktu Luang

Selama masa pandemi, kebanyakan orang menghabiskan waktu hanya dengan rebahan. Berbeda dengan saya yang menjadikan pandemi ini sebagai ajang untuk konsisten dalam menulis. Berbagai event saya ikuti dan Alhamdulillah sudah menghasilkan dua karya buku antologi. Menulis membuat saya bisa mengisi waktu luang dengan hal-hal yang positif meskipun saya menulisnya sambil rebahan, hehe.

 

10. Mempunyai Banyak Teman

Awal saya masuk dunia literasi karena ajakan dari sahabat-sahabat saya. Setelah itu, kami vakum dari dunia kepenulisan dan saya memberanikan diri untuk melanjutkan hobi saya tersebut sendirian. Saya mulai mengikuti beberapa grup kepenulisan, ada rasa canggung karena saya tidak mengenal siapapun di sana. Namun, seiring berjalannya waktu, saya banyak mengenal bahkan berteman dengan para penulis hebat. Salah satu bukti nyatanya adalah dengan mengikuti tantangan ini, setiap hari postingan saya selalu mendapat komentar semangat dari mereka. Mendapat dukungan dari sesama penulis membuat saya lebih semangat lagi untuk tetap menulis dan menghasilkan karya.

 

Sungguh, apapun alasan kita menulis, jangan lupakan bahwa sejatinya kita menulis karena-Nya. Atas izin dari Allah, makanya kita bisa menulis, menghasilkan karya-karya yang bisa dinikmati oleh orang banyak.

 

Sebelumnya, terima kasih banyak untuk kalian yang sudah menyempatkan waktunya untuk mampir dan membaca tulisan ini. Jazakumullahu khairan.

 

Binjai, 08 Agustus 2020

 

Tentang Penulis:

Dia adalah seorang introver, hobi membaca dan menulis serta sering menyebut dirinya sebagai Pecinta Biru Penikmat Senja hingga memunculkan sebuah nama pena, Catatan Senja Biru. Gadis bernama asli Silvi Aulia ini, lahir di Kota Binjai, Sumatera Utara, 22 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1998. Follow instagramnya, @vii_aulia18.

 

 

 

 

 

 

Share:

16 comments :

  1. Tak ada yang tak mungkin jika menjalani dengan hati yang ikhlas🥰

    ReplyDelete
  2. Semangatt untuk meraih mimpi

    ReplyDelete
  3. Masyaa Allah. Semangat, Kak Silvi. 😍

    ReplyDelete
  4. Ah, ternyata kita sama kak. Sama sama introvert wkwk Menulis adalah jalan ninja kita menyampaikan semuanya hehe

    ReplyDelete
  5. Wahh bagus sekali sangat menginspirasi. Semangat terus silvi😻

    ReplyDelete
  6. MasyaaAllah, keren, kak😍
    Semangat terus

    ReplyDelete
  7. Semoga tulisan kita dapat memberi manfaat pada orang banyak ya...semangat nulis tiap hari...🥰

    ReplyDelete

Design Prokreatif | Instagram Ruang_Nulis