Oleh: Annisa
Pertanyaan tentang why adalah ruh dari sebuah keberhasilan yang diperoleh. Tanya caranya saja, tanpa didorong oleh why, maka kita hanya akan mendapati trik-trik atau teknik-teknik yang kering.
"Buat apa kita nulis? Hobi? Gaya-gayaan? Pengen dianggap keren? Pengen terkenal?"
Banyak sekali orang yang menulis supaya dianggap KEREN.
Kenapa kita harus menulis? Karena sudah waktunya kita membuat sebuah perbaikan. Perbaikan untuk masa yang akan datang.
Sebagian orang bilang "Writing is not my Passion!"
"Hey, it's not about Passion guys!"
"Ini tentang cita-cita dan motivasi!"
Sebuah impian yang besar, akan memunculkan gagasan-gagasan besar. Menulis bukan lagi masalah keinginan, tapi menjadi sebuah KEHARUSAN. Gimana pun juga sepakat atau tidak tulisan yang kita tulis akan benar-benar memberikan pengaruh kepada pembacanya. Tulisan berpengaruh akan memberi perubahan, perubahan juta orang akan mengubah peradaban.
Berapa juta orang yang terpengaruh oleh postingan propaganda media sosial? Berbagai macam hoax disebar. Sependek apapun ia akan berpengaruh ke banyak orang yang membacanya. Dengan tulisan yang pendek saja sudah bisa mempengaruhi banyak orang, apalagi dengan buku yang kita tuliskan.
Secara tidak langsung menulis berarti sedang menyebar kebaikan. Dimana pembaca merasakan kemanfaatan dari apa yang kita tulis, baik itu berupa inspirasi, motivasi, pemahaman atau pengalaman realitas kehidupan.
Menulis membantu usaha saya untuk menjadi manusia bermanfaat, karena sebaik-baik manusia adalah mereka yang bermanfaat bagi manusia.
Sebuah kutipan yang menjadi salah satu sumber inspirasi bagi saya untuk menulis.
"Ikatlah ilmu dengan menulis." -Ali bin Abi Thalib
Manusia diberikan akal oleh sang Maha pencipta untuk mempelajari, menyampaikan, dan mengingat suatu hal. Tetapi ingat bahwa manusia mempunyai keterbatasan dimana sampai waktunya semua akan terlupakan, satu persatu akan hilang dibenak bagaikan pasir yang terseret ombak. Untuk meminimalisirnya maka ikatlah dengan tulisan.
Ketika kita mati, maka terputuslah semuanya. Kecuali ada tga hal seperti yang dijelaskan dalam agama. Apa itu? Tiga hal tersebut adalah Sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan doa anak soleh.
Dari tiga hal tersebut sebagai bagian dari menulis adalah ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat akan bisa memberikan manfaat dan selamanya akan bermanfaat ketika diikat dengan tulisan. Tulisan merupakan media dalam menyampaikan gagasan, ide, pemahaman tentang konsep yang kita miliki kepada orang lain yang tak akan lapuk dan hilang ditelan zaman.
Menulis merupakan salah satu aktifitas yang membantu daya ingat otak, konsentrasi menjadi kuat dan tajam. Menulis juga salah satu cara menjaga agar fungsi otak bekerja dengan baik dan maksimal, sehingga menulis dapat memberikan dampak positif untuk kinerja otak, yang mana jika otak tidak digunakan, kinerja otak lama-kelamaan akan menurun. Salah satu cara saya bersyukur atas otak yang telah diberikan oleh Sang Maha Pencipta dengan menulis.
Menulis memaksa saya untuk berpikir. Menuntut otak untuk terus bertanya dan mencari jawaban-jawaban dalam penghambatan tulisan. Sampai akhirnya saya mendapatkan ide mengenai solusi yang dihadapi, secara tidak langsung menulis membantu saya mengembangkan pola berpikir kritis.
Semua orang pasti memiliki impian. Impian yang mengantarkan kebahagian, baik duniawi maupun ukhrowi, baik untuk diri sendiri maupun orang yang kita sayang. Menulis salah satu cara saya menuai impian saya. Dengan menuliskan impian, saya bisa melihat target-target yang belum saya capai.
Pengalaman yang saya miliki mungkin tidak istimewa dipandangan orang lain, tapi akan selalu istimewa bagi diri saya sendiri dan akan lebih istimewa jika saya abadikan dalam tulisan. Dimana tulisan membantu saya dalam mengenang semuanya, sehingga ada saatnya dimana saya menertawakan pengalaman yang saya pernah alami, baik suka maupun duka.
Ide terkadang bisa pergi dan datang tiba-tiba. Saat kita diam, kerja, belajar, atau saat kita di WC. Dengan menuliskan ide yang datang bisa meminimalisir kepergiannya. Begitu pun dengan rasa, saya belum bisa mengekspresikan sepenuhnya secara nyata, baik sedih maupun bahagia. Namun, bila saya sedang merasakan kedua hal itu, secara tidak sengaja untaian-untaian kata tertulis secara tiba-tiba.
Saya suka ketika berlama-lama dengan pena, yang dapat menuangkan kata, menyatu menjadi indah menjelaskan semesta bagi para pembaca. Dengan menulis saya dapat mengungkapkan tanpa harus bicara. Semua itu karena cinta, sebagaimana kutipan :
"Didalam cahaya-Mu aku belajar mencintai. Didalam keindahan-Mu aku belajar menulis." -Jalaludin Rumi
Biodata Narasi Penulis
Penulis adalah seorang gadis yang dilahirkan di Majalengka, Jawa Barat, tanggal 15 Juli 2001, dengan nama lengkap Annisa. Biasa dipanggil nisa atau ninis. Tercatat sebagai mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Syekh Nurjati Cirebon. Jejak bisa ditemukan di akun instagram @annisa_niniss. Dengan niat yang teguh tiada jalan terlalu jauh untuk ditempuh.
Keren de🤗😍
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
Delete